SKRINING AKTIVITAS DAN ISOLASI SENYAWA PENANGKAP RADIKAL 2,2-DIFENIL-1-PIKRIL HIDRAZIL DARI DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus, H.B.K)

FARISYA NURHAENI, Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M.Sc., Apt

2012 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Pencarian antioksidan dari sumber alami menjadi perhatian dan telah diupayakan untuk mengidentifikasi senyawa yang dapat bertindak sebagai antioksidan yang cocok untuk menggantikan antioksidan sintetis.Tumbuhtumbuhan diketahui kaya akan antioksidan alami seperti vitamin E, vitamin C, beta karoten dan flavonoid. Banyak sayuran yang telah dilacak memiliki sifat antioksidan, namun belum banyak penelitian mengenai isolasi dan identifikasi struktur senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidannya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining aktivitas antiradikal terhadap 10 jenis sayuran serta melakukan isolasi senyawa aktif pada Cosmos caudatus, H.B.K. Kesepuluh tanaman yang diteliti adalah Amaranthus lividus L.sensu Thell., Cichorium endivia L. var.crispum Lam., Brassica juncea (L.) Czern., Sauropus androgynus (L.) Merr., Ocimum bassilicum L.forma citratum, Brassica oleracea var.botrytis L., Brassica oleracea var.botrytis L. subvar cauliflora DC., Brassica oleracea var.capitata L., Brassica oleracea var.capitata L. forma rubra, Cosmos caudatus H.B.K. Serbuk simplisia kering diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Kesepuluh ekstrak sayuran selanjutnya diuji aktivitas antiradikal dengan meode DPPH (2,2-difenil-1-pikril hidrazil) serta dilakukan penetapan kandungan fenolik dan flavonoid total. Ekstrak kenikir memiliki aktivitas antiradikal paling tinggi dengan IC50 sebesar 19,43±0,317 µg/ml. Ekstrak kenikir juga memiliki kandungan fenolik total tertinggi (18,68 % b/b EAG) dan kandungan flavonoid total tertinggi (55,48 % b/b ER). Fraksinasi ekstrak kenikir dilakukan dengan cara dekantir dengan pelarut petroleum benzen. Fraksi aktif yaitu fraksi tak larut petroleum benzen difraksinasi lagi dengan Kromatografi Cair Vakum (KCV) sehingga diperoleh subfraksi nheksan: etil asetat (1:1 v/v), etil asetat 100 %, dan metanol 100 %. Selanjutnya dilakukan isolasi senyawa aktif dari subfraksi etil asetat dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) sehingga diperoleh 2 isolat. Isolat dilakukan KLT dengan fase gerak n-heksan:etilasetat (1:20 v/v), isolat 1 memiliki harga Rf = 0,53 dan isolat 2 Rf = 0,31. Dari identifikasi diketahui bahwa isolat 1 dan 2 merupakan suatu glikosida flavonoid. Selanjutnya dilakukan hidrolisis terhadap isolat untuk memperoleh aglikon isolat. Aglikon isolat dilakukan identifikasi menggunakan KLT (3 fase gerak) dengan dibandingkan standar, spektrofotometri dengan penambahan pereaksi geser untuk flavonoid, spektrofotometri Infra merah, dan menggunakan High Pressure Liquid Chromatografi (HPLC) yang juga dibandingkan dengan standar. Dari identifikasi dengan cara di atas diperoleh hasil bahwa aglikon isolat murni merupakan senyawa kuersetin, dengan nilai IC50 sebesar 2,35 µg/ml.

Searching for antioxidants from natural sources has become concern and it has attempted to identify compounds that can act as suitable antioxidants to replace synthetic antioxidants. Vegetables have known having many natural antioxidants such as vitamin E, vitamin C, beta carotene and flavonoids. Many vegetables have been traced having antioxidant properties, but it has not been much research on the isolation and structural identification of compounds responsible for antioxidant activity. This study perform a screening of antiradical activity on 10 species of vegetables and perform an isolation of active compound in the Cosmos caudatus, H.B.K. The ten of vegetables studied were Amaranthus lividus L.sensu Thell., Cichorium endivia L.var.crispum Lam., Brassica juncea (L.) Czern., Sauropus androgynus (L.) Merr., Ocimum bassilicum L. forma citratum, Brassica oleracea var.botrytis L., Brassica oleracea L. var.botrytis subvar cauliflora DC., Brassica oleracea L. var.capitata, Brassica oleracea L. var.capitata forma rubra, Cosmos caudatus H.B.K. Extraction of the simplicia dry powder made by the maceration method using 96% ethanol. The Ten of extract vegetable further tested the activity of radical by DPPH methode (2,2-diphenyl-1-pikril hidrazil). The extracts of Cosmos caudatus has the highest radical activity with IC50 about 19,43 ± 0,317 µg /ml. It also analyzed the content of total phenolic and flavonoid. Cosmos caudatus have the highest total phenolic content (18,68% w/w EAG) and the high flavonoid content (55,48% w/w ER). Extracts fractionation of Cosmos caudatus done by decanteer with petroleum benzen solvent. Active fraction is the fraction of insoluble petroleum benzen which fractionated again by Vacuum Liquid Chromatography (VLC) and obtained n-hexane subfraction: ethyl acetate (1:1), ethyl acetate 100%, and methanol 100%. Further, isolation of active compounds of ethyl acetate subfraction by Preparatif Thin Layer Chromatography (preparative TLC) method and obtained two isolates, isolates 1 (Rf = 0,53), isolate 2 (Rf = 0,31). The identification show that isolates 1 and 2 is a flavonoid glycoside. Hydrolysis of the isolates were then performed to obtain aglikon isolates. Aglikon isolate be identified using TLC (3 phase) compared with standard, spectrophotometry with the addition of shift reagent for flavonoids, IR spectrophotometry, and using High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) which is also compared with the standard. The identification show that pure aglikon isolate is quercetin compounds, which value of IC50 is 2,35 µg/ml.

Kata Kunci : Cosmos caudatus, H.B.K, sayuran, antiradikal, kuersetin