Laporkan Masalah

Simulasi Islam mistik dan implosi makna religius dalam sinetron Rahasia Ilahi pada stasiun televisi TPI

SYAHPUTRA, Iswandi, Promotor Prof. Dr. Irwan Abdullah

2010 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan Media

Latar belakang penelitian ini dibangun melalui empat informasi pokok yaitu pertama, terjadi pergeseran makna mistik dari mistik Islam kepada Islam mistik. Mistik Islam merupakan jalan spritual sebagai mainstream kerohanian yang mengalir dalam ajaran semua agama Kedua, mistik dalam sinetron religius mengacu pada praktek simulasi. Secara sempit. suatu simulasi pada dasarnya dapat diartikan sebagai praktek reka ulang terhadap suatu peristiwa atau realitas. Sehingga, sebuah simulasi bukanlah suatu peristiwa atau representasi realitas. Simulasi hanya menyerupai atau berpura-pura menyerupai suatu peristiwa atau realitas. Ketiga, simulasi tersebut dapat dibaca sebagai gerakan menuju implosi makna religius dan keempat, implosi makna tersebut secara subtil menandai berkuasanya suatu rezim tanda Ujung dari kekuasaan rezim tanda adalah lepasnya kontrol manusia sebagai subjek terhadap benda atau tanda sebagai objek akibat dari implosi makna. Ujung pemikiran Baudrillard tentang simulasi inilah yang dinilai cukup prematur, karena terlalu memberi fokus pada media dan mengabaikan sektor lainnya. Berangkat dari hal tersebut. maka masalah penelitian yang diajukan adalah Bagaimana simulasi Islam mistik dalam sinetron Rahasia Ilahi menjadi implosi bagi makna religius? Dengan demikian, simulasi mistik Islam tersebutlah yang menjadi fokus pada penelitian ini. Hal ini hendak menegaskan bahwa sinetron yang diteliti bukanlah fokus dalam penelitian ini. Sebab, sinetron tersebut hanya fenomena yang hendak dirujuk dalam penelitian sebagai praktek simulasi dalam konteks yang sangat spesifik yaitu melubemya tayangan mistik religius dalam industri televisi sebagai sebuah hyperproduction, hyper-text dan hyper-consumption. Ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Dengan demikian, peneliti berperan sebagai aktivis dalam penelitian ini. Hasil analisis genre digunakan oleh peneliti untuk menegaskan potret sinetron Rahasia Ilahi yang bermuatan mistik-religius. Analisis genre merupakan analisis yang ditujukan untuk mengukuhkan adanya varian baru sinetron religius dalam industri televisi yang bermuatan mistik. Analisis data pada level berikutnya disajilcan dalam bentuk interpretatif dan deskriptif. Interpretasi dan diskripsi merupakan retorika peneliti dalam menganalisis dan menyajilcan data penelitian. Interpretasi dan deskripsi menekankan sajian analisis yang mengandaikan peluang peneliti memberikan opininya terhadap data penelitian. Artinya, peneliti memiliki kebebasan retoris menafsirkan data penelitian melalui interpret (menafsirkan) dan describe (menggambarkan). Interpretasi dan deskripsi penelitian disajikan secara iteratif, berulang-ulang yang bergerak menuju analisa akhir. Peneliti bergerak dari ide samar dalam data menuju analisa komprehensip melalui generalisasi berbagai gejala umum yang ditemukan dalam penelitian. Beragam jenis simulasi mistik-religius dalam sinetron yang ditayangkan oleh sejumlah stasiun televisi menunjukkan bahwa televisi telah menjadi centrum simulak:ra. Simulakra mistik tersebut terjadi bukan semata-mata karena faktor rutinitas media mensimulasi mistik, tetapi juga karena keterlibatan beberapa faktor, antara lain-satu sisi-terlebih dahulu karena adanya konstruksi mystic society-sisi lain- karena terpaan modernitas pada sektor keagamaan. Kedua hal tersebut akan diletakkan peneliti sebagai sebuah temuan berupa perspektif konteks historical situatedness yang turut berkontribusi dalam produksi tayangan mistik religius oleh televisi. Mystic society merupakan suatu situasi yang menjadi salah satu konteks pra kondisi terjadinya proses produksi mistik oleh industri televisi. Pada mystic society, segala hal dihubunghubungkan dengan kekuatan gaib. Sementara modernisme dan spritualitas religius merupakan konteks yang menjelaskan suatu kondisi neurosis religius sebagai konsekuensi modernitas. Kedua hal tersebut secara spesifik termanifestasikan dalam berbagai simulasi mistik oleh sinetron religius. Simulasi mistik tersebut bukan didasarkan pada realitas tetapi memiliki aseptabilitas karena memiliki kemampuan mempertemukan dua hal tersebut dalam satu even. Simulakra mistik dapat mengakibatkan kepanikan religius (religious panic). Religious panic mencerminkan kepanikan pada sektor refleksi keagamaan akibat peran idiologis yang dimainkan oleh media Peran idiologis tersebut memberi kontribusi aktif membentuk sistem pemaknaan agama Artinya, kepanikan tersebut muncul atau dipicu bukan oleh teks agama tetapi oleh teks media Penelitian ini menemukan bahwa simulasi citra mistik agama dalam sinetron Sinetron Dahi berlangsung pada empat tahap yaitu, pertama, mistik direpresentasikan melalui persitiwa gaib dan irasional. Kedua, citra mistik memberikan gambaran yang salah akan konsep mistik Islam (sebagai tasawuf) atau realitas Islam mistik. Ketiga, pencitraan mistik mengantarkan agama pada citra yang kejam, menakutkan penuh dengan azab dan siksaan. Tahap ketiga ini mengantarkan pada citra keempat, yaitu citra mistik agama sama sekali tidak berhubungan dengan realitas. Berlangsungnya simulasi mistik religius pada sinetron Rahasia flahi yang diteliti mengarah ( dapat dibaca) sebagai gejala terjadinya implosi makna religius. Gejala tersebut dapat dilihat melalui tiga entitas yang ditarik sedemikian kuat oleh simulasi, yaitu pertama, bergesernya realitas teks agama ke dalam realitas media Kedua, simbol religius yang semula memuat pesan justru menjadi jebakan. Ketiga, agama yang semula menjadi tuntunan menjadi tontonan setelah masuk dalam industri media.

Kata Kunci : Islam mistik,Sinetron religius,TPI

  1. S3-PAS-2010-IswandiSyahputra-Abstract.pdf  
  2. S3-PAS-2010-IswandiSyahputra-Bibliography.pdf  
  3. S3-PAS-2010-IswandiSyahputra-Tableofcontent.pdf  
  4. S3-PAS-2010-IswandiSyahputra-Title.pdf