Laporkan Masalah

BENTUK CULTURE SHOCK DAN STRATEGI ADAPTASI ORANG JEPANG YANG BEKERJA DI BALI TERHADAP ETOS KERJA ORANG BALI (STUDI KASUS EMPAT ORANG JEPANG YANG BEKERJA DI BALI)

LADYCIA SUNDAYRA, ROBI WIBOWO, S.S., M.A.

2015 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANG

Bentuk culture shock dan strategi adaptasi orang Jepang yang bekerja di Bali terhadap etos kerja orang Bali dijadikan sebagai kajian dalam skripsi ini. Penelitian ini difokuskan pada empat orang Jepang yang bekerja di Bali selama lebih dari lima tahun dengan rentang usia antara 30 tahun sampai dengan 50 tahun. Dari empat orang informan tersebut, tiga orang adalah perempuan dan satu orang laki-laki. Dua orang bekerja di lembaga bahasa Jepang, satu orang lainnya bekerja di perusahaan cruise dan satu orang lagi bekerja sebagai dosen bahasa Jepang di sebuah universitas. Penelitian ini menggunakan konsep-konsep dari Kalvero Oberg. Pertama konsep gegar budaya (culture shock) yang digunakan untuk menganalisis bagaimana bentuk culture shock yang dihadapi oleh orang Jepang yang bekerja di Bali terhadap etos kerja orang Bali. Kedua adalah konsep adaptasi, digunakan untuk menjelaskan strategi adaptasi orang Jepang yang bekerja di Bali dalam menghadapi culture shock yang dialaminya. Konsep ketiga adalah konsep komunikasi antar budaya, digunakan untuk menganalisis bagaimana cara orang Jepang yang bekerja di Bali dalam berkomunikasi dengan orang Bali. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi pustaka. Wawancara dilakukan pada bulan januari sampai dengan bulan maret tahun 2014 di tempat kerja para informan. Studi pustaka menggunakan literatur berbahasa Jepang, Indonesia dan Inggris, serta menggunakan artikel di internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 bentuk culture shock terkait etos kerja orang Bali yang dialami orang Jepang yang bekerja di Bali. Pertama, orang Bali yang memprioritaskan upacara agama di atas pekerjaan. Kedua, orang Bali yang sering datang terlambat saat bekerja, pulang lebih awal saat selesai bekerja dikarenakan ada upacara agama. Berbeda dengan orang Jepang yang mengutamakan pekerjaan diatas kepentingan apapun dan orang Jepang yang sangat disiplin terhadap waktu. Hal ini menyebabkan orang Jepang yang bekerja di Bali mengalami culture shock. Strategi adaptasi yang dilakukan oleh orang Jepang yang bekerja di Bali adalah dengan cara mencari tahu tentang upacara agama di Bali melalui komunikasi dengan orang Bali dan menjunjung rasa toleransi.

The form of culture shock and adaptation strategy that used by Japanese people who work in Bali against Balinese people work ethos is the focus study of this thesis. The research is focused on four Japanese people who already work in Bali for more than five years with the age range is from 30 to 50 years old. The four informants are consist of three women and one man. Two people are working on Japanese language institution, another one work in a cruise company, and the last one is working as a lecturer of Japanese language in a university. This research use the concepts from Kalvero Oberg. The first concept is culture shock concept which used to analyze the form of culture shock that faced by Japanese people who work in Bali against Balinese people work ethos. The second concept is adaptation concept. This concept used to explain the adaptation strategy that used by Japanese people who work in Bali against the culture shock. The third concept is cross-cultural communication, used to analyze how the Japanese people who work in Bali communicate with Balinese people. The method that used on this research is Descriptive Qualitative. Data gathering is being done by doing an interview and literature review. The interview was done from January until March 2014 at the workplace of the informant. The literature review using Japanese, Indonesian, and English literature and also articles from the internet. The result of the research shown that there are 2 culture shocks regarding to Balinese work ethos that perceived by Japanese people who work in Bali. The first one is Balinese people put their cultural or religion events as the main priority, over their job. The second one is Balinese people are often come late to the office and go home earlier due to cultural or religion events. Different from Japanese people who always put their job as the top priority and very discipline with time. Those are two reasons that make Japanese people who work in Bali get a culture shock. The adaptation strategy that used by the Japanese people who work in Bali are by get some information about the cultural and religion events in Bali by communicate with Balinese people and uphold tolerance.

Kata Kunci : orang Jepang, culture shock, adaptasi

  1. S1-2015-296851-abstract.pdf  
  2. S1-2015-296851-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-296851-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-296851-title.pdf