Laporkan Masalah

IMPLEMENTASI HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) DAN AKSES KELOMPOK TANI HKm (KTHKm) DI BDH KARANGMOJO KPH YOGYAKARTA

DITA PUSPITASARI , Teguh Yuwono,S.Hut.,M.Sc

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Program Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada dasarnya untuk memberikan hak dan tingkat akses bagi masyarakat dalam mengelola kawasan hutan negara, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan perubahan biofisik. Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui implementasi dan akses KTHKm terhadap SDH sebelum dan sesudah adanya HKm (2)menyusun alternatif solusi untuk permasalahan dalam KTHKm di BDH Karangmojo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang didasarkan pada observasi dan wawancara dengan 87 informan yang ditentukan menggunakan purposive sampling terdiri dari anggota dan pengurus KTHKm Wonorejo, KTHKm Kusuma Tani, KTHKm Sedyo Makmur, pegawai BDH Karangmojo dan KPH Yogyakarta. Analisis data menggunakan metode kualitatif Miles dan Huberman, kemudian dilanjutkan penyusunan alternatif solusi menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hak atas sumberdaya hutan dalam HKm tidak serta merta diikuti peningkatan akses. Tingkat akses KTHKm di BDH Karangmojo justru semakin berkurang. Untuk itu disusun alternatif solusi dengan meningkatkan fungsi koperasi; meningkatkan intensitas pertemuan kelompok dan pihak luar; membangun kerjasama anggota; meningkatkan intensitas penyuluhan; mengembangkan usaha melalui kelembagaan; menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan pemerintah; mengembangkan lokasi HKm menjadi ekowisata; menjadikan lokasi HKm sebagai pusat pembelajaran pengelolaan HKm; dan mengirimkan perwakilan kelompok untuk mengikuti diklat.

Community forest (Hutan Kemasyarakatan) program basically serves to provide the right and level of access for the community in managing state forest areas, with the aim of improving public welfare and providing biophysical changes. This research aimed to: (1) know the implementation and the access of community forest farmers group (Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan) to forest resource before and after community forest (2) prepare alternative problem solutions community forest program in Karangmojo Forest Area (BDH Karangmojo). This research used qualitative approach with the case study method based on observation and interview with 87 informants determined using purposive sampling, consisting of members and management of Wonorejo Community Forest Farmers Group, Kusuma Tani Community Forest Farmers Group, Sedyo Makmur Community Forest Farmers Group, employees of Karangmojo Forest Area and Forest Management Unit of Yogyakarta. The data were analyzed by using Miles and Huberman's qualitative method, then continued with preparation of alternative solutions using SWOT analysis. The results showed that the increase of rights to forest resource in community forest (HKm) is not necessarily followed by increased access. The level of access to forest resource of Community Forest Farmers Group (KTHKm) in Karangmojo Forest Area (BDH Karangmojo) actually decreased. Therefore, alternative solutions were made by improving the function of cooperatives, increasing the intensity of group meetings and outside parties, building cooperation among members, increasing the intensity of counseling, developing business through institutions, building cooperation with government financial institutions, developing community forest location into ecotourism, making community forest location as a learning center of community forest management, and assigning group representatives to join a training.

Kata Kunci : Hutan Kemasyarakatan (HKm), Kelompok Tani HKm (KTHKm), Akses SDH;Community Forest (HKm), KTHKm, Access to Forest Resource