Laporkan Masalah

Serat Nitipraja :: Suntingan teks, terjemahan, dan analisis semiotik; berdasarkan naskah-naskah di Perpustakaan Museum Sanabudaya

WULANDARI, Arsanti, Dr. I Kuntara Wiryamartana

2001 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini merupakan studi filologi terhadap hasil karya sastra lama, yaitu teks Sera Nitiprcqu (SNP). Teks Serut Nitrpruju (SNP) yang oleh Behrend dikategorikan sebagai teks piwulang ini syarat akan ajaran moral kepemimpinan. Dilihat dari sengkulun yang ada, teks ini dicipta pada tahun 1643. Menurut Poerbatjaraka teks ini berisikan petunjuk untuk seorang pemimpin di linglmngan kerajaan. Dilihat dari media teks yang berupa naskah, teks ini dijumpai banyak salinan yang tersimpan di banyak tempat. Penelitian ini bertujuan menentukan teks SNP yang bersih dan menyajikannya disertai terjemahan serta mengungkap makna SNP dilihat dari perumpamaanperumpamaan yang ada. Penelitian ini juga akan dibatasi dengan teks SNP koleksi Perpustakaan Museum Sanabudaya (MSB). Adapun kerangka teori yang digunakan adalah teori filologi dan teori sastra. Teori fililogi yang digunakan adalah teon yang diutarakan oleh Behrend mengenai penggolongan teks yang sama didasarkan tembung, tembang. dan curitu. Teks-teks tersebut merupakan satu keluarga atau dikatakan Behrend berada dalam satu korpus, sedangkan masing-masing kelompok hasil penggolongan dikatakan menempati satu resensi. Teori sastra yang dipakai adalah teori semiotik, khususnya mengenai tahap pembacaan yang diutarakan oleh Ri ffaterre yang mengungkapkan mengenai adanya dua tahap pembacaan yaitu heziristik (mencari arti) dan hermeneutik untuk menggali makna teks. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan meliputi penginventarisasian dan pendeskripsian naskah yang memuat teks SNP, perbandingan masing-masing teks terjangkau, penentuan resensi teks SNP dan penetapan salah satu teks sebagai teks dasar suntingan, selanjutnya penyuntingan serta penterjemahan dan terakhir penganalisisan teks dengan melihat perumpamaan yang ada kemudian pendeskripsian maknanya Penelitian terhadap teks SNP rnenghasilkan kesirnpulan bahwa teks SNP koleksi MSB yang terjangkau (9 naskah) tercakup dalam enarn resensi, yaitu resensi A terdiri atas ernpat naskah SK 4, PB A 22, PB A 106, SK 172; resensi B adalah teks SNP dari SK 30; resensi C teks SNP dari SK 1 1; resensi D teks SNP dari SK 97, resensi E dari naskah PB B 30; dan resensi F teks SNP dari naskah PB A 199. Penafsiran terhadap perumparnaan-perumpamaan akan menghasilkan gambaran mengenai karakter-karakter seorang pemimpin, baik pimpinan yang nistu, mudyu, maupun utamu. Pemimpin di sini adalah bupati, raja, patih, jaksa, dan utusan kerajaan. Selain itu juga orang-orang yang dekat dengan para petinggi kerajaan tersebut, misalnya wanita dan orang-orang terpilih lainnya (ularna, penasihat). Adapun karakter yang ditemukan dari perurnparnaan yang ada terbagi atas karakter dalarn arti watak pribadi dan karakter dalarn lingkup ketika berelasi dengan orang lain. Sebagai pernimpin ia harus benvatak sabar, tenang, benvawasan luas, dan tidak gila hormat, sedangkan sikap ketika berelasi dengan orang lain tidak boleh sewenang-wenang rneski menduduki satu jabatan, bahkan seharusnya membantu orang lain untuk mengusahakan kesejateraan

This research is a philological studies on an old literary work of &rut Nitzpruju (SNP) text. The text loading with teaching of leadership morales was classified by Behrend as piwulung text. From sengkulun viewpoint, this text was written in 1643. According to Poerbatjaraka, the text contains guidances to a leader and leaders in particulary kingdom surroundings. Based upon the textual media of manuscript, the text was rewritten in many times and many places. The research aim to examine SNP text clean and present it with translation and find out the meaning of the existing SNFs parables. This research was limited to the SNP text of Museum Sanabudaya Library’s collection. Two kinds of theories were applied in this research , i.e., philology theories and literary theory. The philology theory used here was theory of Behrend’s on the similar text classification of ternbung, ternbung, curitu. The text included into one family or according to Behrend as one corpus, and each classifying results was placed in a resensi. The literature theory used in this study was semiotic,them particulary of Riffaterre’s reading stages on heuristic (to discover the meanings) and henneneutic (to elaborate the textual meanings). This research methods progressively step inventory process, describing the SNP manuscripts, comparing to other reachable text, determining SNP text resensi, deciding one of texts as based editing text, editing and translating, finally analyzing the text with observing the existing parables and describing the meanings. The research concluded that 9 ShP collection of Museum Sanabudaya’s Library were classified into four resensi, . resensi A consisting of four manuscripts viz., SK 4, PB A 22, PB A 106, SK 172; resensi B of SK 30, resensi C ‘ of SK 114; resensi D of SK 97, resensi E of PB B 30; and resensi F of PB A 199. The interpretation of the existed parables describe the characters of nistu (indignified), rnudyu (semidignified), utumu (highly dignified) of a leader. The leader was meant as regent (buputi), king (ruju), minister (putih), attorneyfiuksu), kingdom messenger (urusun kerujuunj, including those who were close to the high kingdom beaurocrats such as women and selected people (such as duma and advisors). The characters found in the parables were related to personal characters and interpersonal characters. Firstly, as a leader, she must have characters as follows: patient, calm, broad minded, not crazy for respect. Secondly, as the leader deals with other people, she couldn’t be autoritary though, she was holding a position, otherwise she must have helped other people for achieving welfare instead.

Kata Kunci : Sastra Jawa Kuno,Serat Nitipraja,Filologi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.