Laporkan Masalah

APLIKASI CITRA IKONOS DAN SIG UNTUK PEMETAAN TINGKAT KERAWANAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA

GILANG ADITYA, Like Indrawati, S.Si., M.Sc.

2013 | Tugas Akhir | D3 PENGINDERAAN JAUH DAN SIG

Penyakit menular adalah salah satu yang sering dianggap bencana di Indonesia. Indonesia adalah negara tropis dengan kelembaban yang tinggi, sehingga penyebaran penyakit begitu mudah, baik melalui udara, perantara hewan maupun aktivitas manusia itu sendiri. Salah satu penyakit menular yang kasusnya hampir selalu ada setiap tahunnya di Indonesia adalah penyakit demam berdarah dengue. Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh vektor berupa nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes albopictus. Persebaran penyakit demam berdarah sangatlah mudah, terutama di daerah padat penduduk dengan mobilitas manusia yang tinggi disertai kurangnya kesadaran penduduk akan lingkungan tempat tinggal mereka. Penelitian ini mengaplikasikan data penginderaan jauh sebagai sumber data utama dengan sistem informasi geografi (SIG) dalam proses analisis data untuk menghasilkan output Peta Kerawanan Demam Berdarah Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif berjenjang dengan mengoverlay 6 parameter yaitu, penggunaan lahan, kepadatan permukiman, pola permukiman, jarak terhadap sungai, jarak terhadap TPS dan saluran air limbah dan air hujan (sanitasi). Parameter tersebut disadap dari Citra Ikonos tahun 2009 melalui proses interpretasi. Untuk memastikan hasil interpretasi citra, dilakukan cek lapangan. Berdasarkan cek lapangan dilakukan uji ketelitian, hasil uji ketelitian terhadap penggunaan lahan adalah 82,9%, kepadatan permukiman 86,36%, dan pola permukiman 95,45%. Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Ngampilan memiliki presentase tinggi untuk kelas kerawaan sangat rawan, dengan presentase 72,73% atau 61,1 Ha. Kelas kerawanan agak rawan memiliki presentase 16,55% atau 3,9 Ha, sedangkan kelas kerawanan rawan memiliki presentase 10,72% atau 9 Ha. Jika dibandingkan hasil kelas kerawanan dengan jumlah penderita, pada kelas kerawanan sangat rawan memiliki jumlah penderita paling banyak, yaitu 28 penderita, kelas kerawanan agak rawan 5 penderita dan kelas kerawanan rawan 3 penderita.

-

Kata Kunci : -


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.