Laporkan Masalah

Kepercayaan ibu rumah tangga tentang nyamuk aedes dan pencegahan demam berdarah dengue di Kelurahan endemis, Kecamatan Tembalang Kota Semarang

PUJIYANTI, Aryani, Dra. Ira Paramastri, M.Si

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Partisipasi aktif masyarakat di Kota Semarang dalam penyelenggaraan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terutama di luar kondisi KLB sangat sulit dibentuk untuk menjadi suatu kebiasaan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) dan angka bebas jentik yang belum memenuhi indikator nasional 95%. Pemahaman yang kurang tepat mengenai DBD, vektor dan upaya PSN DBD dapat menjadi kendala di dalam pelaksanaan pencegahan DBD. Pemahaman ini berhubungan dengan kepercayaan dan faktor sosial budaya yang ada di masyarakat tersebut.Tujuan Penelitian: Mengeksplorasi kepercayaan ibu rumah tangga tentang nyamuk Aedes yang berpengaruh terhadap praktik pencegahan DBD di kelurahan endemis,Kecamatan Tembalang, Semarang. Metode Penelitian: Penelitian menggunakan metode kualitatif. Rancangan yang digunakan adalah studi kasus. Subjek penelitian adalah ibu rumah tangga berjumlah 17 orang yang dipilih dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui diskusi kelompok terarah, wawancara mendalam dan observasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah triangulasi metode dan member checking. Data dianalisis menggunakan pendekatan content analysis.Hasil: Ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil merasa lebih rentan untuk terkena penyakit DBD. Komunitas akan cenderung memperhatikan keseriusan ancaman DBD saat ada peningkatan kasus di dalam komunitas. Nyamuk Aedes sp lebih dipersepsikan sebagai gangguan daripada vektor penyakit. Hambatan yang muncul dari PSN adalah pelaksanaan yang tidak serentak serta PSN membutuhkan waktu dan tenaga yang khusus,Kesimpulan: Ibu rumah tangga cenderung menggunakan model biomedis untuk memahami tentang penyebab, tanda dan pengobatan stadium lanjut DBD. Persepsi ibu rumah tangga terhadap nyamuk Aedes dipahami sesuai model naturalistik. PSN yang selama ini dianjurkan oleh tenaga kesehatan ternyata tidak sesuai dengan konteks kultur di masyarakat lokal. Salah satu program yang dapat disarankan adalah melalui pelatihan kader untuk mengenali tempat-tempat perkembangan jentik, pengenalan stadium perkembangan nyamuk dan praktik langkah-langkah 3M plus yang benar.

Background: Active community participation in controlling mosquito breeding sites (Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN) in Semarang especially apart from epidemic situation was difficult to be formed as a habit. It was shown by the high incidence of dengue hemorrhagic fever cases and the larva-free rate that haven’t met the national indicator of 95%. The lack of comprehension about DHF, vector and DHF prevention could be barriers in implementation of DHF prevention. This understanding was connected with local belief and social cultural factors in the community.Objective: To explore housewife's belief of Aedes mosquitoes that might affect DHF prevention practice in endemic sub district, Tembalang district, Semarang.Method: Research was conducted with qualitative design, using case study. Subject of the study were 17 housewives which selected with purposive sampling. The data collection was carried out through focus group discussions, indepth interviews and observation. The techniques used to test data validity were triangulation and member checking method. Data were analyzed using content analysis approached.Result: Housewives who had small children felt more vulnerable toward DHF. The community would tend to pay attention to the seriousness of the threat when DHF cases were increased in the community. Aedes sp was more perceived as a nuisance rather than disease vectors. Barriers that arise from PSN were the implementation that was not all together and PSN needed specific time and energy.Conclusion: Housewives tend to use a biomedical model for understanding the causes,signs and treatment of critical stage of DHF. Housewives perception of Aedes could be,explained by naturalistic model. PSN suggested by health practitioners was not suitable with cultural context. A program that could be suggested was a training of cadres to identify mosquito breeding sites, introduction of mosquito-stage development and the correct practice of 3M plus.

Kata Kunci : Demam berdarah dengue, Kepercayaan, Ibu rumah tangga,Aedes, dengue hemorrhagic fever, belief, housewives, Aedes


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.