INSIDENSI KEKERUHAN KORNEA PASCA PROSEDUR PHOTOREFRACTIVE KERATECTOMY DI RUMAH SAKIT MATA DR YAP YOGYAKARTA

RADHYAKSA ARDAYA, dr. Raden Haryo Yudono, Sp. M, M.Sc; dr. Muhammad Bayu Sasongko, M. Epi.,Ph.D

2016 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Photorefractive keratectomy (PRK) merupakan prosedur operasi laser eksimer untuk koreksi visus miopi, hipermetropi, dan astigmatisme yang banyak menjadi pilihan masyarakat saat ini. Pada PRK, epithel kornea akan dikikis untuk kemudian kornea akan dibentuk ulang menggunakan laser eksimer. Setelah prosedur PRK, dapat terjadi beberapa komplikasi dalam proses penyembuhan kornea, salah satunya merupakan kekeruhan kornea. Tujuan: Mengetahui insidensi kekeruhan kornea pasca tindakan PRK. Metode: Penelitian ini adalah penelitian dengan desain cohort prospektif crossover/pre and post study menggunakan subyek pasien yang akan menjalani PRK di RS Mata dr. Yap Yogyakarta. Pasien yang telah menjalani PRK akan diperiksa apakah ada kemunculan kekeruhan kornea menggunakan slit lamp pada 1 hari, 7 hari, 14 hari, 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan pasca PRK. Data akan dianalisis berdasarkan insidensi dan waktu kemunculannya. Hasil: Terdapat 70 mata yang dilibatkan dalam penelitian ini pada April 2014 sampai Mei 2015. Dari 70 mata, yang mengalami kekeruhan kornea pada H+1 sebanyak 7,1% (5 mata), pada H+7 sebanyak 20,0% (14 mata), pada H+14 sebanyak 1,4% (1 mata), pada H+1 bulan, H+2 bulan, dan H+3 bulan sebanyak 7,1% (5 mata).

Background: Photorefractive keratectomy (PRK) is a popular laser eye surgery intended to correct a person's vision. PRK permanently changes the shape of the anterior central cornea using an excimer laser to ablate tissue from the corneal stroma. The outer layer of the cornea is removed prior to the ablation. PRK may be followed with several complications related to wound healing process in the cornea, one of them is corneal haze. Objective: Measuring the incidence of corneal haze following PRK. Methods: This study is a prospective cohort study with pre and post design. The subjects in the study are patients who will undergo PRK procedure in eye hospital dr. Yap Yogyakarta. Patients that have underwent PRK would then be examined using slit lamp by the examiner at the hospital at 1 day, 7 days, 14 days, 1 month, 2 months, and 3 months after PRK. The data is analyzed from its incidence and the time of appearance. Hasil: There are 70 eyes that is included in this study from April 2014 to Mei 2015. From 70 eyes, the incidence of corneal haze at D+1 is 7,1% (5 eyes), at D+7 is 20,0% (14 eyes), at D+14 is 1,4% (1 eye), at D+1 month, D+2 months, and at D+3 months is 7,1% (5 eyes).

Kata Kunci : photorefractive keratectomy, corneal haze.