Laporkan Masalah

HUBUNGAN ANTARA KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) WANITA USIA SUBUR DI KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN

FADHILAH DEVI R, Joko Susilo, SKM,M.Kes; Dian Caturini S,B.Sc,MSc.; Yayuk Hartriyanti SKM,M.Kes

2015 | Skripsi | GIZI KESEHATAN

Latar Belakang: Wanita berperan dalam menjaga ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Wanita dalam rumah tangga berisiko mengalami masalah gizi kurang, hal ini dikarenakan adanya tradisi yang melekat dalam keluarga yaitu adanya kebiasaan makan dalam keluarga yang mendahulukan suami, anak laki-laki, baru kemudian anak perempuan dan istri. Prevalensi wanita usia subur berisiko KEK sebesar 20,8 persen di Indonesia. Namun prevalensi obesitas pada wanita usia di atas 18 tahun di Indonesia juga cukup tinggi yaitu sebesar 32,9 persen (Riskesdas, 2013). Masalah gizi lebih pada wanita juga ditemukan pada rumah tangga rawan pangan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketahanan pangan rumah tangga dan indeks massa tubuh (IMT) wanita usia subur di kecamatan Seyegan kabupaten Sleman. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Lokasi pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling yaitu di desa Margoagung yang merupakan salah satu desa rawan pangan di kabupaten Sleman. Subyek penelitian sebesar 140 wanita usia subur yang memenuhi kriteria inklusi akan dipilih secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran tinggi badan serta berat badan untuk mengetahui IMT. Data dianalisis bivariat menggunakan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan 95 persen. Hasil : Rata-rata usia responden adalah 37 tahun dan sebanyak 67,1 persen mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Sebagian besar responden tidak bekerja (72,9 persen) dan sebesar 65 persen mempunyai jumlah anggota keluarga yang sedikit kurang dari sama dengan 4. Sebanyak 77,1 persen responden masuk dalam kategori rumah tangga kaya . Kondisi ketahanan pangan rumah tangga paling banyak dalam kondisi low food security (41,4 persen) dan sebanyak 60 persen wanita usia subur mempunyai IMT normal.Tidak terdapat hubungan antara ketahanan pangan rumah tangga dengan IMT wanita usia subur dengan nilai p=0,585 (nilai p lebih dari 0,05). Kesimpulan:Kondisi ketahanan pangan rumah tangga sebagian besar dalam kondisi low food security. Sebagian besar wanita usia subur mempunyai IMT normal.Tidak terdapat hubungan antara ketahanan pangan rumah tangga dengan IMT wanita usia subur.

Background: Women play a role in maintaining the household food security. Women have the risk of malnutrition problem, because of the tradition in the family about eating habits that prioritize husband, son, then daughter and wife. Based on Riskesdas (2013), the prevalence of reproductive women have risk of KEK (malnutrition) amount 20,8% in Indonesia. The prevalence of obesity in women aged >18 years old in Indonesia also high that is 32,9%. Over nutrition problem in women not only found in food secure household but also in food insecure household. Objective: This study aimed to determine the relationship between household food security and body mass index (BMI) of reproductive women in sub-district Seyegan, Sleman regency. Methods: This study was an observational study with cross sectional study design. Location of sampling based on purposive sampling in Margoagung village which is one of insecure food village in Sleman regency. The subject of the study is about 140 women of reproductive age who fill inclusion criteria and will be selected by simple random sampling. The data collected by interview and measurement of body height and weight to determine body mass index. Data were analyzed using Mann-Whitney test with a significance level of 95%. Results: The average age of respondent is 37 years old and 67.1% has high levels of education. Most of respondents are not work (72.9%) and 65% has view family members. Amount 77.1% of respondent include wealthy household category. Most of household food security condition in low food security (41.4%) and 60% reproductive women had normal body mass index. There is no relationship between household food security with reproductive women and body mass index with p value = 0.585 (p> 0.05). Conclusion: Most of household food security conditions is in low food security. Most of reproductive women have normal body mass index and there is no relationship between household food security with body mass index of women in reproductive age.

Kata Kunci : ketahanan pangan rumah tangga, indeks massa tubuh, wanita usia subur/household food security, body mass index, women in reproductive age

  1. S1-2015-317343-abstract.pdf  
  2. S1-2015-317343-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-317343-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-317343-title.pdf