Laporkan Masalah

PROSPEK PERKEMBANGAN AGLOMERASI INDUSTRI FURNITUR DARI KAYU DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN MENJADI KLASTER

RINA WULANDARI, Retno Widodo Dwi Pramono, S.T., M.Sc., Ph.D; Widyasari Her Nugrahandika, S.T., M.Sc.

2017 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Konsep klaster industri menjadi rujukan kebijakan bagi pengembangan ekonomi wilayah di berbagai Negara. Bercermin pada keberhasilan beberapa negara maju dan berkembang yang sukses mengembangkan klaster industri, Pemerintah Indonesia menetapkan pendekatan klaster industri untuk meningkatkan daya saing dan mempercepat pembangunan ekonomi sebagaimana dalam Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas Tahun 2010-2014. Konsep klaster adalah konsep yang multidimensi dan kompleks. Pada banyak diskusi, konsep klaster dikaji tanpa memperhatikan dasar teori dan prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya, sehingga menyebabkan kegagalan penerapan konsep ini. Secara empiris, di Indonesia, industri didominasi oleh IKM dan cenderung mengelompok secara alami, sementara secara teoritis, aglomerasi industri merupakan embrio klaster industri. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menjelaskan prospek perkembangan aglomerasi industri furnitur dari kayu di Wilayah Subosukawonosraten menjadi klaster. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan kasus tunggal yaitu industri furnitur dari kayu di Wilayah Subosukawonosraten. Unit analisis pada penelitian ini adalah berupa penilaian potensi pada aglomerasi industri mengacu pada dasar teori dan prinsip-prinsip klaster industri yaitu ukuran aglomerasi, aktor yang terlibat, kolaborasi antar aktor, dan jangkauan pemasaran. Teknik analisis yang digunakan adalah Average Nearest Neighbor untuk mengidentifikasi aglomerasi industri yang terbentuk dan dilanjutkan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan membandingkan pola data empiris dengan proposisi untuk menjelaskan prospek perkembangan dari masing-masing aglomerasi industri furnitur dari kayu menjadi klaster. Temuan dari penelitian ini adalah (1) Terbentuk empat aglomerasi industri furnitur dari kayu di Wilayah Subosukawonosraten yang berpotensi berkembang menjadi klaster. (2) Aglomerasi industri furnitur I dan II di Wilayah Subosukawonosraten terbentuk lintas administrasi. (3) Berdasarkan siklus hidup klaster, aglomerasi industri I dan II berada pada fase pertumbuhan sedangkan aglomerasi industri III dan IV berada pada fase pembentukan. Meskipun berada pada fase yang sama, aglomerasi industri II cenderung lebih cepat perkembangannya dibandingkan aglomerasi industri I, sedangkan aglomerasi industri IV cenderung lebih cepat perkembangannya dibandingkan aglomerasi industri III. Temuan ini merujuk pada perbedaan prospek pada keempat aglomerasi industri tersebut dalm perkembangannya menjadi klaster. (4) Aglomerasi industri dengan faktor kondisi yang kuat dan kemampuan kolaborasi antar aktor yang cukup baik cenderung lebih cepat perkembangannya menjadi klaster (mencapai fase dewasa dalam siklus hidup klaster industri). (5) Adanya perbedaan intervensi institusi yang terkait terhadap aglomerasi industri sebagai embrio klaster.

The concept of industrial clusters is a policy reference for regional economic development in various countries. Reflecting on the success of several developed and developing countries successfully developing industrial clusters, the Government of Indonesia sets an industry cluster approach to enhance competitiveness and accelerate economic development as in Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas Tahun 2010-2014. Industrial cluster is a multidimensional and complex concept. In many discussions, cluster concepts were studied regardless of the basic theories and principles contained therein, leading to the failure to apply this concept. Empirically, in Indonesia, industry is dominated by SMEs and tends to agglomerate naturally, while theoretically, industrial agglomeration is an embryoof industrial cluster. Therefore, the researcher is interested to explain the prospect of agglomerate wooden furniture industry in Subosukawonosraten to be industrial cluster. The method used is case study with qualitative approach. This study uses a single case of wood furniture industry in Subosukawonosraten. The study also consisted of sub-cases, the agglomeration of the wood furniture industry in Subosukawonosraten as the focus of the research to assess its potential based on predetermined analytical units. The unit of analysis in this research is a potential assessment on industrial agglomeration based on the basic theory and principles of industrial cluster, namely the size of agglomeration, actors involved, collaboration between actors, and marketing area. The analytical technique used is Average Nearest Neighbor to identify the agglomeration of industry formed and continued with qualitative descriptive analysis technique and compare empirical data pattern with proposition to explain the development prospect of each agglomerate wooden furniture industry to be industrial cluster. The findings of this research are (1) Formed four agglomeration of wooden furniture industry in Subosukawonosraten that potentially develop into industrial cluster. (2) Agglomeration of furniture industry I and II in Subosukawonosraten formed through administration boarder. (3) Based on cluster life cycle, industrial agglomeration I and II are in growing phase while industrial agglomeration III and IV are in the emerging phase. Although in the same phase, industrial agglomeration II tends to be faster in its development compared to the agglomeration of industry I, whereas the agglomeration of industrial IV tends to develop faster than industrial agglomeration III. This finding refers to differences in prospects for the four agglomerations of the industry in its development into clusters. (4) Industrial agglomeration with strong condition factor and good collaboration between actors tends to grow faster into clusters (reaching the mature phase in the industrial cluster life cycle). (5) There is a difference of institutional intervention related to industrial agglomeration as cluster embryo

Kata Kunci : agglomerasi, klaster industri, ekonomi regional

  1. S2-2017-389143-abstract.pdf  
  2. S2-2017-389143-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-389143-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-389143-title.pdf