Laporkan Masalah

Hubungan Kehamilan Usia Remaja dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6-23 Bulan di Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat

IRWANSYAH, Prof. dr. Djauhar Ismail Sp.A(K), MPH, Ph.D.; Prof. dr. Mohammad Hakimi, Sp.OG(K), Ph.D.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Stunting pada balita dikaitkan dengan risiko morbiditas dan mortalitas jangka pendek, penyakit tidak menular di kemudian hari, kapasitas belajar dan produktivitas. Kejadian stunting berhubungan dengan berbagai macam faktor antara lain kehamilan pada usia remaja. Prevalensi stunting di Kabupaten Lombok Barat masih sangat tinggi yaitu mencapai 44,20%. ASFR (age specific fertility rate) untuk usia 15-19 tahun di Provinsi NTB adalah 75 per 1000 wanita usia 15-19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya risiko kehamilan remaja terhadap kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain Matched Case Control. Sampel kontrol dan kasus masing-masing sebanyak 55 sampel, total sampel 110. Subyek penelitian pada kelompok kasus adalah anak usia 6-23 bulan yang mengalami stunting. Anak yang tidak mengalami stunting akan menjadi kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan two stage cluster random sampling. Analisis data menggunakan uji McNemar dan analisis regresi logistik kondisional dengan tingkat kemaknaan <0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Analisis multivariabel menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kehamilan pada usia remaja dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan dengan mengontrol variabel pendidikan ibu, berat badan lahir, dan tinggi badan ibu (OR=2,95 ;95% CI:1,05-8,26). Kesimpulan: Kehamilan pada usia remaja, tinggi badan ibu yang pendek, berat badan lahir rendah, serta pendidikan ibu yang rendah berpeluang lebih besar meningkatkan kejadian stunting.

Background: Stunting in children was associated with risk of short-term morbidity and mortality, non-communicable diseases in later life, and learning capacity and productivity. The incidence of stunting associated with various factors such as teenage pregnancy. The prevalence of stunting in West Lombok is still very high, reaching 44,20%. ASFR (age-specific fertility rate) for ages 15-19 years in NTB province is 75 per 1000 women aged 15-19 years. This study aimed to analyze the risk of teenage pregnancy against stunting in children aged 6-23 months. Methods: This study was an observational study design with Matched Case Control. Control and case sample each as many as 55 samples, a total sample of 110. The study subjects in case group is children aged 6-23 months who suffered stunting. Children who do not stunting will be the control group. Samples were taken using two stage cluster random sampling. Analysis of data using McNemar test and conditional logistic regression analysis with significance level <0.05 and confidence interval (CI) 95%. Results: The Multivariate analysis showed that there was a significant association between teenage pregnancy and the incidence of stunting among children aged 6-23 months by controlling the variables of maternal education, birth weight, and maternal stature (OR = 2,95; 95% CI: 1,05-8,26). Conclusion: Teenage pregnancy, maternal short stature, low birth weight, and low maternal education were most likely to increase the incidence of stunting.

Kata Kunci : kehamilan remaja, stunting, anak usia 6-23 bulan, teenage pregnancy, stunting, children aged 6-23 month

  1. S2-2016-354346-abstract.pdf  
  2. S2-2016-354346-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-354346-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-354346-title.pdf