ANALISIS SPASIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013

LD. A. Saktiansyah, Prof. dr. M. Hakimi, SpOG(K), PhD.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Dekade terakhir Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi masalah kesehatan global, ditandai dengan meningkatnya kasus DBD di dunia. Berdasarkan laporan kasus Puskesmas Wates periode Januari-September 2013, penyakit DBD di Kecamatan Wates khususnya di Kelurahan Wates Kabupaten Kulon Progo menunjukan peningkatan signifikan sebanyak 35 kasus, dan 2 orang diantaranya meninggal. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran spasial dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Wates Kacamatan Wates Kabupaten Kulon Progo tahun 2013. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional, serta menggunakan Sistem Informasi Geografi untuk mengetahui gambaran spasial dan faktor-faktor yang berhubungan dangan kejadian penyakit Demam Berdarah di Kelurahan Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo tahun 2013. Hasil: Gambaran kepadatan penduduk di Kelurahan Wates dalam kategori padat yaitu 5011.6792 jiwa/km2. Keberadaan larva di rumah kasus DBD yaitu 78.13% positif dan 21.88% negatif jentik. Keberadaan pupa di rumah kasus DBD yaitu 46.88% positif pupa dan 53.13% negatif pupa. Kebiasaan masyarakat menggantung pakaian setelah digunakan yaitu sebesar 84.37%. Frekuensi membersihkan tempat penampungan air responden rata-rata ≤ 1 kali dalam satu minggu sebesar 59.37%. Arah pola pergerakan penderita DBD di Kelurahan Wates mengarah Tenggar–Barat Laut dengan sudut 42o. Nearst Neighbor Analaysis (NNI) didapatkan nilai Z = -3.11 dan p = 0.7 serta nilai NNI = 0.5592. Prediksi daerah berisiko DBD wilayah Kelurahan Wates berada dalam zona gelap yaitu Wetan Pasar, Kedungndowo, Dipan, Wonosidi Lor, Durungan, Driyan, dan Gadingan. Indikator entomologi untuk nilai Angka Bebas Jentik (ABJ) daerah endemis 54% dan daerarah sporadis 51% sedangkan nilai Pupa Index (PI) daerah endemis 96 dan daerah sporadis 75. Kesimpulan: Kepadatan penduduk, keberadaan jentik, keberadaan pupa, kebiasaan menggantung pakaian, frekuensi membersihkan tempat penampungan air menjadi faktor risiko DBD. Terdapat pengelompokan kasus penyakit DBD. Wilayah Kelurahan Wates berisiko DBD. Indikator entomologi menunjukan nilai ABJ dalam kategori rendah dan PI dalam kategori tinggi.

Background: In the last decade of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) become a global health problem, characterized by the increasing cases of dengue in the world. DHF in the Wates District, especially in Wates Village Kulon Progo regency in 2013 based on case report from Wates Local Goverment Clinic January-September period showed a significant increase by 35 cases, and 2 of them died. Objective: To directly the spatial image and factors associated with the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the Wates Village Wates subdistrict Kulon Progo Regency in 2013. Methods: This study is an observational study with cross-sectional design, and using Geographic Information Systems to describe the spatial and the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the Wates Village Wates subdistrict Kulon Progo Regency in 2013. Results: Description of density population in Wates Village is dense category 5011.6792 Jiwa/km2. The existence cases of larvae dengue at home is 78.13% 21.88% positive and negative larvae. The existence of the pupa in dengue cases is 46.88% 53.13% positive and negative pupa pupa. The peoples habits of hanging clothes after used is equal to 84.37%. The frequency of cleaning water reservoirs respondents on average ≤ 1 times in one week of 59.37%. Direction of movement patterns of DHF patients in Wates village leads southeast-Northwest with angle 42°. Neighbor nearst Analaysis (NNI) obtained the value Z = -3.11 and p = 0.7 and NNI value = 0.5592. Risk area prediction of DHF in Wates Village are in the dark zone in area Wetan Pasar, Kedungndowo, Dipan, Wonosidi Lor, Durungan, Driyan, and Gadingan. Entomology indicator for the value of Flick Free Rate (FFR) in endemic areas 54% and 51% in whereas sporadic while value of Pupa Index (PI) in endemic areas 96 and 75 in sporadic area. Conclusion: The population density, the presence of larva, pupa existence, hanging clothes habit, frequency of cleaning water reservoirs be a risk factor DHF. There is a clustering of cases of DHF. Wates village region at risk of dengue. Entomology indicator shows FFR values in the low category and PI values in the high category.

Kata Kunci : analisis spasial, penyakit DBD, Kelurahan Wates