Defisit Akuntabilitas Perusahaan : The politics of Corporate Social Responsibility

Norvie Aperiansyani, Prof. Dr. Purwo Santoso, MA.

2013 | Tesis | S2 Politik dan Pemerintahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap defisit pertanggungjawaban perusahaan pertambangan. Defisit atas dampak negatif dari segala aktivitas penambangan yang pasti akan mengekspose resiko yang besar terhadap ekologis (lingkungan dan sosial). Pertanggungjawaban perusahaan atas segala resiko ekologis jarang menjadi kehirauan publik. Karena kebanyakan orang terbuai dan pada akhirnya tidak mampu secara jernih menemukan kecerobohan perusahan. Perusahaan mengklaim bahwa pertanggungjawaban perusahaan yang dikemas dalam skema Corporate Sosial Responsibility (CSR) mampu untuk menutupi segala defisit yang ditimbulkan. Dan klaim sefihak ini ternyata cukup ampuh untuk mengelabui banyak orang. Aktivitas perusahaan yang mengekstrak mineral bijih seolah-olah tidak bermasalah ketika perusahaan telah menjalankan kewajibannya dalam bentuk CSR. Padahal ada persoalan mendasar bahwa sesungguhnya studi tentang Corporate Sosial Responsibility bersifat antroposentrik. CSR hanya peduli dan mengatur hubungan manusia dengan manusia dan abai terhadap persoalan ekologis yang menuntut semua fihak agar berhati-hati dalam mengeksploitasi sumberdaya alam (ekosentrisme). Karena persoalan ekologislah yang sebenarnya mendasari semua aktivitas perusahaan ekstraksi. Abainya perusahaan terhadap persoalan ekologis, sama halnya dengan diam-diam menyembunyikan kecerobohan atau kesalahan yang sengaja diperbuat. Tentunya tidak mudah untuk memastikan perusahaan pertambangan supaya patuh terhadap norma ekologis. Apalagi tabiat dari perusahaan pertambangan yang bertujuan hanya untuk mengoptimalkan keuntungan finansial. Kalaupun ada upaya atau komitmen dari perusahaan untuk melindungi lingkungan, itu hanya sekedar kamuflase saja. Justru klaim terhadap komitmen ekologis menjadi senjata yang ampuh untuk memainkan strategi bisnis. Disampig itu ada fihak-fihak yang berkepntingan untuk menegakkan norma ekologis, namun fihak-fihak ini tidak bersungguh-sungguh memainan perannya. Justru yang dilakukan adalah upaya pembebanan tanggungjawab ekologis kepada perusahaan pertambangan. Banyak persoalan ekologis yang kemudian dikompromikan, akhirnya memperbesar ruang defisit. Dalam kondisi seperti ini tentu sangat mustahil perusahaan bisa mempertanggunjawabkan defisit dengan menggunakan skema CSR.

The purpose of this thesis to explain the weakness responsibility of mining company. Decreasing responsible of negative impact from mining activities will expose big risk to ecology (environment and social). Responsibility of company for ecology risk is rarely to be public care so that many people can’t find carelessness company. The Companies claim that their responsibility included in Corporate Social Responsibility (CSR) program which can solve the problems. It is efective enough for company to fool people. Company activities which extract mineral resources look fine when the company have done their responsibility in CSR. Although there is a basic problem about CSR that it having antroposentric character.CSR only care and control people interaction with the others but not for ecology problems. The main problem of extract mineral resources is ecology problem. It is same the companies hiding their carelessness or mistake if the companies unfocus with ecology problem. It’s not easy to make sure the mining company comply with the ecology’s rule. Because they only focus on how make maximum finacial benefit but not to protect environment. Besides that, there are organizations to keep this rule, but they are not maximum to do it. Many problems about ecology which did not discuss and solve together. This make the weakness responsibility of mining company is bigger. The condition of this, makes impossible for company to responsible using CSR program.

Kata Kunci : defisit tanggungjawab perusahaan, tanggungjaawab perusahaan, Corporate Sosial Responsibility, norma ekologis, komitmen ekologis