Laporkan Masalah

HUMOR DALAM SINETRON PARA PENCARI TUHAN

DIDIK SUHARIJADI, S.S., Dr.Wisma Nugraha Ch.R.,M.Hum.

2016 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Humor menjadi andalan daya tarik komunikasi di berbagai bidang. Di seni pertunjukan, di pengajaran, di iklan, dalam komunikasi keluarga, bahkan di ruang pengadilan. Humor ada sejak dulu hingga sekarang. Humor mempunyai banyak fungsi. Fungsi menghibur, fungsi membijaksanakan, fungsi lubrikasi atau melancarkan komunikasi, dan lain-lain. Humor dalam sinetron Para Pencari Tuhan disebabkan oleh kelemahan yang dianggap lucu oleh penonton yang merasa lebih baik (superioritas); karena makna yang menyimpang (bisosiasi); dan karena pelepasan atas ketidaksukaan yang terrepresi. Humor dalam sinetron Para Pencari Tuhan adalah kunci kesuksesan tayangan tersebut. Dalam sinetron tersebut humor selalu menyertai (mengawali, mengikuti) adegan yang mengandung dakwah. Informasi yang sakral dan dogmatis menjadi ringan tersampaikan dengan humor. Humor menjadi penyeimbang dan mencegah kejenuhan penonton dengan mengubah yang sakral menjadi profan. Simbol verbal dan nonverbal dipergunakan secara bersamaan dalam membangun humor dalam sinetron Para Pencari Tuhan. Simbolsimbol direlasikan secara tidak biasa sehingga menghasilkan keganjilan, keanehan, kejanggalan yang menyebabkan kelucuan. Humor sebagai hasil dari konstruksi simbol-simbol, pemaknaannya tergantung pada latar belakang budaya para penerimanya. Karenanya, simbol-simbol verbal maupun nonverbal dimanfaatkan dengan mempertimbangkan topik-topik pokok yang menjadi konteks pemunculan humor. Topik-topik tersebut di antaranya adalah topik religi, topik kelas sosial, topik gender, topik etika politik dan kekuasaan, serta topik ketidaksesuaian antara usia dan perilaku.

Humor becomes the main appeal of communication in various fields. In performing arts, teaching, advertising, family communication, even in the courtroom. Humor exist since long ago. Humor has many functions. Entertaining function, making wise function, lubrication or launch communication function, and others. Humor in the soap opera entitled Para Pencari Tuhan is caused by weaknesses that are considered funny by the audiences who feel better (superiority); because the meaning is distorted (bisociation); and because the release of the repressed disgust. Humor in the soap opera Para Pencari Tuhan is the key to the success of the program. In this soap opera humor always goes along with (starts, follows) scenes containing propaganda. Sacred and dogmatic informations become light when they are delivered with humor. Humor is to make balance and prevent saturation of the audience by changing the sacred into the profane. Verbal and nonverbal symbols are applied simultaneously in constructing the humor in this soap opera. The symbols are interrelated extraordinarily to produce incongruity, oddities, irregularities that causing comical situations. Humor as the result of the construction of symbols, its meaning depends on the cultural background of the recipients. Therefore, the symbols of verbal and nonverbal employed by considering the principal topics that provide the context for the appearance of humor. Those topics comprised religion, social class, gender, political ethics and power, as well as the discrepancy between the age and behavior.

Kata Kunci : Humor, religious soap opera, verbal symbols, nonverbal symbols, sacred, profane

  1. S2-2016-293043-abstract.pdf  
  2. S2-2016-293043-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-293043-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-293043-title.pdf