Laporkan Masalah

Persepsi ukuran tubuh remaja putri dan anemia di Kabupaten Batang Hari

ANDARINI, Sari Yuli, dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, MSc, ScD

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Anemia merupakan masalah gizi utama pada remaja yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya. Anemia dapat disebabkan adanya gangguan makan, terutama pada remaja putri. Pada remaja putri terjadi ketidakpuasan pada bentuk tubuh, sehingga melakukan berbagai cara pengendalian berat badan untuk mengubah penampilan agar tampil lebih menarik. Persepsi pada ukuran tubuh yang tidak tepat mendorong remaja putri untuk membatasi asupan makannya. Perilaku makan ini membuat kelompok remaja putri berisiko mengalami asupan zat besi kurang, yang merupakan penyebab utama anemia. Tujuan: Diketahuinya hubungan persepsi ukuran tubuh, status gizi, dan status ekonomi keluarga dengan kejadian anemia pada remaja putri. Metode: Jenis penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian adalah 82 orang remaja putri umur 15-18 tahun pada sekolah menengah atas di Kabupaten Batang Hari. Penilaian persepsi ukuran tubuh dengan 34 pertanyaan body shape questionnaire dan perilaku makan diperoleh dengan food frequency questionnaire. Hasil: Prevalensi anemia pada remaja putri di Kabupaten Batang Hari sebesar 76%. Ada hubungan antara persepsi ukuran tubuh dengan kejadian anemia. Pada remaja yang merasa bertubuh gemuk kemungkinan ditemukan prevalensi anemia 3,6 kali lebih besar (95% CI: 1,21 - 10,91). Ada hubungan antara status gizi dengan persepsi ukuran tubuh dan kejadian anemia. Anemia lebih banyak 3,8 kali (95% CI: 1,03 - 14,05) ditemukan pada remaja putri yang tidak overweight. Kesimpulan: Remaja putri cenderung memperkirakan secara berlebih ukuran tubuhnya, dan pada kelompok remaja ini kemungkinan akan ditemukan prevalensi anemia lebih besar.

Background: Anemia is a major nutritional problem that can affect one’s growth and development. It usually occurs in adolescents, particularly adolescent girls, due to their eating disorder. Dissatisfaction in body shape drives adolescent girls to do some ways to control their weight in order to gain an ideal and interesting body shape. This frequently leads to a misperception about body measurement that ultimately makes adolescent girls limit their meal intake. This behavior risks them at having insufficient iron intake that becomes a main cause of anemia. Objective: The identified relationship between body shape perception, nutritional status, and family’s economic status and the prevalence of anemia among adolescent girls. Method: An observational study with cross-sectional study design. Subjects were 82 adolescent girls aged 15-18 years old at senior high school in Batang Hari District. The assessment of body shape perception used 34 questions in body shape questionnaire and the assessment of eating behavior used food frequency questionnaire. Results: The prevalence of anemia among adolescent girls in Batang Hari District was 76%. There was a relationship between body shape perception and anemia. In adolescents perceiving that they were fat, the prevalence of anemia was 3.6 times greater (95% CI: 1.21 - 10.91). There was a relationship between nutritional status and body shape perception and anemia. The prevalence of anemia was 3.8 times greater (95% CI: 1.03 - 14.05) found in non overweight adolescent girls. Conclusion: Adolescent girls tended to overestimate their body shape and the prevalence of anemia was likely to be found greater in this group.

Kata Kunci : Persepsi ukuran tubuh,Perilaku makan,Anemia, body shape perception, eating behavior, anemia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.