Laporkan Masalah

DARI BATANAM KE BASENSO: Komodifikasi Subsistensi dan Transformasi Cara Produksi Petani Pegunungan di Tobaku Sulawesi Tengah

IMAMUL HAQ, Dr. Laksmi Adriani Savitri, M. Si.

2017 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGI

Tesis ini berupaya untuk mengkaji proses transformasi cara-cara produksi petani pegunungan di Tobaku, Sulawesi Tengah. Transformasi tersebut ditandai oleh artikulasi cara produksi dan peralihan komoditi sebagai cara atau kekuatan-kekuatan produktif petani pegunungan. Di Tobaku cara produksi yang subsistensi (padi ladang) bertautan dengan kerja-kerja produksi berbasis komoditi. Peralihan-peralihan komoditi: dari bailir rotan, batanam kakao dan sawit ke basenso itu, juga saling berkaitan dan bertautan. Oleh sebab itu permasalahan utama yang ingin dikaji adalah bagaimana proses transformasi cara produksi tersebut seiring dengan peralihan-peralihan tanaman komoditi? Untuk menguraikan lebih rinci rumusan masalah utama ini, maka yang harus dikaji adalah: mengapa petani Tobaku sangat adaptif terhadap peralihan komoditi? dan bagaimana implikasi sosio-kulturalnya? Peralihan-peralihan komoditi adalah pintu masuk untuk melihat transformasi yang terjadi pada cara produksi masyarakat, peralihan itu sangat di pengaruhi oleh tarikan-tarikan pasar, sehingga petani membudidayakan tanaman komoditi seperti kakao lalu sawit. Mereka kemudian menjadi semakin konsumtif dalam usaha pemenuhan kebutuhan produksi dan reproduksinya: jika dulu bailir rotan untuk membeli kebutuhan dasar, dorongan atas kebutuhan barang-barang modern membuat petani batanam kakao, ketika semakin terhubung dengan sistem yang lebih luas, konsumsi atas barang mewah juga meningkat sehingga harus dipenuhi dengan cara menjual tenaga kerja atau makan gaji kepada petani lain atau terinkorporasi kedalam kerja pembalakan kayu yang ekstraktif untuk mendapatkan uang tunai. Proses pertautan dan peralihan kerja-kerja produktif itu terjadi dalam skema yang disebut komodifikasi subsistensi yang juga merupakan alat analisis atas fase-fase komodifikasi dari tanaman, tenaga kerja hingga sarana produksi yang berlangsung secara historis dan kemudian makin meluas. Transformasi secara sosio-kultural tersebut menciptakan petani penghasil komoditi skala kecil dan tenaga kerja upahan di satu sisi, dan petani kaya di sisi yang lain, dengan kata lain proses itu menciptakan diferensiasi kelas sosial di pedesaan.

This paper attempts to examine the process of transformation of modes of production of upland peasant in Tobaku, Central Sulawesi. The transformation is characterized by the articulation of means of production and commodity transition as a way or productive forces of upland peasant. In Tobaku, subsistence mode of production (paddy fields) is intertwined with the work of commodity-based production. The transition of commodity; from bailir rattan, batanam(farming) cocoa and palm oil to basenso(chainshawing), is also interdependent and interwined. Therefore, the main issue that would like to be examined is how the process of the transformation of the mode of production is in line with the transitions of commodity crops? To outlining a more detailed outline of the main issue, then that should be examined are: why Tobaku peasant are very adaptive toward the transition of commodity? and how its socio-cultural implications? The transition of commodity is an entrance to identify transformation that occurs in the means of production of society. The transition is mainly affected by market of compulsion, so the peasants cultivates crop commodities such as cocoa and oil palm. They then become more consumptive in an effort to meet their production and reproduction needs: at first bailir rattan was to buy basic necessities, encouragement of the needs of modern goods led peasants batanam cocoa, when increasingly linked to the broader system, the consumption of luxurious goods also increased so that must be met by selling labor or makan gaji to other farmers or be incorporated into the work of extractive illegal logging to get cash. The engagement process and the transition of productive work occur in a scheme so-called Commodification of Subsistence which is also a tool of analysis over commodification phase of plants, labor, as well as the means of production which take place historically and then rapidly expand. The socio-cultural transformation creates petty commodity producers and wage labourers on the one hand, and rich farmers on the other side, in other words this proces creates social class differentiation in the rural area.

Kata Kunci : Transformasi, Cara Produksi, Komodifikasi Subsistensi, Peralihan Komoditi, Tarikan Pasar, Petani Penghasil Komoditi Skala Kecil, Diferensiasi Sosial.

  1. S2-2017-354469-abstract.pdf  
  2. S2-2017-354469-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-354469-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-354469-title.pdf