Laporkan Masalah

KOnservasi kupu-kupu sayap burung semi alami (Ornithoptera spp) di Kampung Dueibey Distrik Minyambow Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat

MOMOT, Rudi, Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut.M.Sc

2009 | Tesis | S2 Magister Managemen Konservasi Sumber Daya Alam

Kupu-kupu mempunyai peranan penting sebagai bioindikator dan juga salah satu serangga yang dapat diperdagangkan. Kupu-kupu Sayap Burung termasuk jenis kupu-kupu yang diminati oleh Eropa dan Amerika. Upaya konservasi kupu-kupu di Pegunungan Arfak meliputi penangkaran sampai penjualan untuk mendapatkan manfaat ekonomis dari kupu-kupu. Kegiatan konservasi seperti ini mampu melestarikan kupu-kupu yang sudah mulai langka dan mencegah masyarakat untuk melakukan eksploitasi berlebihan. Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi habitat dan kerapatan populasi kupu-kupu serta menganalisis aspek ekonomi penangkaran semi alami di Kampung Duiebey, Distrik Minyambow Kabupaten Manokwari. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus –September 2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Pengamatan dilakukan di daerah penyebaran kupu-kupu Sayap Burung. Analisis vegetasi mengunakan petak ukur 20m x 20 m untuk tingkat pohon. Indeks Nilai Penting (INP) dihitung untuk tiap jenis. Keragaman populasi kupu-kupu diukur dengan indek “Shannon”. Aspek ekonomi didapat dengan membandingkan pendapatan dan pengeluaran penangkar kupu-kupu Sayap Burung. Pada penelitian ini ditemukan 78 jenis tanaman dengan didominasi jenis Calophyllum inophylum dengan INP tertinggi. Calophyllum inophylum adalah pohon inang dari tanaman pakan kupu-kupu Ornithoptera. Ditemukan 6 jenis kupu-kupu Sayap Burung dengan indeks keragaman Shannon sebesar 1,54 berarti keragaman jenis kupu-kupu Sayap Burung di CA. Pegunungan Arfak cukup tinggi. Rata-rata manfaat bersih yang diperoleh penangkar adalah Rp. 255.000,- per tahun sedangkan untuk motivator sebesar Rp.300.000,- sampai Rp.360.000,- per tahun. Hasil ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan tunai penangkar kupu-kupu di Kampung Mboiti. Pemerintah daerah, petugas keamanan dan tokoh masyarakat sebaiknya lebih mendukung kegiatan penangkar semi alami kupu-kupu Sayap Burung.

Butterflies have an important role as bioindicator and they are tradable insects. Ornithoptera is as one kind of butterflies which is prefered by Europeans and Americans. Conservation for butterflies in Arfak mountains includes capturing and trading to get economic benefits from butterflies. The conservation is believed to be able to conserve rare butterflies and prevent community to overexploit them. This study mainly aimed at identifying butterflies’ habitat and population density and at analyzing economic aspect of semi-natural capturing in Duibey village, Minyambow Sub-Disrict, Manokwari District. This study was carried out from August to September 2008. The methods employed were observation and interview. Observation was done in spreading area of Ornithoptera. Vegetation analysis used plot 20m x 20m in size for tree level. Critical value index was counted for each type. Population diversity was measured with ‘Shannon’ index. Economic aspect was obtained by comparing Ornithoptera capture income and expense. This study found 78 types of plants with the domination of Calophyllum inophylum with the highest critical value index. Calophyllum inophylum is a host plant from Ornithoptera’s woof or feeding plant. There were six types of Ornithoptera butterflies with Shannon diversity index 1.54, meaning that there was a diversity of Ornithoptera butterflies in CA. Arfak mountains are considered high. The mean of net profit of the butterfly capture was Rp. 255.000,- per year while motivators gained Rp. 300.000,- to Rp. 360.000,- per year. This was much lower than butterfly capture cash income in Mboiti village. Local government, security guards, and community figures should support semi-natural capturing of Ornithoptera butterfly.

Kata Kunci : Konservasi,Kupu,kupu sayap burung,Manokwari,Sosial ekonomi,Bioindikator, conservation, Ornithoptera butterfly, Manokwari, social economy, bioindicator


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.