Laporkan Masalah

Partisipasi masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan MPA-Phast di Kabupaten Pulang Pisau

WIDODO, Tri, Drs. Suharman, M.Si

2010 | Tesis |

Latar Belakang. Hygiene dan sanitasi lingkungan yang buruk dapat berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat. Agar hal tersebut tidak memberi dampak buruk maka perlu suatu upaya perbaikan. Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau untuk memperbaiki PHBS dengan mengikutsertakan masyarakat dalam meningkatkan hygiene dan sanitasi lingkungan. Melalui program PHBS diharapkan upaya tersebut dapat dilakukan. Di Kabupaten Pulang Pisau persentase PHBS masih rendah (17%). Melalui proyek community water services and health project (CWSHP) dilakukan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan Methodology for Participatory Assessment-Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (MPA-PHAST). Tujuan : penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan PHBS keluarga di desa yang ikut dalam MPA-PHAST dengan keluarga di desa yang tidak ikut MPA-PHAST di Kecamatan Pandih Batu dan Maliku Kabupaten Pulang Pisau. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifkualitatif dengan quasi exsperiment post test with compare group design. Subjek penelitian adalah kepala keluarga atau yang mewakili, laki-laki atau perempuan yang ikut serta dalam kegiatan MPA-PHAST. Besar sampel 294 kepala keluarga (KK) yang diambil secara proporsional random sampling di 8 desa. Empat desa yang mendapatkan MPA-PHAST dan 4 desa yang tidak mendapatkan. Desa tersebut adalah Talio Muara, Talio Hulu, Pangkoh Sari, Pangkoh Hilir (Kecamatan Pandih Batu), Tahai Jaya, Tahai Baru, Buntoi, Maliku (Kecamatan Maliku). Hasil : Menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan PHBS dan perilaku cuci tangan keluarga di desa yang mendapatkan MPA-PHAST dan yang tidak mendapatkan dengan nilai p > 0,05 (0,536 dan 0,050). Ada perbedaan perilaku penyediaan dan penggunaan air bersih, BAB di jamban, sanitasi lingkungan, dan pengetahuan sanitasi lingkungan antara keluarga di desa yang mendapatkan MPA-PHAST dengan yang tidak mendapatkan dengan nilai p < 0,05 (0,000, 0,001, 0,000, dan 0,000). Kesimpulan : Keluarga di desa yang mendapatkan pemberdayaan melalui pendekatan MPA-PHAST, pengetahuan dan perilaku PHBSnya secara umum lebih baik daripada keluarga desa yang tidak mendapatkan.

Background: Poor environmental hygiene and sanitation can bring bad impact to public health. In order to that prevent that efforts for improvement have to be made. An effort that has been made by Pulang Pisau District of Health Office to improve PHBS is involving the community to increase environmental hygiene and sanitation. Through the program of hygienic and healthy behavior (PHBS) it is expected that the efforts can be actualized. At District of Pulang Pisau the percentage of PHBS is still relatively low (17%). Through the project of community water services and health (CWSHP) community empowerment is undertaken using MPA-PHAST approach. Objective: The objective of the study was to identify the difference in PHBS of the family in the village that participated in MPA-PHAST and those that did not receive MPA-PHAST at Sibdistrict of Pandih Batu and Maliku District of Pulang Pisau. Method: The study used quantitative-qualitative approach and quasi experiment post test with compare group design. Subject of the study were heads of the family or their representatives, men and women participating in MPA-PHSI activities. Samples consisted of 294 heads of the family taken with proportional random sampling technique from eight villages; four villages got MPA-PHAST at Subdistrict of Pandih Batu (Talio Muara, Talio Hulu), Subdistrict of Maliku (Tahai Jaya, Tahai Baru) and four villages that did not get MPA-PHAST at Subdistrict of Pandih Batu (Pangkoh Sari, Pangkoh Hilir), Subdistrict of Maliku (Buntoi, Maliku). Result: There was no difference in knowledge on PHBS and behavior of handwashing of the family at the village that got MPA-PHAST and those without MPA-PHAST with p > 0.05 (0.536 and 0.050). There was difference in behavior of clean water provision and use, toileting in the proper place, environmental sanitation, and knowledge about environmental sanitation of the family in the village that got MPA-PHAST and those without MPA-PHAST with p < 0.05 (0.000; 0.001; 0.000; and 0.000). Conclusion : The of family in the village that got empowerment through MPA-PHAST generally better than the family that did not.

Kata Kunci : Hygiene,Sanitasi lingkungan,PHBS,Pemberdayaan,MPA,PHAST, hygiene, environmental sanitation, hygienic and healthy behavior, community empowerment


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.