Analisa Penderita Diabetes Mellitus Melalui Bau Mulut dengan Menggunakan Electronic Nose

ADITYA NUR AFIANDONO, Danang Lelono, S.Si., M.T.

2015 | Skripsi | S1 ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

Diabetes Mellitus (DM) memiliki gejala utama berupa konsentrasi gula dalam darah tinggi. Disamping itu lemak yang dibongkar dipercepat untuk menghasilkan asam lemak yang lebih banyak dan diubah menjadi badan keton. Namun jika keton yang diproduksi terlalu tinggi maka akan dikeluarkan dalam bentuk ketonuria. Hal ini yang membuat bau napas penderita DM berbau seperti apel busuk karena mengeluarkan gas aseton. Selama ini untuk mengetahui seseorang menderita DM dilakukan dengan cara tes laboratorium. Selain tes laboratorium, dapat juga menggunakan instrumen pengukur gula darah yaitu glukometer yang mudah dipakai. Kesemua pengujian tersebut menggunakan darah dengan melukai bagian tubuh tertentu saat pengambilan sampel. Seiring perkembangan teknologi, telah ditemukan instrumen berbasis larik sensor gas yang dapat mendeteksi aroma. Instrumen yang dikenal dengan Electronic Nose (enose) ini digunakan untuk mendeteksi bau mulut penderita DM. Pengambilan sampel berupa bau napas dari responden DM dan bukan DM dengan cara dihembuskan ke dalam kantong khusus. Kemudian dari kantong khusus ini dihubungkan ke enose dengan cara mengalirkan aroma bau napas tersebut ke dalam ruang sensor. Aroma yang ditangkap larik sensor gas dirubah menjadi sinyal respon. Sinyal respon diekstraksi terlebih dahulu sebelum dianalisis menggunakan metode Principal Componant Analysis (PCA). Berdasarkan hasil eksperimen dari enose dengan 5 sensor gas (TGS 822, TGS 2602, TGS 825, Tgs 2620, TGS 2600) yang telah dibuat diperoleh variabilitas komponen utama PC1 sebesar 96,9% dan PC2 sebesar 2.5%. Total variabilitas enose dapat mengklasifikasi responden non DM dan DM sebesar 99,4 %.

Diabetes mellitus is a degenerative disease that characterized by high sugar level in the blood. Besides that, in diabetes mellitus fat is easily broken down to produce fatty acids, which at the end will create ketones. However, high production of ketones will be compensated and secreted from urine, ketonuria. Furthermore, patient of diabetes mellitus might have a typical ketonic breath (smell like rotten apple) due to acetone release. Until now laboratory test has been usually used to diagnose diabetes mellitus. Except that, it also can be measured by glucometer, a convenient instrument that can calculate sugar blood level. All of that is invasive method, which is taking the blood from the arteries. Nowadays, researchers have been developing an instrument based on array gas sensor that could measure an aroma from the breath. It is called Electronic Nose (enose) to detect the bad breath of diabetes mellitus patients. The breath of diabetes mellitus patients and non-diabetes mellitus patients had been collected by blowing their breath into a special bag. Then, the obtained gas was connected and transferred into a sensor chamber in the enose. Captured aroma by the sensor array was converted into a signal response. Then, the signal response was extracted before performing Principal Componant Analysis (PCA). Based on enose experiment with 5 different gas sensor (TGS 822, TGS 2602, TGS 825, Tgs 2620, TGS 2600), it was obtained that major component of PCI was 96,9% and PC2 was 2.5%. Enose total variability can clasify patient with or without DM at 99.4%.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Electronic Nose, PCA