Laporkan Masalah

Sekolah Alam yang Membebaskan : Praktik-Praktik Pendisiplinan dan Ambiguitas Anak di Sekolah Alam, Desa Gondangsari, Juwiring, Klaten

DIAN KUSUMAWATI, Dr. Laksmi Savitri, M.A

2016 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGI

Tesis ini menjelaskan tentang fenomena praktik-praktik pendisiplinan yang terjadi pada Sekolah Alam. Kemunculan Sekolah Alam menjadi alternatif sekolah formal di masyarakat Desa Gondangsari dan sekitarnya. Hal ini karena Sekolah Alam memberikan konsep pembelajaraan yang berbeda dengan sekolah formal. Sekolah Alam juga dianggap oleh para pendiri sebagai upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan sekolah formal. Untuk memahami praktik-praktik disiplin yang digunakan, saya menggunakan pendekatan teori Governmentality. Melalui pendekatan tersebut saya bisa memahami bagaimana praktik pendisiplinan yang terjadi pada metode belajar, dilakukan dengan cara-cara yang persuasif, menyenangkan, demokratis, meniadakan unsur-unsur hierarkis di dalam interaksi antara guru dengan siswanya. Murid selalu dikondisikan untuk merasa bebas memilih kegiatan apa yang ingin dilakukan saat di sekolah. Akan tetapi kegiatan tersebut harus sesuai dengan norma yang diajarkan oleh sang guru. Metode belajar seperti ini, disebut oleh para pendiri sekolah sebagai cara belajar yang membebaskan. Dalam upaya praktik-praktik pendisiplinan tersebut, sang guru berniat untuk membentuk anak-anak memiliki standar norma yang Islami, seperti mandiri, berwirausaha, memiliki jiwa kompetitif dan solidaritas antar kelompok. Harapan besarnya anak akan memiliki berbagai keterampilan yang akan berguna di masa depannya. Semua praktik-praktik pendisiplinan yang diberikan merupakan proses penggodokan untuk mempersiapkan diri anak menuju masa dewasanya. Dalam proses mejalani semua praktik disiplin, anak-anak ini harus menjalankan apa saja yang diperintahkan dan dicontohkan oleh sang guru. Oleh karena itu, anak berada dalam kondisi liminal yang suka tidak suka harus menjalankan semua perintah yang diberikan. Dari hal tersebut muncul tindakan anak yang dinilai tidak sesuai, bahkan menyimpang dari norma yang diajarkan. Terdapat anak yang memiliki tindakan berbeda antara di rumah dan di sekolah. Saat di sekolah sang anak sangat baik melakukan tindakan yang sesuai arahan dari sang guru, saat dirumah tidak. Walaupun cara-cara yang dilakukan dibilang menyenangkan dan membebaskan, praktik pendisiplinan tersebut hanya bisa terjadi secara maksimal saat di sekolah. Saat di sekolah anak akan berusaha meniru apa yang diajarkan guru, saat di rumah anak terlihat merasa lepas dari praktik pendisiplinan tersebut. Di sini terjadi liminalitas, dimana seseorang anak yang tidak mengikuti aturan ataupun norma dengan baik saat ia berpindah lingkungan yaitu dari lingkungan sekolah ke rumah. Adanya pendisiplinan menjadi ruang kemandirian anak untuk berfikir apa yang harus ia lakukan dengan menyesuaikan dimana ia sedang berada. Ada kesadaran kritis pada cara berfikir anak-anak dalam menjalankan praktik pendisiplinan. Oleh karena itu, terjadi pertentangan antara pendisiplinan sebagai struktur dengan ruang kemandirian sebagai komunitas yang bebas struktur. Hal inilah yang menyebabkan teknologi kekuasaan dalam governmentality tidak berjalan dengan sempurna.

This thesis explains the phenomenon of disciplinary practices that occur on an Sekolah Alam. This school is different with formal school model. Sekolah Alam appears into a new culture in providing necessary facilities to attend to some individuals in the community and surrounding Gondangsari village. In fact, initially the villagers had been facilitated by government-owned formal school. To understand the practices of discipline used, I use governmentality theory approach. Through this approach I can understand how the disciplinary practices that occur in the learning method, conducted in ways that are persuasive, fun, democratic, negating the hierarchical elements in the interaction between teachers and students. The student is always conditioned to feel free to choose what activities to do while at school. However, these activities must be in accordance with the norms taught by the teacher. Such learning method, called by the founders of the school as a way of learning that is liberating. In an effort to practice the discipline, the teacher intends to form children have a standard of Islamic norms, such as self-contained, self-employed, have a competitive spirit and solidarity between groups. Hope the magnitude of the child will have a variety of skills that will be useful in the future. All disciplinary practices are given the deliberation process for preparing children towards adulthood. In the process of going through all the practice of discipline, these children have to run what was ordered and is exemplified by the master. Therefore, children are in a liminal state that like it or not have to run all the instructions given. From it emerged that assessed children's actions do not match, even deviate from the norm taught. There are children who have different actions between home and school. At school the boy very well take action according to the direction of the teacher, not the time at home. Although in ways that do exactly fun and liberating, disciplinary practices can only occur optimally at school. At school the child will try to imitate the norms of learning of the teacher, the child looks at home when feeling out of the disciplinary practices. Here occur liminality, where a person who does not follow the rules or norms well when she moved from the neighborhood that is home to the school environment. Disciplining their child's independence into space to think what he should do with adjusting where he was. There is a critical consciousness of how children's thinking in carrying disciplinary practices. Therefore, there is a contradiction between discipline as a structure with independence as a community space that is anti-structure. This is why the power of technology in governmentality not work perfectly

Kata Kunci : Sekolah Alam, Praktik-Praktik Pendisiplinan, Anak, Liminalitas

  1. S2-2016-352006-abstract.pdf  
  2. S2-2016-352006-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-352006-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-352006-title.pdf