Faktor Penentu Resiliensi Anak di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dan Pengelolaannya : Peningkatan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana

YOHANA PRASTI P., Dewi Haryani Susilastuti, Ph. D

2015 | Tesis | S2 MANAJEMEN BENCANA

Paradigma manajemen bencana di Indonesia mulai beralih dari responsif menuju preventif, sehingga upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mulai ditingkatkan. Anak-anak sebagai kelompok rentan perlu mendapatkan perhatian yang lebih dalam PRB, karena risiko bencana yang mereka hadapi tentu lebih berat daripada orang dewasa. Walaupun anak termasuk dalam kelompok rentan, tapi bukan berarti setelah terpapar kejadian bencana mereka tidak bisa pulih kembali. Setiap anak memiliki daya lenting (resiliensi) walaupun kadarnya berbeda setiap anak. Potensi resiliensi anak ditentukan oleh faktor protektif dan faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor protektif yang paling berpengaruh pada tingkat resiliensi anak, dan mengelola fakor tersebut menjadi dasar atas rekomendasi dalam upaya PRB pada anak. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Selo, Kabupaten Boyolali dengan responden sebanyak 91 orang. Responden berusia antara 13-14 tahun. Regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul. Dari olah analisis data diperoleh hasil bahwa faktor individu (X1), faktor keluarga (X2), dan faktor masyarakat (X3) sama-sama memiliki pengaruh positif terhadap resiliensi (Y). Sedangkan dari ketiga faktor yang diteliti, faktor masyarakat (X3) memiliki pengaruh yang paling besar (r=0.271, p <0.05) dibandingkan dengan faktor keluarga (X2) (r=0.036) dan faktor individu (X1) (r=0.092).

Indonesia's disaster management paradigm has been changed from responsive to preventive, so that Disaster Risk Reduction (DRR) effort should to be enhanced too. Children as a vulnerable group need to get more attention in the effort of DRR, it's because disaster risk that children face is more severe than those faced by adults. Although children are vulnerable, doesn't mean that after exposed to catastrophic events they can't recover. Every child has the resilience ability although from one child to another has different level on this ability. Resilience is one of some important keys in children DRR. Children's resilience is determined by protective factors and risk factors. This research's aim is to find out the protective factor that is most influence to the level of children's resilience, and how to manage this factor to be the basic for recommendation of DRR in children. This research conducted in SMP Negeri 1 and SMP Negeri 2 Selo, with 91 respondents. Respondents age between 13 to 14 years old. Multiple linear regression was used to analyze the data that has been collected. The result from the data analyze is individual factor (X1), family factor (X2), and community factor (X3) have the same positive affect on resilience (Y). Meanwhile from those three factors, community factor (X3) has the most impact to resilience (r=0.271, p <0.05) compared to family factor (X2)(r=0.036) and individual factor (X1)(r=0.092).

Kata Kunci : anak, kelompok rentan, Pengurangan Risiko Bencana (PRB), resiliensi, faktor protektif/children, vulnerable group, DRR, resilience, protective factor