Laporkan Masalah

PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA FOLKLOR DI INDONESIA (STUDI KASUS SINETRON BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH)

Putri Ayu Wulandari, Prof. M. Hawin, S.H., LL.M., Ph.D

2014 | Tesis | S2 Magister Hukum

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui konsepsi pengaturan perlindungan folklor dalam Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia, (2) Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan perlindungan hak cipta terhadap cerita rakyat atau folklor dalam sinetron bawang merah dan bawang putih. Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Negeri Tangerang, Kejaksaan Negeri Tangerang. Lembaga-lembaga ini memiliki dokumen-dokumen yang cukup lengkap untuk diteliti. Sebagai bahan data sekunder, dokumen-dokumen tersebut dapat melengkapi data-data yang ada untuk dianalisis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum Empiris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menggunakan studi kasus hukum empiris berupa perilaku hukum masyarakat. Penelitian hukum eksploratori (exploratory legal study) menggunakan metode pengumpulan data Primer yaitu observasi di lokasi penelitian dan wawancara dengan para narasumber. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: 1. Konsepsi pengaturan perlindungan folklor dalam Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia telah mendapatkan perlindungan hak ciptanya oleh negara. Kelemahan-kelemahan masih banyak terdapat dalam Pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta tersebut antara lain: (1). Belum adanya kesepahaman definisi terkait folkor, (2). Belum diaturnya prosedur dalam klasifikasi folklor, (3). Belum adanya ketentuan yang mengatur cara penggunaan folklor, (4). Belum diaturnya lembaga pelaksana pemerintah yang berwenang dalam ciptaan folklor. 2. Belum efektifnya pelaksanaan perlindungan hak cipta terhadap cerita rakyat atau folklor dalam sinetron bawang merah dan bawang putih, karena belum optimalnya aparat penegak hukum dalam menangani permasalahan perlindungan hak cipta terhadap cerita rakyat atau folklor dalam sinetron bawang merah dan bawang putih tersebut. Oleh karena itu, potret pemahaman aparat penegak hukum atas Undang-Undang Hak Cipta adalah (1). Kurangnya pemahaman aparat penegak hukum tentang konsepsi perlindungan hak cipta, (2). Dalam pelanggaran hak cipta atas karya folklor, aparat penegak hukum kurang memahami arti dan bentuk folklor, (3). Kurangnya pemahaman aparat penegak hukum mengenai perlindungan folklor dalam Undang-Undang Hak Cipta.

The purpose of the study is (1) to determine the conception of folklore protection arrangement in copyright law in Indonesia. (2) to discover the effectiveness of copyright protection of folklore in bawang merah and bawang putih opera. The research is carried out in State Court of Tangerang. Tangerang’s District Attorney office. These institutions have some documents that can be investigated. As a secondary data, the ducuments could fill the existing date to be analyzed. This research uses empirical research method that is carried out by using empirical law in study case as a community legal behavior. Exploratory legal study uses primary data collection method that is observedin site study and interviews with the informant. From this research it is found that : 1. The conception of folklore in the Indonesian copyright’s law have had its copyrights from the government. There are a few flaws in the Indonesian constitution article 10 number 19 2001 regarding the copyright itself; (1). There hasn’t been one definition regarding folklore, (2). There hasn’t been any procedure in how to clarify a folklore, (3). There hasn’t been any provision taht organizes how the folklore is used, (4). There hasn’t been any government institution taht is authorize in the folklore. 2. It is ineffective in the case of bawang merah and bawang putih opera because of the ineffectivness of the law enforcements in dealing with this matter. In this case the publics opinion view in law enforcement’s understanding regarding the copyright’s law are; (1). The lack of the law enforcement’s understanding in the conceptional of folklore protection, (2). In the caseof violation of copyrights, the law enforcement islack of understanding the form of folklore itself, (3). The lack of knowledge in the law enforcement in the protection of folklore in the copyrights law.

Kata Kunci : Perlindungan Hak Cipta, Karya Folkor di Indoneisa, Studi Kasus Sinetron Bawang Merah dan Bawang Putih


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.