Analisis spatial dan temporal kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1997-2006

MUKHLISIN, Yusuf, Prof. dr. Sugeng Juwono M., M.Sc, DAPE

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Latar Belakang: Penyakit Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi dengan virus dengue (DEN) yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes (Stegomyia), Sepuluh tahun terakhir penyakit demam berdarah dengue di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada sebanyak 15.279 penderita. Pemetaan spatial dan temporal DBD menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) selama sepuluh tahun terakhir di Provinsi DIY belum pernah dilakukan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model spatial dan temporal penyakit DBD di Provinsi DIY tahun 1997-2006. Metode Penelitian: Sifat penelitian ini adalah observasional dengan analisis spatial dan temporal. Rancangan penelitian adalah survei jangka pendek, sesaat atau cross-sectional untuk mengidentifikasi, menganalisis spasial dan temporal kejadian penyakit demam berdarah dengue di Provinsi DIY. Pemetaan dan analisis data memakai sofware Arcview® Version 3.3. atau ArcGIS version 9.2. Nilai Crosstabs antara angka penderita dengan empat parameter hasil olah komputer program. Parameter penelitian ini adalah angka sebaran penderita DBD, kepadatan penduduk, angka bebas jentik (ABJ), curah hujan dan suhu udara. Wilayah penilitian ini di seluruh Provinsi DIY. Hasil : Selama sepuluh tahun terakhir ada tren peningkatan penyakit DBD tiap 3 tahun di Provinsi DIY, paling tinggi di Kota Yogyakarta. Ada hubungan yang signifikan antara angka penderita dengan kepadatan penduduk (C= 0.827, P= 0.00), penderita dengan ABJ (C=0.866, P=0.00), penderita dengan curah hujan (C=0,566, P=0,02) tidak ada hubungan yang signifikan antara penderita dengan suhu udara (C= 0.484, P=1.00) . hasil perhitungan empat parameter bahwa Kota Yogyakarta memiliki risiko tinggi potensial terjadi penyakit DBD, dengan luas area 3.070,26 hektar (0,98%). Simpulan : Kejadian penyakit DBD di Kota Yogyakarta yang tinggi dipengaruhi oleh Kepadatan penduduk, angka bebas jentik dan curah hujan yang tinggi harkatnya, sehingga dapat ditarik simpulan bahwa potensial terjadi penyakit DBD di Kota Yogyakarta sangat tinggi.

Background: Dengue fever and dengue hemorrhagic fever diseases are infectious diseases caused by dengue virus infected through bites of Aedes (Stegomyia). There are 15,279 DHF patients in Yogyakarta Special Province in the past ten years. Mapping of DHF distribution pattern using geographical information system has never been made. Objective: The study aimed to identify distribution pattern of DHF disease at Yogyakarta Special Province 1997 – 2006. Method: The study was observational which used spatial and temporal analysis and short term survey or cross sectional design to identify, analyze spatial and temporal distribution pattern of DHF disease at the Province of Yogyakarta Special Territory. The mapping and analysis of data used Arcview® version 3.3 or ArcGIS version 9.2 Software. Coefficient contingency weight was processed using computer program. Parameter of the study was distribution rate of DHF patients each year, distribution of population density, larvae absence rate, rainfall and temperature. Result: During the past ten years the distribution of DHF disease was the highest in Yogyakarta Municipality with area 3.070,26 hectars (0,98%). The distribution rate of DHF patients was correlated to the population density (C= 0.827, P= 0.00), The distribution rate of DHF patients was correlated to the larvae absence rate (C=0.866, P=0.00), The distribution rate of DHF patients was correlated to the rainfall (C=0,566, P=0,02), and The distribution rate of DHF patients was not correlated to the temperature (C= 0.484, P=1.00). Conclusion: High distribution pattern of DHF disease at Yogyakarta Municipality was affected by high population density, larvae absence rate and rainfall. Therefore it could be concluded that high population density, larvae absence rate and rainfall meant higher risk for the prevalence of new DHF disease cases at Yogyakarta Municipality.

Kata Kunci : Demam berdarah dengue,DBD,Kepadatan penduduk,Angka Bebas Jentik,ABJ,Curah hujan,Suhu udara,Spatial and temporal,distribution pattern, dengue hemorrhagic fever, population density, larvae absence rate, rainfall, temperature, spatial and temporal analysis