Laporkan Masalah

INTEGRASI FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) DAN FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (FQFD) UNTUK ANALISIS PEMILIHAN PRODUK TERBAIK DAN STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK (Studi Kasus Industri Kerajinan Perak Kotagede)

ESAKA DIRAGA, Ir. Arief Dusanto

2013 | Tesis | S2 Teknik Industri

Untuk mendapatkan kesuksesan dan keuntungan, perusahaan kerajinan perak perlu mengembangkan produk-produk kerajinan perak yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Peningkatan jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar dan inovasi produk kerajinan perak sangat dibutuhkan oleh perusahaan kerajinan perak dalam beradaptasi terus-menerus mengikuti situasi yang dinamis. Disisi lain, metode Fuzzy Analytical Hiearachy Process (FAHP) dan Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD) bisa digunakan untuk membantu dalam mengembangkan produk kerajinan perak Kotagede agar sesuai kebutuhan konsumen. Namun, penggunaan FAHP dan FQFD secara terpisah memiliki kelemahan berupa alokasi waktu yang cukup lama dalam melakukan analisis pemilihan produk terbaik dan penentuan strategi peningkatan kualitas produk, sehingga dirasa kurang praktis. Integrasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) dan Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD) merupakan penggabungan metode FAHP dan FQFD menjadi satu alat bantu dalam pengembangan produk. Penggunaan metode FAHP dan FQFD yang semula memiliki sepuluh langkah untuk menghasilkan solusi penentuan produk terbaik dan penentuan strategi peningkatan produk kerajinan perak Kotagede, diusulkan menjadi FAHP-FQFD terintegrasi dengan hanya empat langkah penyelesaian. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah diperolehnya urutan peringkat perusahaan perak Kotagede yang sama antara FAHP dan FQFD terpisah dengan FAHP-FQFD terintegrasi pada produk perak yang memiliki nilai tertinggi berturut-turut yaitu produk kerajinan cincin perak perusahaan Borobudur Silver, HS Silver, dan Ansor Silver. Langkah utama yang harus dilakukan perusahaan Borobudur Silver untuk memperbaiki kualitas produk kerajinan perak berturut-turut yaitu: inovasi bentuk/model, inovasi motif, teknik mengkombinasikan antar bahan, proses pembuatan, peningkatan quality control, peningkatan kualitas, teknik memadukan warna, teknik pengukuran, pengembangan alat bantu, dan teknik penghalusan. Hasil prioritas perbaikan divalidasi menggunakan experts judgment sebelum diambil kesimpulan. Penggunaan metode FAHP dan FQFD dan penggunaan integrasi FAHP-FQFD, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang disesuaikan dengan bagaimana penggunaan metode tersebut. Integrasi FAHP- FQFD dinilai lebih cepat dalam melakukan analisis untuk menghasilkan strategi peningkatan produk kerajinan perak Kotagede karena langkah yang dilakukan lebih singkat, penggunaan waktu yang lebih efisien, dan teknik pengumpulan data yang bersifat concurrent. Inovasi pada integrasi house of quality yang menampilkan hasil analisis FAHP, FQFD, dan IPA masih dirasa kurang mudah dibaca dibandingkan dengan house of quality pada umumnya dikarenakan modelnya yang lebih detail.

To achieve successfulness and to gain profit, silver craft companies need to develop silver products which can completely meet the needs of consumers. An increase in the number of production and quality of silver products is urgently needed by the silversmith to constantly follow the dynamic situation. On the other hand, Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) and Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD) can be used for assisting the developing of silver products of Kotagede to satisfy the needs of consumers. However, the use of FAHP and FQFD separately is time consuming in doing the best products selection analysis and determination of strategies to improve the quality of the product, so it is considered as less practical and less efficient. Integration of Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) and Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD) is a combination of the FQFD and FAHP into one tool in product development. The use of FAHP and FQFD methods that used to have ten steps to the solution of determining the best product and determining improvement each strategies of silver products of Kotagede, proposed to be an integrated FAHP-FQFD with four steps solution. The results of this research that has been done is getting the same rank order of silver companies of Kotagede between separated FAHP-FQFD and integrated FAHP-FQFD for silver products which have the highest value in a row i.e. handicrafts company of Borobudur Silver, HS Silver, and Ansor Silver. The main steps that companies should do to improve the quality of Borobudur Silver products are: model innovation, pattern innovation, combining materials technique, the manufacturing process, improvement of quality control, quality improvement, technique of combining color, measurement techniques, development tools, and smoothing technique. The priority of improvements are validated using experts judgment before it’s concluded. The use of separated FAHP-FQFD method and the use of integrated FAHP-FQFD, each of them have advantages and disadvantages. Integrated FAHP-FQFD method is rated faster in doing analysis for creating improvement strategies of silver craft products of Kotagede because the steps are shorter and data collection techniques are concurrent. Innovation on the integrated house of quality which displays analysis results of FAHP, FQFD, and IPA still does not easy to read when compared to the general house of quality due to the more detailed model.

Kata Kunci : Metode Integrasi, Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP), Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD), Produk Kerajinan Perak, Peningkatan Kualitas, Produk Terbaik.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.