Laporkan Masalah

KAJIAN RISIKO TANAH LONGSOR PADA PRAKTEK USAHA PERTANIAN DENGAN PENDEKATAN PRODUKTIVITAS (STUDI KASUS DI DESA TIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO)

ELPRAMIT SUMARTANTO, Prof. Dr. Junun Sartohadi, M.Sc ; Dr. M Anggri Setiawan, M.si

2016 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Desa Tieng merupakan daerah rawan tanah longsor yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan seperti sektor ekonomi dan sosial kemasyarakatan, khususnya pada usaha pertanian. Ada empat tujuan dalam penelitian ini yaitu : 1.Menentukan daerah yang mempunyai tingkat kerawanan bahaya tanah longsor tinggi, sedang, rendah pada lahan pertanian di Desa Tieng; 2.Menentukan daerah yang mempunyai tingkat kerentanan dan kapasitas tinggi, sedang, rendah pada lahan pertanian di Desa Tieng terhadap bahaya tanah longsor; 3.Menentukan daerah yang mempunyai tingkat risiko tinggi, sedang, rendah pada lahan pertanian di Desa Tieng terhadap bahaya tanah longsor; 4.Menyusun hipotesa dari hubungan dan dampak beberapa faktor pertanian yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) secara spasial temporal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap deskripsi, tahap reduksi, dan tahap seleksi. Berdasarkan validasi titik longsor dari tahun 2010 sampai Februari 2015 total terdapat 17 titik longsor dan terdapat 7 titik longsor baru pada lahan pertanian. Dari 17 titik longsor, 5 titik longsor berada di zona kerawanan tinggi dan 12 titik longsor lainnya berada di zona kerawanan sedang. Hasil perhitungan dan peta kerawanan bahaya menunjukkan 381 petak lahan (54,04%) berada pada tingkat kerawanan sedang sedangkan hasil perhitungan dan peta kerentanan didapatkan bahwa mayoritas responden (55,18%) mempunyai kerentanan tinggi. Lahan pertanian merupakan daerah yang rawan longsor dengan 14 titik longsor terjadi di lahan pertanian. Dari hasil perhitungan dan peta kapasitas mayoritas, sebanyak 434 responden (61,56%) berada di zona kapasitas sedang. Hasil yang didapatkan yaitu 86 lahan pertanian (12,20%) termasuk di dalam zona risiko tinggi, 230 lahan pertanian termasuk dalam risiko sedang (32,62%) dan 308 (43,69%) masuk dalam risiko rendah. Hipotesa yang didapatkan adalah motif subsistensi dan perputaran modal (cash flow) diduga mempengaruhi keputusan pengelolaan dan produktivitas dalam usaha pertanian yang kemudian mempengaruhi resilience dan survaillance terutama pada lahan yang sempit. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah setiap usaha pertanian tanaman Kentang dengan keputusan rasional mempunyai cash flow sebesar 6-10 juta permusim tanam berdasarkan perhitungan dengan biaya produksi/input dan output yang dibuat tetap untuk meminimalkan pengaruh pasar dan besarnya kerugian waktu tunggu tanah longsor sebesar 18 juta/ Ha. Kata Kunci: Desa Tieng, Risiko, Tanah Longsor, Lahan Pertanian, Cash Flow Projection

Tieng Village is landslide prone area which its affects many livelihoods sectors, like economic sector and social sector, particularly in agricultural sector. There are four purposes from this research which are: 1. Determine the level of landslide hazard; 2. Determine the level of vulnerability; 3. Determine the level of risk of landslides; 4. Configure hypothesis from the relationship between place and effect from several agricultural factors which comprise place, actor and activity by temporal and spatial. Research method used in this research was descriptive qualitative method. This research consists of three steps, which are description step, reduction step and selection step. According to validation of landslide occurrence point from 2010 to February 2015, there were 17 points of landslide and 7 new points of landslide in agricultural farm totally. Five points of landslide were in the high susceptibility zone and 12 points were in the medium susceptibility zone. The results of the susceptibility map showed that a half of total agricultural area is in the medium zone, 381 agricultural land (54,04%), meanwhile for the vulnerability that majority respondent/ farmer are having high vulnerability (55,18%). Agricultural land was landslide prone area which 14 landslide point happened. From the capacity map, 434 respondents (61,56%) are in the medium zone. The result which obtained were 86 agricultural land (12,20%) in the high risk zone, 230 agricultural land included in the medium high risk (32,62%) and 308 (43,69%) included in low risk zone. Hypothesis which obtained was subsistence motif and cash flow predicted affect management decision and land productivity which also affects its resilience and survaillance in agribusiness especially in narrow land. Conclusion in this research based its cash flow simulation is that in Potato agribusiness plantation with rational decision has a cash flow from 6 to 10 million per plantation season based on the calculation from input and output which considered steady to minimalize market influence and the survival loss for landslide was 18 million per Ha. Keyword: Tieng village, Risk, Landslide, Agricultural Plantation, Cash Flow Projection

Kata Kunci : Desa Tieng, Risiko, Tanah Longsor, Lahan Pertanian, Cash Flow Projection

  1. S2-2016-340766-abstract.pdf  
  2. S2-2016-340766-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-340766-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-340766-title.pdf