COMBUSTIBLE INCENSE OF PEPPERMINT (Mentha piperita) AS Aedes aegypti MOSQUITO REPELLENT

JEANRETTE J, NIERRAS, Dr. Budi Mulyaningsih, Apt., MS ; dr. Ernaningsih, DTM&H.,M.Kes

2015 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

INTISARI Latar Belakang : Aedes aegypti adalah salah satu vektor utama yang bertanggungjawab untuk transmisi virus dengue yang menyebabkan demam berdarah, salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas global. Metode yang paling efektif untuk mengurangi prevalensi penyakit ini adalah dengan pencegahan yang dapat dilakukan dengan mengontrol jumlah vektor menularkan virus ini. Pengembangan vaksinasi terhadap virus ini belum ditemukan. Oleh itu, penolak yang dibuat dari tumbuhan alami yang alternatif yang lebih murah dan lebih aman sedang dipilih lebih penolak sintetis. The peppermint (Mentha piperita) merupakan contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai pembasmi alami. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari effektivitas dari peppermint (Mentha piperita) tanaman dalam bentuk dupa terbakar sebagai pengusir nyamuk dan untuk menemukan konsentrasi optimal diperlukan untuk secara efektif mengusir nyamuk. Metode : Daun peppermint (Mentha piperita) akan dicuci, dipotong, dikeringkan dan ditumbuk menjadi bentuk bubuk. Kemudian, akan dibentuk menjadi berbentuk kerucut dupa dari konsentrasi yang berbeda. Setiap dupa dari konsentrasi yang berbeda akan ditempatkan dalam sebuah kotak dengan 20 nyamuk dan dibakar. Aktivitas dan kematian nyamuk diamati dan dicatat. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode ANOVA satu arah dan Turki tes pos hoc. Hasil : Menggunakan analisis ANOVA, di 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit dari pengujian, menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan p = 0,006, p = 0,000, p = 0,001, p = 0,001, p = 0,003 dan p = 0,000 masing-masing . Kegiatan repellency berarti menunjukkan bahwa konsentrasi 40% Mentha piperita memiliki aktivitas repellency tertinggi dengan 96,65% dibandingkan dengan kelompok lain. Analisis Turki Pos Hoc menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam 5%, 10%, 20%, 40% dibandingkan dengan 0,03% transfluthrin dan 0% Mentha piperita. Kesimpulan : 40% Mentha piperita memiliki aktivitas penolak nyamuk tertinggi, diikuti oleh 20%, 10%, 5%, 0,03% transfluthrin kemudian terakhir 0%, yang merupakan kontrol negatif. Kata kunci : Aedes aegypti, Mentha piperita, 0,03% konsentrasi transfluthrin ekstrak, aktivitas repellency.

ABSTRACT Background :The Aedes aegypti mosquitos are one of the main vector responsible for transmitting the dengue virus that leads to dengue fever, one of the leading cause of morbidity and mortality globally. The most effective method of reducing the prevalence of this disease is by prevention which can be done by controlling the number of vectors transmitting this virus. Development of vaccination against this virus is yet to be found. Hence, a repellent made from natural plant which is a cheaper and safer alternative is being chosen over the synthetic repellent. The peppermint (Mentha piperita) is an example of plant which is can be used as a natural repellent. Objectives :This experiment aims to study the efficacy of the peppermint ( Mentha piperita )plant in the form of combustible incense as a mosquito repellent and to find the optimal concentration needed to effectively repel the mosquitos. Methods :The leaves of the peppermint (Metha piperita) plant will be washed, cut, dried and crushed into powder form. Then, it will be molded into cone-shaped combustible incense of different concentrations. Each combustible incense of different concentrations will be placed in a box with 20 mosquitoes and burned. The activity and the mortality of the mosquito is observed and recorded. The data obtained is analysed using the one-way ANOVA method and Turkey pos hoc test. Results : Using ANOVA analysis, in 5, 10, 15, 20, 25 and 30 minutes of testing, shows significant difference with p=0,006, p=0,000, p=0,001, p=0,001, p=0,003 and p=0,000 respectively. The mean repellence activity shows that 40% concentration Mentha piperita has the highest repellence activity with 96.65% as compared to other groups. Turkey Pos Hoc analysis revealed significant differences in 5%, 10%, 20%, 40% as compared to 0,03% transfluthrin and 0% Mentha piperita. Conclusion : 40% Mentha piperita has highest repellence activity, followed by 20%, 10%, 5%, 0,03% transfluthrin then lastly 0%, which is the negative control. Keywords : Aedes aegypti, Mentha piperita, 0,03% transfluthrin concentrations of extract, repellence activity.

Kata Kunci : Aedes aegypti, Mentha piperita, 0,03% transfluthrin concentrations of extract, repellence activity.