Laporkan Masalah

Determinan Sosial Kejadian Dengue Shock Syndrome (DSS) di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah

YUDI PRADIPTA, Dr.drg.Dibyo Pramono, SU, MDSc; dr.Ida Safitri Laksanawati, Sp.A

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Infeksi virus dengue masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, khususnya Kota Semarang sebagai daerah endemis. Pada tahun 2014, insidensi DBD masih tinggi yaitu 92,43 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 1,66. Sebagian besar kasus yang meninggal mengalami sindrom syok. Perbedaan tingkat keparahan DBD dan risiko kematian berhubungan dengan ketidakadilan sosial yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial yang berhubungan dengan dengue shock syndrome (DSS). Metode: Studi ¬case control dilakukan pada bulan Februari - Maret 2016. Kasus yaitu penderita DBD yang mengalami sindrom syok berdasarkan diagnosis dokter di rumah sakit, dan kontrol adalah penderita DBD yang tidak mengalami sindrom syok. Pengambilan sampel dengan purposive sampling, berdasarkan data surveilans DBD tahun 2015 di Dinas Kesehatan Kota Semarang dan data rekam medis di rumah sakit, kemudian subjek diminta persetujuan tertulis untuk diwawancarai dengan kuesioner. Analisis data dengan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil: Sebanyak 73 kasus dan 73 kontrol dilibatkan dalam penelitian ini. Determinan sosial yang berhubungan dengan DSS di Kota Semarang yaitu umur < 5 tahun (balita) dengan aOR sebesar 4,022 (95% CI=1,275-12,680, p=0,018), dan umur 5-18 tahun (anak-anak) dengan aOR sebesar 4,140 (95% CI=1,476-11,606, p=0,007), serta status rujukan dengan aOR sebesar 3,217 (95% CI=1,285-8,053, p=0,013), sedangkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama sakit, riwayat pernah terkena DBD, tingkat penghasilan, zona tempat tinggal, jarak dan waktu tempuh ke rumah sakit, dan punya jaminan kesehatan tidak berhubungan dengan DSS. Kesimpulan: Masyarakat harus mewaspadai risiko terjadinya sindrom syok dengan memeriksakan balita dan anak dengan gejala DBD ke fasilitas kesehatan agar segera mendapatkan perawatan. Diagnosis yang tepat dan pengambilan keputusan yang cepat oleh tenaga kesehatan untuk merujuk pasien ke rumah sakit sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit DBD yang lebih parah.

Background : Semarang District is one of endemic area of dengue infection in Indonesia. Dengue incidence in 2014 about 92,43 per 100.000 and mortality rate about 1,66. Most of fatal case are caused by shock syndrome. Social determinants has role in severity differences and fatal risk because of dengue infection in community. This study aims to know the social determinants that related to dengue shock syndrome. Methods : we did case control study in February � March 2016 in Semarang District. Cases are dengue patient with shock syndrome diagnosed by clinician in hospital, and controls are dengue patient without shock syndrome. The participants recruited by purposive sampling based on surveillance data and medical record from hospital. We asked participants for written consent to interviewed by using questionnaire. Data analized by using chi-square test and logistic regression. Results : A total of 73 cases and 73 controls was participated. The social determinants that related to dengue shock syndrome was age group < 5 years old (aOR=4,022; 95% CI=1,275-12,680; p=0,018), age group 5-18 years old (aOR=4,140; 95% CI=1,476-11,606; p=0,007), and referral status (aOR=3,217; 95% CI=1,285-8,053; p=0,013). While sex, education, duration of illness, previous history of dengue, family income, residence zone, distance and time travel to hospital, and having health insurance are not significant. Conclusion : The community should improve the awareness to shock syndrome by examine their children immediately to health services if they have dengue symptomps to get the early treatment. Precise diagnosis and making decision by clinician to refer the patient rapidly to the hospital were important to reduce the risk of severe dengue.

Kata Kunci : sindrom syok, dengue, determinan sosial

  1. S2-2016-354152-abstract.pdf  
  2. S2-2016-354152-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-354152-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-354152-title.pdf