PERSEPSI DOKTER SPESIALIS, DOKTER UMUM DAN PASIEN TERHADAP PELAKSANAAN RUJUK BALIK RSUD SAWAH BESAR PROVINSI DKI JAKARTA

SUZY FREUD, Dr. dr. Andreasta Meliala, MD., DPH., MPH., MAS., Ph.D.; Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Salah satu upaya kendali mutu dan kendali biaya yang diberlakukan di tingkat rumah sakit untuk pasien penyakit kronis yaitu pengelolaan pelayanan pasien penyakit kronis peserta BPJS Kesehatan dengan pelaksanaan rujuk balik atas rekomendasi /rujukan dari dokter spesialis. Pelayanan program rujuk balik diberikan peserta BPJS kesehatan penderita penyakit kronis, khususnya penyakit diabetes mellitus, hipertensi, jantung, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), epilepsy, stroke, schizophenia, Lupus eritematosus sistemik yang sudah terkontrol/stabil namun masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang. Program ini memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesinambungan perawatan pasien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu dan keselamatan serta kepuasan pasien rumah sakit. Tujuan: Mendeskripsikan pelaksanaan mekanisme rujuk balik di RSUD Sawah Besar, mengidentifikasi persepsi dokter spesialis penyakit dalam,dokter umum dan pasien terhadap pelaksanaan rujuk balik. Metode: Penelitian studi kasus dengan desain tipe2 kasus tunggal terjalin, teknik pengambilan data adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam kepada dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum dan melalui FGD pada pasien penyakit kronis peserta BPJS Kesehatan. Aspek yang dikaji pada penelitian ini yaitu persepsi dari responden terhadap pelaksanaan rujuk balik. Hasil dan pembahasan: Faktor yang menghambat pelaksanaan rujuk balik yaitu pemahaman yang kurang dari dokter spesialis dan pasien mengenai PRB, akses apotek PRB jauh, Tidak ada komunikasi/hubungan antara dokter spesialis dan dokter umum serta belum adanya monitoring dan evaluasi dari manajemen rumah sakit. Kesimpulan dan saran: Pelaksanaan rujuk balik pasien penyakit kronis peserta BPJS Kesehatan di RSUD Sawah Besar dapat berjalan dengan mengedepankan komunikasi dan koordinasi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap penanganan penyakit kronis oleh dokter umum.

Background: One of the effort for controlling the quality and the cost that was assigned in hospital for chronic diseases is a chronic disease downward referral for patient whom using the membership of Healthcare and BPJS Kesehatan due to medical specialists recommendation. This downward referral is a healthcare that was given to chronic disease patients, especially diabetes mellitus, hypertension, heart disease, asthma, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), epilepsy, stroke, schizophrenia, systemic lupus erythematosus (SLE), in stable state but still require a long-term therapy and nursing care in first-degree healthcare facilities due to medical specialists recommendation. This program is an important role for increasing the healthcare continuity and ultimately improve the quality, safety, and patients satisfaction in hospital. Objective: To describing the implementation of downward-referral in RSUD Sawah Besar, identifying perception of the internists, general practitioners, and patients on referral implementation. Method: This is the case study research with single-type2 case design. Data collection technique used primary and secondary data. Primary data was obtained by direct observation and in-depth interview to the internists, general practitioners, and focus group discussion to the patients who included as members of BPJS Kesehatan. Secondary data was obtained from medical record. The point of view of this research was to examine the respondents perception towards the downward-referral implementation. Result and discussion: Issue of the downward-referral implementation was the lack of understanding from the internists and patients about the program, the difficulty to access the pharmacies, No communication between internist-general practisioner, and lack of monitoring and evaluation from the hospital management. Conclusion and recommendation: The implementation of downward-referral program for BPJSs members in RSUD Sawah Besar can be implemented by prioritizing communication and coordination to increase the patients trust towards the healthcare treatment of chronic disease by general practitioner.

Kata Kunci : Rujuk Balik, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Umum, Pasien BPJS Kesehatan, downward-referral, internist, general practitioner, BPJSs patient