Berada di Titik Ambiguitas : Studi Terbentuknya Nilai tentang Anak di Kelurahan Tanjung, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur

MARIA YOSEFA AMI PRIWARDHANI, Prof. Dr. P.M. Laksono, M.A

2015 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGI

Studi ini bermaksud melihat bagaimana nilai tentang anak terbentuk di tengah dunia yang berubah dan terkoneksi secara global. Penelitian dilakukan di Tanjung, sebuah kelurahan di pesisir selatan Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Studi ini dilakukan pada tahun 2013 dengan menggunakan metode pengamatan terlibat, wawancara serta studi dokumen untuk mengumpulkan data. Informan dalam studi ini adalah orang tua, guru serta anak-anak di wilayah penelitian. Pertanyaan pendukung dalam studi ini adalah 1) Nilai apa yang dianggap berharga tentang anak-anak di Tanjung? 2) Bagaimana negara, gagasan global tentang anak-anak serta nilai yang sudah dipercayai masyarakat mempengaruhi munculnya nilai tentang anak tersebut 3) Dengan menggunakan PAUD sebagai contoh kasus, bagaimana orang-orang Tanjung menghadapi datangnya nilai baru tentang anak-anak? Nilai dalam studi ini didefinisikan sebagai gagasan yang turut mempengaruhi pilihan-pilihan tindakan yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Studi ini menemukan bahwa nilai tentang anak di Tanjung dibentuk oleh ketegangan antara gagasan yang telah dipercayai masyarakat sejak masa lalu serta gagasan global tentang anak-anak yang dibawa melalui program pengasuhan anak yang dibawa negara. Karena hirarki usia penting, anak-anak berada di tingkat bawah dan karenanya bukanlah pusat perhatian utama baik di dalam keluarga maupun masyarakat. Kepatuhan menjadi penting. Di pihak lain, gagasan global tentang anak-anak yang diterapkan negara dalam program pendidikan dan pengasuhan bagi anak-anak mensyaratkan perhatian yang sangat besar bagi anak-anak. Orang-orang Tanjung menyeleksi gagasan-gagasan tersebut dan menggunakannya untuk kepentingan mereka. Di satu sisi mereka tetap percaya bahwa anak-anak harus patuh dan hormat kepada yang tua. Sementara itu mereka menerima gagasan tentang masa keemasan yang menjadi landasan bagi mereka untuk membekali anak-anak dengan keterampilan-keterampilan tertentu yang menurut mereka bisa menghapus ketertinggalan mereka. Ini adalah situasi ambigu yang mendasari praktek pendidikan dan pengasuhan anak di daerah tersebut.

This study observed the creation of values of children in Tanjung, a village in the south coast of Ende, Flores, East Nusa Tenggara, amidst changing, globalized world. Conducted mainly in 2013, the study employed participatory observation, interview and document study to collect data. The informants were parents, teachers and children in the fieldwork area. The study posed three supported questions, namely 1) What were the values of children in Tanjung? 2) How did the state, the global idea on children, and the community's idea on children influence the creation of the values, and 3) Based on case study on PAUD (Early Childhood Education Program), how did the community react to the insertion of new values of children? "Values" in this study is defined as defined as ideas that influence actions. The study found that the values of children in Tanjung is shaped by the tension of the ideas the community had believed since their parent's and grandparent's times and global ideas of children that had been brought by the state through its development projects. As age based hierarchy was very important in Tanjung, children were on the lowest level of the hierarchy. They were not the center of attention either in the family or the community. Obedience was thus valued. On the other hand, the global idea on children brought by the state through its child related development program imposed on bigger portion of attention to childcare and growth. The community in Tanjung selected those ideas and used the most favorable to serve their interest. They still believed that children should be obedient and respectful to their elders, while at the same time they also accepted the idea of golden age as the justification to teach the children skills that would bring them out from their backwardness. Despite of some new inserted values being considered against their ideas on children, the community still officially accepted the values in question although they did not base their action on the values. This is ambiguous situation that permeated childcare and education practices in the area

Kata Kunci : nilai, nilai anak, anak-anak, Ende