Laporkan Masalah

OPTIMASI PENGELOLAAN SISTEM AGROFORESTRI CENGKEH, KAKAO DAN KAPULAGA DI PEGUNUNGAN MENOREH

TAUFAN ALAM, Prof. Dr. Ir. Tohari, M.Sc.

2015 | Tesis | S2 Agronomi

Permasalahan cengkeh, kakao dan kapulaga di Pegunungan Menoreh adalah produksi rendah akibat topografi beragam. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan pengelolaan faktor ekologis dengan indikator faktor fisiologis dan produksi tanaman serta karakter sosial masyarakat di Pegunungan Menoreh. Penelitian “Optimasi pengelolaan agroforestri cengkeh, kakao dan kapulaga di Pegunungan Menoreh” dilaksanakan dalam empat tahap penelitian. Penelitian tahap pertama untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk pengembangan cengkeh, kakao dan kapulaga. Penelitian kedua untuk mengetahui komposisi vegetasi pada sistem agroforestri. Penelitian ketiga untuk mengetahui faktor ekologis yang berpengaruh terhadap fisiologis dan hasil tanaman cengkeh, kakao dan kapulaga sistem agroforestri. Penelitian keempat untuk mengetahui dukungan sosial masyarakat dalam mengelola tanaman. Penelitian dilaksanakan di Pegunungan Menoreh, Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta mulai bulan Agustus 2013 sampai Februari 2014. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk cengkeh di zona bawah, tengah dan atas berturut-turut adalah N1m dan S3wm, S3wrm dan S3w serta N1m dan S3wm. Kakao berturut-turut adalah N1m dan S3wm, S3wrm dan S3w serta N1wm dan N1w. Kapulaga berturut-turut adalah N1m dan S3m, S3rmn dan S2wrm serta N1m dan S3m. Semua zona mempunyai keanekaragaman tumbuhan rendah sampai sedang dan mempunyai kelimpahan jenis tumbuhan rendah. Tidak terjadi interaksi antara zona ketinggian dengan musim pada cengkeh, kakao dan kapulaga. Zona atas menunjukkan bobot kering cengkeh tertinggi sebesar 3,48 ton.ha-1, sedangakan zona bawah dan tengah masing-masing sebesar 0,95 ton.ha-1 dan 3,08 ton.ha-1. Zona bawah menunjukkan bobot kering biji kakao tertinggi sebesar 104,47 kg.ha-1, sedangkan zona tengah dan atas masing-masing sebesar 19,61 kg.ha-1 dan 5,03 kg.ha-1. Zona atas menunjukkan bobot kering buah kapulaga tertinggi sebesar 0,805 ton.ha-1, sedangkan zona bawah dan tengah masing-masing sebesar 0,154 ton.ha-1 dan 0,202 ton.ha-1. Bobot kering biji kakao pada musim kemarau sebesar 43,65 kg.ha-1 dan tidak berbeda nyata dengan musim hujan sebesar 42,42 kg.ha-1. Bobot kering buah kapulaga pada musim kemarau sebesar 0,381 ton.ha-1 dan tidak berbeda nyata dengan musim hujan sebesar 0,394 ton.ha-1. Sekapan cahaya mempunyai pengaruh langsung terbesar terhadap bobot kering bunga cengkeh. Faktor ekologi yang berpengaruh terhadap sekapan cahaya cengkeh adalah kandungan lengas tanah, intensitas curah hujan dan aliran permukaan. Laju fotosintesis mempunyai pengaruh langsung terbesar terhadap bobot kering biji kakao dan bobot kering buah kapulaga. Faktor ekologi yang berpengaruh terhadap laju fotosintesis kakao dan kapulaga adalah suhu udara, evapotranspirasi potensial dan kecepatan angin. Zona Pegunungan Menoreh bawah mempunyai dukungan faktor sosial sedang sedangkan zona Pegunungan Menoreh tengah dan atas mempunyai dukungan faktor sosial kuat. Optimasi pengelolaan faktor ekologis dapat dilakukan dengan peningkatan kelas kesesuaian lahan aktual menjadi potensial. Optimasi pengelolaan faktor produksi tanaman cengkeh, kakao dan kapulaga dari segi genetika tanaman dapat xxx dilakukan dengan penggunaan varietas unggul. Dari segi manajeman lingkungan dan tanaman dapat dilakukan dengan pengaturan ruang tanaman, pemupukan dan pengelolaan organisme pengganggu tanaman. Optimasi faktor sosial masyarakat dapat dilakukan dengan perbaikan dan peningkatan peran kelembagaan masyarakat serta peningkatan tingkat pengetahuan dan adopsi petani terhadap teknologi baru konservasi.

The problem of clove, cocoa and cardamom in Menoreh Mountain Area is low production due to diversity of topography. The improvement in production can be achieved by the management of ecological factor using physiological factor and crop production factor as well as social character of the people in Menoreh Mountain area. This Research, “Optimization management of clove, cocoa, and cardamon agroforestry system in Menoreh Mountain Area” , was conducted in four phases. The first phase was to determine the level of land suitability towards the development of clove, cocoa and cardamom. The second phase was to find out the composition of vegetation on agroforestry system. The third phase was to know ecological factor that affected the physiological and crop yield of clove, cocoa and cardamom on agroforestry system. The fourth phase was to find out the society support in managing plants. This research was conducted in Menoreh Mountain Area, Samigaluh District, Kulonprogo Regency, The Province of Yogyakarta Special Territory from August, 2013 to February, 2014. The results showed that the actual and potential land suitability to clove in the lower, middle and top zone was respectively in N1m and S3wm, S3wrm and S3w, and N1m and S3wm. Cocoa was respectively in N1m and S3wm, S3wrm and S3w, and N1wm and N1w. Cardamom was respectively in N1m and S3m, S3rmn and S2wrm, and N1m and S3M. All zones have low to moderate plant diversity and abundance of low plant species. No interaction occurs between the altitude zones with the season on clove, cocoa and cardamom. The upper zone showed that the highest dry weight of clove was 3,48 ton.ha-1, while the lower and middle zones were respectively 0,95 ton.ha-1 and 3,08 ton.ha-1. Lower zone showed that the highest dry weight of cocoa beans was 104,47 kg.ha-1, while the middle and upper zones were respectively 19,61 kg.ha-1 and 5,03 kg.ha-1. The upper zone showed that the highest dry weight of cardamom pods was 0,805 ton.ha-1, while the lower and middle zones were respectively 0,154 ton.ha-1 and 0,202 ton.ha-1. Dry weight of cocoa beans in the dry season was 43,65 kg.ha-1 and not significantly different from the rainy season, which was 42,42 kg.ha-1. Dry weight of cardamom pods in the dry season was 0,381 ton.ha-1 and not significantly different from the rainy season, which was 0,394 ton.ha-1. Light absorption has the largest direct influence on the dry weight of clove. Ecological factors that influence the light absorption of clove were soil moisture content, the intensity of rainfall and run-off. Photosynthetic rate has the largest direct influence on the dry weight of cocoa beans and cardamom pods. Ecological factors that affect cocoa and cardamom photosynthesis rate are air temperature, potential evapotranspiration, and wind speed. Menoreh Mountain Area lower zone has moderate social factor support, while Menoreh Mountain in middle and upper zone has strong social support factor. Optimization management of ecological factor can be done by increasing the actual land suitability classes into potential. Optimization management of production factors of clove, cocoa and cardamom in terms of plant genetics can be done with the use of high-yielding varieties. In terms of environmental management and plant, It can be used by the plant room setting, fertilizer, and xxxii pest management. Optimization of society factors can be done by the improvement and enhancement of the role of public institutions and an increase in knowledge as well as farmer adoption levels of new conservation technologies .

Kata Kunci : agroforestri, cengkeh, kakao, kapulaga, optimasi, pegunungan menoreh


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.