KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP KERAWANAN TANAH LONGSOR DI DAS BOMPON KABUPATEN MAGELANG

RESI SADEWA PERMANA, Dr. rer.nat Djati Mardiatno, M.Si. ; Teuku Faisal Fathani, MT., Ph.D.

2016 | Tesis | S2 MANAJEMEN BENCANA

Tanah longsor yang terjadi pada tahun 2011 di DAS Bompon mengakibatkan tertutupnya sungai dan membanjiri sawah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan tingkat kerawanan tanah longsor dengan menggunakan Bivariate Statistical Analysis; (2) menganalisis kesiapsiagaan masyarakat berdasarkan tingkat kerawanan tanah longsor di DAS Bompon. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang bertempat tinggal di DAS Bompon. Teknik penentuan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, dengan menggunakan strata kerawanan tanah longsor di DAS Bompon. Kerawanan tanah longsor dibuat dengan menggunakan Bivariate Statistical Analysis. Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data kesiapsiagaan masyarakat yang dikumpulkan melalui kuesioner. Peta kesiapsiagaan masyarakat terhadap kerawanan tanah longsor dibuat berdasarkan tabulasi silang antara tingkat kesiapsiagaan masyarakat dengan tingkat kerawanan tanah longsor. Hasil dari metode Bivariate Statistical Analysis menunjukkan bahwa persentase area DAS Bompon terbagi menjadi 8,33% merupakan kerawanan tanah longsor rendah, 40,49% merupakan kerawanan tanah longsor sedang, dan 51,18% merupakan kerawanan tanah longsor tinggi. Daerah dengan tingkat kerawanan tanah longsor tinggi merupakan daerah yang terluas, namun mempunyai area permukiman yang paling sedikit. Kondisi ini digambarkan melalui persebaran responden penelitian yakni 6 responden di kerawanan tanah longsor tinggi, 46 responden di kerawanan tanah longsor sedang, dan 9 responden di kerawanan tanah longsor rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat pada berbagai tingkat kerawanan tanah longsor menunjukkan kategori sedang. Tidak ada pengaruh antara tingkat kerawanan tanah longsor dengan tingkat kesiapsiagaan masyarakat. Prioritas peningkatan kesiapsiagaan yang pertama pada kerawanan tanah longsor tinggi, kedua pada kerawanan tanah longsor sedang, dan ketiga pada kerawanan tanah longsor rendah.

The material of 2011 landslide had been covering the stream then it flooded the paddy field in Bompon Watershed. The aims of this research are: (1) to determine the levels of landslide susceptibility by using Bivariate Statistical Analysis; (2) to analyze community preparedness based on landslide susceptibility in Bompon Watershed. This research is using quantitative research and the method is survey. The population of this research is all of the head of family living in Bompon Watershed. Proportionate stratified random sampling is used by the researcher to determine the number of samples. Bivariate Statistical Analysis is used by the researcher to make landslide susceptibility. Data of community preparedness is collected by using questionnaire. Desctriptive statistical analysis is used to analyze the output of questionnaire. The map of community preparedness toward landslide susceptibility is based on cross tabulation among the levels of community preparedness and the levels of landslide susceptibility. The result of Bivariate Statistical Analysis method shows that 8.33 percent of Bompon Watershed is a low landslide susceptibility; 40.49 percent of Bompon Watershed is a medium one; and 51.18 percent of Bompon Watershed is a high one. Area of high landslide susceptibility is the largest area, but it has the smallest of housing area. This condition described by the dispersion of research respondents. The dispersion of research respondents are 9 respondents on low landslide susceptibility, 46 respondents on the medium one, and 6 respondents on the high one. The outcome of analysis shows that community preparedness of various levels are medium. It means that there is no correlation between the levels of landslide susceptibility with the levels of community preparedness. The first priority of preparedness enhancement is high landslide susceptibility; the second priority is medium one; and the third priority is low one.

Kata Kunci : kesiapsiagaan masyarakat, kerawanan, tanah longsor, das