ANALISIS SPASIAL DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TB PARU DI DISTRIK DILI TAHUN 2010

MARIA ANGELA VARELA NIHA, Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH,

2012 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Cakupan Case Detection Rate (CDR) TB paru BTA positif tidak mengalami peningkatan. Tahun 2010 CDR Distrik Dili hanya 66%. Cakupan ini masih dibawah target nasional yaitu sebesar 80%. Masih rendahnya cakupan CDR ini maka akan menimbulkan kekuwatiran akan adanya penderita TB paru yang tidak ditemukan petugas kesehatan dan tidak berobat secara baik sebagaimana pedoman pengobatan TB. Hal ini juga akan memberikan risiko penularan bagi orang yang sehat. Tujuan: Untuk mengetahui clustering TB paru BTA positif dan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit TB paru di Distrik Dili. Metode: Metode penelitiannya adalah case control. Kasus adalah orang yang menderita TB paru BTA positif, sedangkan kontrol adalah orang yang tidak menderita TB yang berkunjung ke CHC/Puskesmas. Jumlah sampel 190 responden dengan 95 kasus dan 95 kontrol. Alat penelitian dengan kuisioner dan GPS. Analisis data dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu dengan analisis bivariabel, multivariabel dan analisis spasial untuk melihat clustering kasus TB paru. Hasil dan Pembahasan: Variabel yang berhubungan dengan kejadian penyakit TB paru adalah kepadatan hunian, kontak dengan penderita TB paru, kebiasaan merokok dan jarak tempat pelayanan kesehatan. Variabel yang paling kuat adalah kontak dengan penderita TB paru dengan nilai sig 0.004, OR: 3.577, 95% CI; 1.510-8.475 dan kebiasaan merokok dengan nilai sig 0.001, OR: 3.531, 95% CI; 1.666-7.484. terdapat empat Clustering kasus TB paru BTA positif di Sub Distrik Cristo Rei, Dom Aleixo dan Vera Cruz. Kesimpulan: Ada hubungan variabel kontak dengan penderita TB paru, kebiasaan merokok dan jarak ke tempat pelayanan kesehatan dengan kejadian penyakit TB paru BTA positif. Variabel yang paling kuat adalah variabel kontak dengan penderita TB paru dan kebiasaan merokok. Terdapat empat clustering kasus TB paru BTA positif.

Background: Coverage of Case Detection Rate (CDR) of positive acid fast bacillus pulmonary TB remains static. In 2010 CDR at District of Dili was 66%; this is still below the national target of 80%. Low coverage of CDR increases worries over new TB patients unidentified by health staff and improper medication. This will bring risk for transmission to healthy people. Objective: To find out clustering of positive acid fast bacillus pulmonary TB and risk factor associated with the incidence of pulmonary TB at District of Dili. Method: The study used case control method. Cases were positive acid fast bacillus pulmonary TB patients, whereas control were those non positive acid fast bacillus pulmonary TB patients visiting health clinics/health centers. There were 190 respondents; comprising 95 cases and 95 control. Research instruments were questionnaire and geographical positioning system (GPS). Data analysis used three approaches; bivariate, multivariate and spatial analysis to find out clustering of pulmonary TB cases. Result and Discussion: Variables associated with the incidence of pulmonary TB were occupancy density, contact with pulmonary TB patients, smoking habit and distance from health facility. The most dominant variables were contact with pulmonary TB patients with score of sig 0.004, OR: 3.577, 95% CI; 1.510-8.475 and smoking habit with score of sig 0.001, OR: 3.531, 95% CI; 1.666-7.484. There were four clusterings of positive acid fast bacillus pulmonary TB at Subdistrict of Cristo Rei, Dom Aleixo and Vera Cruz. Conclusion: There was association between variable of occupancy density, contact with pulmonary TB patients, smoking habit and distance from health facility and the incidence of positive acid fast bacillus pulmonary TB. Variables most dominant associated were contact with pulmonary TB patients and smoking habit. There were four clusterings of positive acid fast bacillus pulmonary TB cases.

Kata Kunci : Tuberkulosis paru, Faktor risiko dan spasial clustering