Laporkan Masalah

KAJIAN WANGSALAN DALAM BAHASA BALI

I Made Darmayasa W., Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U, M.A.

2014 | Tesis | S2 Linguistik

Bahasa Bali memiliki banyak kemiripan dengan bahasa Jawa dalam hal kosa kata maupun ragam karya sastranya. Salah satu kemiripan tersebut terdapat dalam genre sastra tradisional yang disebut dengan wangsalan. Hanya saja wangsalan yang dikenal di Jawa, diistilahkan dengan Bladbadan bagi penutur bahasa Bali. Wangsalan yang juga dikenal di Bali justru mengacu pada jenis karya sastra yang berupa pantun dua baris. Terlepas dari perbedaan terminologis tersebut, dalam penelitian ini penulis menggunakan istilah wangsalan untuk mengacu pada karya sastra tradisional yang berupa formula-formula singkat yang maknanya berbeda dengan maksud sebenarnya. Hubungan antara makna dan maksud ini dipertalikan oleh adanya kemiripan fonem. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif kualitatif yaitu penelitian yang temuan-temuannya tidak diperolah melalui prosedur statistik ataupun bentuk hitungan lainnya, tetapi data-data dan temuan-temuan lainnya diperoleh dengan cara menyimak, membaca, mengamati serta mendengarkan sumber-sumber data yang menjadi objek penelitian. Sumber- sumber data tersebut adalah: sumber tertulis yaitu tembang Sinom Geguritan Kasmaran, pegelaran seni Wayang kulit dan lagu pop Bali dalam bentuk VCD, serta dari nara sumber dan instropeksi penulis sebagai penutur asli bahasa Bali. Hasil analisis data menemukan bahwa ada dua bentuk wangsalan Bali yaitu berbentuk frase dan klausa. Wangsalan yang berbentuk frase dibedakan menjadi tiga yaitu frase nomina, frase verba dan frase numeralia. Dalam pegelaran wayang Cenk-Blonk, sang dalang secara kreatif telah menciftakan jenis wangsalan baru, sehingga kata atau benda-benda yang menjadi referen dalam wangsalan juga mengalami pembaharuan. Wangsalan, disamping menunjukan kemampuan verbal dan kreativitas berpikir penuturnya, bisa juga memiliki fungsi komunikatif seperti: untuk menyampaikan informasi, ekspresi perasaan hati, perintah ataupun larangan, serta fungsi fatis dan poetik. Kata kunci: Bladbadan, Wangsalan, parikan, Genre sastra tradisional, sastra Bali, kemiripan fonem

Based on its vocabulary and the genre of the literary works, there are many similarities between Balinese and Javanese. One of the similarities is wangsalan. However, the term of wangsalan in Java is called Bladbadan in Bali. The term of wangsalan which is also well known in Bali refers to a kind of literary work as a two lines rhyme (parikan). Regardless of these terminology differences, in this research, the writer adopted the term wangsalan for referring to a genre of traditional literary work that contains phrases or clauses in which their meanings are different from the means of the speaker. The relation of the meaning of phrase or clauses and the means of the speaker of wangsalan is recognizable from the similarity of their phonemes. This study belongs to descriptive qualitative research, which its finding doesn’t take out from the statistics procedure or any mathematics calculation. But, the datum and its findings are taken from the sources of the data by listening, reading, writing and watching. They are collected from documented sources like: verses of geguritan Kasmaran (a traditional song), kesenian wayang kulit (puppet show), from Balinese pop song on VCD, from the respondent and also from the result of introspection by the writer itself, as a mother tongue of Balinese. The result of the analysis shows that there are two forms of wangsalan in Balinese, they are phrases and clauses. Wangsalan in the form of phrases could be categorized into three types; nominal phrases, verb phrases and numeral phrases. In a puppet show, the puppeteer created a new kind of wangsalan creatively, so that the words choice for wangsalan is also changing. Wangsalan has some communicative functions, they are: representative, expressive, directive, phatic and poetic. Wangsalan could also become the way of enriching the knowledge of Balinese vocabulary. Key words: Bladbadan, Wangsalan, parikan, the genre of traditional literature, Balinese literature, phoneme similarities

Kata Kunci : Bladbadan, Wangsalan, parikan, Genre sastra tradisional, sastra Bali, kemiripan fonem


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.