Laporkan Masalah

PANGAN ORGANIK: KONSUMSI SIMBOLIK KAUM URBAN DI YOGYAKARTA

DINI ASMARANI, Dr. Atik Triratnawati, M.A

2016 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGI

Pangan organik belakangan ini muncul sebagai sebuah tren baru di Yogyakarta. Banyak restoran-restoran yang mengusung tema pangan organik di Yogyakarta. Serta, hadirnya pasar organik membuat jenis pangan ini semakin populer. Adapun para penggerak kampanye pangan yang membuat sirkulasi informasi seputar pangan organik semakin berkembang. Pangan organik adalah pangan yang tidak menggunakan zat-zat kimia saat proses produksinya. Untuk itu jenis pangan ini dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap pangan konvensional yang dianggap berbahaya dari segi kesehatan dan juga ekologi. Sebagian besar para konsumen yang mengonsumsi pangan organik percaya bahwa ada dampak kesehatan di dalamnya. Namun konsumen harus membayar lebih untuk mendapatkan pangan organik. Harga mahal telah melekat pada pangan organik. Untuk itu jenis pangan ini terkenal hanya untuk sebagian kalangan saja. Pangan organik telah berkembang sejak tiga tahun terakhir di Yogyakarta. Konsumen pangan organik rata-rata merupakan kaum menengah urban. Ada nilai-nilai lebih yang disematkan di dalamnya, yang membuat konsumen dengan daya beli tinggi tertarik. Kebutuhan seseorang akan makanan sehat menjadi alasan utama seseorang mengonsumsi pangan organik. Perkembangan jenis pangan ini di Yogyakarta akan dibahas secara spesifik dalam tesis ini. Adapun telaah mengenai bagaimana konsumsi pangan organik berlangsung di Yogyakarta. Baik perkembangan maupun proses berlangsungnya konsumsi pangan organik membawa peneliti mengetahui bagaimana konsumen memaknai pangan organik itu sendiri. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi langsung tempat-tempat yang menjual pangan organik. Dari tempat-tempat tersebut, ditemui beberapa konsumen yang menjadi informan utama dalam penelitian ini. Selain mengobservasi, peneliti juga melakukan wawancara namun dengan gaya santai. Informasi didapatkan dari lima konsumen, dua diantaranya mengonsumsi pangan organik dengan cara menanam sendiri. Tiga konsumen lainnya biasa membeli di pasar organik. Deskripsi kualitatif menjadi perekat keseluruhan komponen data yang didapatkan di lapangan. Alhasil ditemukan berbagai temuan menarik mengenai perkembangan pangan organik di Yogyakarta. Terdapat jaringan pangan organik tersendiri yang membuatnya terkenal di Yogyakarta. Dalam jaringan tersebut terdapat aktor-aktor yang memegang peran menaikan isu ini. Pasar organik berperan penting dalam distribusi pangan organik di Yogyakarta. Sebagian besar konsumen mendapatkan pangan organik dari pasar tersebut dan juga kehadiran pasar organik menjadi tempat berkembangnya informasi seputar pangan organik. Pangan organik dimaknai bukan hanya sebagai makanan sehat, namun juga prestisius. Itu lah mengapa bagi sebagian konsumen yang mampu dan memiliki tendensi sehat tidak akan ragu mengonsumsi pangan organik.

Lately, organic food emerged as a new trend in Yogyakarta. Many restaurants with organic food�s label pop out, also the presence of organic market makes organic food increasingly popular. The activists, that working on a number of food campaign, circulate the information of the organic food. Organic food means food that does not use chemicals during the production process. Therefore, this type of food is considered as a form of resistance to conventional foods, which considered harmful in terms of health and ecology. Organic food consumers mostly believe that there are health impacts but they have to pay more to get organic food. The high price has been closely related to organic food, hence, this type of food is known only to the certain circle. The type of food that has grown for the last three years in Yogyakarta consumed by the urban community. The values embedded in it attracts consumers with high purchasing power. The necessity is also one of the reasons people consume organic food. The development of organic food in Yogyakarta will be discussed specifically in this thesis. The study of how organic food consumption took place in Yogyakarta. Both growth and the ongoing process of organic food consumption bring researchers to understand how consumers interpret organic food itself. The study was conducted by observing directly the places that sell organic food. From these places have been founded some consumers, who become key informants in the study. In addition to observing, researchers also conducted casual interviews. Information obtained from five customers, two of which consume organic food by planting their own food. The other three consumers regularly buy the food at the organic market. Qualitative descriptions hook overall component data obtained in the field. As a result, several interesting matter about the development of organic food in Yogyakarta were found. There is a certain network of organic food that turns this type of food popular in Yogyakarta. Inside the certain networks, there are actors who play a role to promote this issue. The organic market plays a significant role in the distribution of organic food in Yogyakarta. Most consumers get organic food from the market and also the presence of organic market act as a center for information about organic food. Organic food is defined not only as a healthy food but also prestigious. That is why for some consumers who are able and have a healthy tendency will not hesitate to join in.

Kata Kunci : pangan organik, konsumsi, simbol, Yogyakarta