Laporkan Masalah

BIAS GENDER DALAM MANAJEMEN RESIKO BENCANA DI INDONESIA (Studi Kasus: Penanganan Bencana Gempa Bumi di Yogyakarta Pada Tahun 2006)

ENDANG PRIMA YULIA F, DR. Dafri Agussalim, M.A

2016 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan Internasional

Peristiwa gempa bumi mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 jam 05.53 dengan kekuatan gempa 5,9 skala richter. Ini mengakibatkan 306.234 rumah rusak berat dan roboh dengan total kerusakan dan kerugian senilai 15,3 triliun rupiah. Tesis ini fokus kepada penggalian potensi perempuan dalam keterlibatannya sebagai relawan. Bahwa peran perempuan juga tidak kalah pentingnya dengan peran laki-laki dalam upaya penanganan paska bencana. Keterlibatan perempuan ini di dukung oleh pemahaman gender dalam kebencanaan itu sendiri, mitigasi bencana, dan teori feminisme. Data diperoleh dari wawancara dan sebagian besar dari tinjauan pustaka di beberapa jurnal, buku, koran dan artikel-artikel online, serta referensi data dari internet. Penelitian tesis ini menghasilkan beberapa penemuan. Pertama, hubungan antara persepsi gender masyarakat Indonesia dengan praktek penanganan bencana adalah berdasarkan stigma yang selama ini terlanjur melekat dalam diri masyarakat bahawa perempuan diidentikkan dengan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Tidak seharusnya perempuan bekerja diluar rumah. Kedua, praktek bias gender tercermin dalam tindakan upaya penanganan bencana tersebut, terbukti dengan perempuan hanya mendapatkan posisi sebagai juru masak atau tindakan-tindakan administrasi saja. Perempuan tidak diberikan kesempatan untuk tampil menunjukkan kemampuannya dalam hal menjadi relawan sama seperti laki-laki. Ketiga�¸ keterlibatan perempuan sebagai relawan tidak kalah pentingnya dengan laki-laki dalam hal pemenuhan kebutuhan bagi para korban wanita dan anak-anak.

A 5,9 Richter scaled earthquake hit Yogyakarta and Central Java on 27 May 2006 at 05.53 am. It has caused 306.234 houses to collapse and heavily damaged. The total damaged and loss was estimated until 15,3 quintilion. This thesis aims to focuses on the excavation of the potential of women in his involvement as a volunteer. That women's role is also important with the male role in handling post-disaster. The involvement of women is supported by an understanding of gender in disaster itself, disaster mitigation, and feminist theory. Data were obtained from interviews and most of the literature review in journals, books, papers and articles online, as well as reference data from the internet. This thesis research resulted in several discoveries. First, the relationship between gender perceptions of Indonesian society to practice disaster response is based on the stigma that has been already embedded in society that women identified with household jobs. Women should not work outside the home. Second, the practice of gender bias is reflected in the actions of the relief efforts, as evidenced by women only get a position as a cook or administrative measures alone. Women are not given the opportunity to demonstrate its ability to perform in terms of being a volunteer just like men. Third, women's involvement as a volunteer is not as important as men in terms of meeting the needs of the victims women and children.

Kata Kunci : Gender dalam bencana, Mitigasi Bencana, Bencana, Feminisme, Relawan Perempuan.

  1. S2-2016-359531-abstract.pdf  
  2. S2-2016-359531-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-359531-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-359531-title.pdf