Laporkan Masalah

Evaluation of community preparedness againts natural disaster :: A Case in four village in Pacitan Sub District, Pacitan District, East Java Province

TRIYANTO, Antonius Budi, Ir. Leksono Probo Subanu, MURP.,Ph.D

2010 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Pantai selatan pulau Jawa adalah daerah rawan bencana khususnya gempa bumi dan tsunami, oleh karena itu kesiapsiagaan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah ini menjadi penting. Dalam rangka menumbuhkan dan mempertahankan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bancana alam, pemerintah menyelenggarakan project percontohan yang dilaksanakan di desa Kembang, kecamatan Pacitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pemerintah di bidang kesiapsiagaan masyarakat. Tujuan yang lebih spesifik adalah menilai indeks kesiapsiagaan masyarakat, mengusulkan pendekatan dari sudut pandang lain dalam menilai kesiapsiagaan masyarakat, dan mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhinya. Penilaian dilakukan dengan dua pendekatan. Metode pertama adalah metode yang diguanakan LIPI/UNESCO dan metode usulan. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner ke 319 responden yang bertempat tinggal di empat desa, yaitu desa Kembang, desa Sirnoboyo, kelurahan Ploso, dan kelurahan Sidoharjo. Keempat desa ini merupakan desa yang rawan jika terjadi bencana tsunami (Mardiatno, 2008). Penelitian ini mengungkapkan bahwa program pemerintah yang dilaksanakan di desa Kembang berhasil dalam meciptakan masyarakat siaga bencana. Hal ini dapat dilihat dari indeks kesiapsiagaan masyarakat desa Kembang yang lebih tinggi (level siap) jika dibandingkan dengan tiga desa lainnya (level hampir siap). Hal lain yang terungkap adalah tingkat pengetahun reponden dan kegiatan masyarakat dalam kesiapsiagaan mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan tingkah laku responden dalam mitigasi bencana. Di desa Kembang kemampuan responden untuk melakukan tidakan yang tepat pada saat sebelum, selama, dan sesudah bencana, adalah hasil dari keterlibatan responden dalam kegiatan masyarakat, tanpa memperhitungkan kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan kebencanaan. Dengan kata lain responden terlalu tergantung kepada organisasi kebencanaan berbasis masyarkat. Sedangkan responden di desa lain hal tersebut timbul karena meningkatnya pengetahuan kebencanaan masing-masing individu. Tingkat pendidikan responden yang rendah dan/atau responden wanita mempengaruhi hubungan antara factor pengetahuan dengan tingkah laku responden dalam mitigasi bencana. Penelitan ini juga menyimpulkan bahwa metode usulan memberikan sudut pandang lain dalam analisa kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, terutama dalam menentukan karakteristik individu yang berpengaruh pada tingkat kesiapsiagaan masyarakat.

South Java coastal zone is a disaster-prone area especially for earthquake and tsunami. Based on historical record, several disasters had happened at this zone. Therefore, community preparedness to disaster is a valuable concept for disaster risk management. The government held a program to build community based disaster risk reduction to support sustainable community awareness and preparedness to disaster in Kembang Village, Pacitan sub district. Meanwhile in other villages, such program has never been held. The aim of this research is to evaluate the government program. Evaluation is conducted by assessing the level of community preparedness in anticipate earthquake and tsunami disaster and identify factors influence. The specific objectives are to assess the level of community preparedness in survey villages, to propose a different approach for estimating community preparedness level, and to identify some factors influences on community preparedness level. The analysis is using two method approach namely LIPI/UNESCO method and Proposed method. Primary data was collected through interviews to 319 respondents who live in four villages adjacent to the Pacitan bay. They are Kembang village, Sirnoboyo village, Ploso village, and Sidoharjo village. The villages represent most vulnerable area in the case of tsunami (Mardiatno, 2008). The research revealed that Kembang village has the highest level of CPI. The category of CPI is ‗prepared‘ level. Meanwhile, Ploso village, Sidoharjo village, and Sirnoboyo village have same level of CPI. The category of CPI is ‗almost prepared‘ level. The respondents‘ level of knowledge and community activities related to preparedness has a significant role in improving the mitigation behavior of respondents‘. In Kembang village, the respondents ability to take action appropriately in the condition before, during and after the disaster, as a result of their involvement in community activities, regardless of their need to enhance their knowledge. In other words, they are highly dependent on the organization. On the contrary, in other villages mitigation behavior appears due to increased knowledge of individual respondents. Two individual characteristics influenced correlations between factors knowledge (knowledge about behavior and knowledge about mitigation) and mitigation behavior. Lowly educated and/or female respondents tend to have a low score. By presenting proposed method, the analysis to determine the effect of individual characteristics to knowledge and behavior of respondent and also the relationship between knowledge and behavior can be done.

Kata Kunci : Pacitan sub,district,Natural disaster,Eartquake,Tsunami,Community preparedness index,LIPI/UNESCO method,Kecamatan Pacitan,Bencana alam,Gempa bumi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.