Laporkan Masalah

KALA DAN ASPEK BAHASA INGGRIS SERTA MASALAH PENERJEMAHANNYA (Sebuah Analisis tentang Fungsi Kala dan Makna Aspektualitas Verba dalam Novel The God of Small Things serta Padanan Penerjemahannya dalam Bahasa Indonesia)

Condro Nur Alim, Dr. F.X. Nadar, M.A.

2011 | Tesis | S2 Linguistik

Penelitian yang berjudul ‘Kala dan Aspek Bahasa Inggris serta Masalah Penerjemahannya (Sebuah Analisis tentang Fungsi Kala dan Makna Aspektualitas Verba dalam Novel The God of Small Things serta Padanan Penerjemahannya dalam Bahasa Indonesia)’ ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan penggunaan kala sebagai pemarkah waktu dalam novel bahas Inggris; (2) mendeskripsikan makna aspektualitas verba dalam novel bahasa Inggris; dan (3) mendeskripsikan penerjemahan kala dan aspek dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia agar diperoleh kesepadanan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatf. Data dalam penelitian adalah kalimat dari novel The God of Small Things (TGoST) dan karya terjemahannya yang berjudul Yang Maha Kecil (YMK). Hasil penelitian adalah: Pertama, kala digunakan untuk menempatkan peristiwa dalam garis waktu yang dilihat dari pusat deiksis. Kala yang digunakan dalam novel TGoST terdiri dari: (1) kala mutlak (absolute tense) yang terdiri dari kala present (E = S), past (E < S), dan future (E > S); (2) kala mutlak-relatif (asolute-relative tense) dalam bentuk pluperfect (past perfect), yaitu yang dinotasikan dengan E < R < S (peristiwa terjadi sebelum titik referensi sebelum pusat deiksis). Kedua, semua aspek bahasa Inggris yang terdiri dari aspek progressive, perfect, perfect-progressive dan aspek simple digunakan dalam novel TGoST. Ketiga, penerjemahan konsep kala dan aspek dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia tidak selalu menunjukkan kesepadanan makna. Yang dimaksud ketidaksepadanan makna dalam konteks penelitian ini adalah adanya informasi temporal (kala) dan informasi aspektualitas (aspek) pada bahasa Inggris sebagai bahasa sumber (Bsu) yang tidak bisa dialihkan sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran (Bsa). Ketakteralihan informasi temporal dan aspektualitas tersebut terjadi karena kala dan aspek dalam novel TGoST sebagian besar diwujudkan dalam verba, dan jarang memakai pemarkah adverbia temporal (kata keterangan waktu) maupun pemarkah leksikal (aspektualiser). Ketidakhadiran pemarkah temporal dan aspektual menyebabkan makna terjemahan dalam bahasa Indonesia bergeser dari makna kalimat bahasa Inggrisnya. Pergeseran tersebut terjadi dalam bentuk: (1) relasi yang tidak sama antara E, S (dan R) yang merupakan esensi kala, dan (2) pergeseran dari aspek satu dengan aspek lainnya (misalnya yang harusnya aspek progressive, maknanya menjadi simple, dan sebagainya). Untuk terjadinya kesepadanan makna, maka diperlukan penambahan pemarkah temporal dan juga pemarkah aspektual (aspektualiser) dalam terjemahan bahasa Indonesianya.

This research entitled ‘Tense and Aspect of English and Their Translation Problems (An Analysis of the Function of Tense and Aspectual Meaning of Verb in the Novel of The God of Small Things and Their Translation Equivalence in Bahasa Indonesia). It is aimed at: (1) describing tense in English novel; (2) describing aspectual meaning of the verb of English novel; and (3) describing the translation of tense and aspect of The God of Small Things into Bahasa Indonesia. It is a descriptive qualitative research. The data are taken from the sentences of an English Novel entitled ‘The God of Small Things’ (abbreviated as TGoST) and its translation version in Bahasa Indonesia entitled ‘Yang Maha Kecil’ (abbreviated as YMK). The results of this research are: firstly, tense is used to locate an event (E) in a time line relative to the deictic centre (S). Tenses used in TGoST are: (1) absolute tense, including present tense (E = S), past tense (E < S), and future tense (E > S); (2) asolute-relative tense in the form of pluperfect (past perfect), which is formulated as E < R < S (an event happens before a reference before the deictic centre). Secondly, all English aspects consisting of progressive, perfect, perfectprogressive and simple are found in TGoST. Thirdly, the translation tense and aspect of English into Bahasa Indonesia does not always show equivalence in meaning. Inequivalence in this context means temporal and aspectual information in English (as the source language) which is not equally translated into Bahasa Indonesia (as the target language). This inequivalence appears since tense and aspect in TGoST are expressed mainly through verbs whithout any adverbs of time nor aspectual marker. Inequivalence in meaning found in the form of: (1) inappropriate relation between event (E), deictic center (S), and reference point (R) as the essence of tense; and (2) inappropriate aspectual meaning. In order to achieve equivalene in meaning, it is required to add both temporal and aspectual markers in the Indonesian translation.

Kata Kunci : -


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.