Laporkan Masalah

Konstruksi Ibu Negara dalam Media (Analisis Bingkai Pemberitaan Iriana Widodo oleh Tempo.co dan Republika Online Periode 100 Hari Jokowi 20 Oktober 2014-28 Januari 2015)

FELLICIA AJINING PUTRI, Dian Arymami, S.I.P., M.Hum.

2016 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Sebagai pendamping presiden, ibu negara turut mendapat sorotan dari media. Hal tersebut pula yang terjadi pada Iriana pasca terpilihnya sang suami, Joko Widodo, sebagai presiden. Sosoknya sebagai figur publik dan perannya sebagai istri orang nomor satu memberikan pandangan tersendiri mengenai peran gender. Karena tugas ibu negara tidak diatur dalam konstitusi, justru memberikan media kebebasan untuk meliput dari sudut pandang manapun, terlebih media online yang memiliki kecepatan akses informasi tinggi. Dua media online yang memiliki intensitas tinggi dalam memberitakan Iriana adalah Tempo.co dan Republika Online. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Tempo.co dan Republika Online melakukan pembingkaian terhadap Iriana. Untuk itu, metode yang digunakan adalah analisis bingkai model Gamson dan Modigliani yang mendefinisikan bingkai (frame) sebagai organisasi gagasan sentral atau alur cerita yang mengarahkan makna peristiwa-peristiwa kepada suatu isu. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan perbedaan pemberitaan antara Tempo.co dan Republika Online. Tempo.co membingkai Iriana sebagai pribadi fashionable, bahkan berpotensi menjadi ikon mode untuk pakaian tradisional dan atau kain lokal. Tidak hanya itu, Tempo.co juga memberikan perhatian terhadap penampilan Iriana di depan publik, seperti saat memberikan sambutan dalam beberapa kegiatan, kemunculannya di APEC, serta perannya dalam membentuk organisasi bagi para istri menteri. Sementara itu, Republika Online membingkai Iriana dengan citra negatif karena inkonsistensinya dalam mengenakan jilbab, yang dinilai hanya untuk menarik simpati khalayak pada masa kampanye. Namun demikian, kedua media secara tersirat membingkai Iriana dengan dependensinya sebagai istri. Bagaimanapun, Iriana tidak dapat dilepaskan dari sosok suami, Joko Widodo.

As a president wife, the first lady become a media scrutiny. It also happens to Iriana after her husband, Joko Widodo, elected as president. Her role as a first lady and a public figure giving its own views about gender roles. Since the duty of first lady is not written in the constitution, it gives the media freedom to report from any point of view, especially online media that have high-speed information access. Two online media that have high intensity in preaching Iriana are Tempo.co and Republika Online. The problem in this research is how Tempo.co and Republika Online frame Iriana. To that end, the method used is the analysis of Gamson and Modigliani frame model that defines frame as central idea organization or storyline that directs the meaning of events to an issue. Based on the research, found differences in reporting between Tempo.co and Republika Online. Tempo.co frames Iriana as a fashionable person, even potentially become a fashion icon for traditional clothes and local fabrics. Besides, Tempo.co also gives attention to Iriana appearance in public, such as when she gave a speech in some activities, her appearance in APEC, and her role in forming organization for the wives of ministers. Meanwhile, Republika Online frames Iriana with a negative image because of her inconsistency in wearing hijab, which is assessed only to lure voter during the campaign. However, both media implicitly frame Iriana with her dependencies as a wife. Anyhow, Iriana can not be separated from her husband figure, Joko Widodo.

Kata Kunci : framing, ibu negara, media online

  1. S1-2016-312213-abstract.pdf  
  2. S1-2016-312213-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-312213-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-312213-title.pdf