Laporkan Masalah

DISTRIBUSI SPASIAL DAN TINGKAT KEHADIRAN SATWA UNGULATA PASCA KEBAKARAN HUTAN DI TAMAN NASIONAL TESSO NILO KOMA PROVINSI RIAU

WIWID PRAYOGA, Dr. rer.silv. M. Ali Imron, S.Hut., M.Sc.

2016 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Kebakaran hutan adalah fenomena tahunan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan menjadi permasalahan besar di kawasan ini. Perubahan lingkungan yang terjadi pasca kebakaran hutan memberikan dampak bagi satwa liar khususnya ungulata untuk beradaptasi mengikuti ketersediaan sumberdaya yang ada pada kondisi lingkungan yang baru. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kondisi habitat dan kehadiran ungulata antara area bekas terbakar dan area tidak terbakar di TNTN pasca kebakaran hutan tahun 2015. Hotspot dari sensor MODIS digunakan untuk mengidentifikasi area bekas terbakar dimana satu dari sebagian area disekitarnya dipilih sebagai area tidak terbakar. Pengamatan satwa ungulata dilakukan dengan metode transek untuk mendeteksi keberadaannya. Kondisi habitat diukur dengan nested sampling dan protocol sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan alam memiliki kerentanan kebakaran tertinggi dibandingkan tutupan lahan yang lain. Meskipun kondisi habitat ungulata menunjukkan nilai yang berbeda signifikan antara area bekas terbakar dan area tidak terbakar, kehadiran ungulata tidak berbeda secara signifikan. Area bekas terbakar menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh ungulata, terutama di daerah tepi, ungulata tertarik untuk datang. Penelitian ini memberikan indikasi awal adanya strategi dan adaptasi satwa ungulata pada perubahan lingkungan yang terjadi di habitatnya.

The forest fire is an annual phenomenon in the Tesso Nilo National Park (TNNP) and is considered as a major problem for the park. The environmental change after the fire brings consequences for wildlife particularly ungulate to adapt in the new condition following the availability of resources. The aim of this study is to compare the wildlife habitat and the presences ungulates between burnt and un-burnt areas in the TNNP after the forest fire in 2015. The hotspots from the MODIS sensor were used to identify burnt area where as un-burnt areas were selected in the surrounding area of the burnt one. The ungulate observation was carried out by transect method to detect the presence of ungulate. Habitat conditions were measured by of nested sampling and protocol sampling. The results showed that the natural forest has the highest vulnerability to fire than other land covers. Despite habitat conditions for ungulate have shown significant different between the burnt and un-burnt area, the presence of ungulates were not significantly different. The burnt areas provided resources needed by ungulates, particularly at the edge of them, attracted ungulates to come. This study provided an early indication of adaptation strategies of ungulate on the environmental change in their habitat.

Kata Kunci : kondisi habitat, distribusi, tingkat kehadiran satwa ungulata, area bekas terbakar

  1. S1-2016-318763-abstract.pdf  
  2. S1-2016-318763-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-318763-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-318763-title.pdf