Laporkan Masalah

Analisis kualitas pelayanan Keluarga Berencana dengan kajian khusus pemberian informasi kepada Akseptor di Project SMPFA (Cilacap dan Jepara) dan Non Project SMPFA (Purworejo) di Jawa Tengah

RISNENI R, Prof.dr. Djaswadi Dasuki, MPH.,SpOG(K).,Ph.D

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kes. Ibu dan Anak-Ke

Latar belakang: Penurunan fertilitas di Indonesia belum memberikan kondisi ideal untuk mencapai penduduk tumbuh seimbang karena angka kelahiran total masih lebih tinggi dari 2,1 persen. Program keluarga berencana diperlukan untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang. Sebagai upaya untuk memperbaiki status kesehatan ibu, khususnya ibu hamil dan melahirkan, serta anak yang baru lahir, pemerintah Indonesia melakukan intervensi melalui projek SMPFA. Projek SMPFA ini mempunyai dua ciri yang menjadi keunikan yaitu pendekatan kemitraan dan pendekatan keluarga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas pelayanan keluarga berencana dalam pemberian informasi kepada akseptor di Projek SMPFA dan non Projek SMPFA Metode: Pendekatan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan rancangan penelitian post test only menggunakan data survei SMPFA tahun 2004. Sampel penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun yang menjadi akseptor KB sebanyak 120, non SMPFA sebanyak 150 orang. Alat analisis data yang digunakan adalah uji chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kualitas pelayanan KB yang signifikan antara SMPFA dengan non SPMFA. Hal ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan yang signifikan mengenai iformasi efek KB di SMPFA dengan non SMPFA (χ2=8,353; p=0.004), adanya perbedaan yang signifikan dalam pemberitahuan petugas mengenai cara KB (χ2=45.387; p=0.000), di SMPFA dengan non SMPFA, adanya perbedaan yang signifikan dalam hal informed choice (χ2=34.560; p=0.000), di SMPFA dengan non SMPFA. Kesimpulan: kualitas pelayanan KB dalam pemberian informasi kepada akseptor di SMPFA lebih baik daripada di non SMPFA.

Background: fertility decrease in Indonesia has not given an ideal condition yet to achieve a balanced population growth because the total of birth rate is still higher than 2.1%. Family Planning (FP) programs are needed to create a balanced population growth and, in fact, it is an effective way to improve program performance. The government of Indonesia through interventions of SMPFA project has made some efforts to improve the status of maternal, especially pregnant women, and neonatal health. SMPFA project has two characteristics, that is, partnership and familial approaches. Objective: to find out the difference on the qualities of FP services in information dissemination between FP acceptors in SMPFA and non SMPFA project sites. Method: it was an experimental quasi study with design of post test only using SMPFA survey data in 2004. The samples aged 15-49 years were 120 women of FP acceptors in SMPFA sites and 150 women of FP acceptors in non SMPFA sites. Data analysis tool was chi square test. Results: there were significant differences in the quality of FP services between SMPFA and non SMPFA project sites shown by the differences in the quality of the information on FP impacts (χ2 = 8.353; p = 0.004), the information given by FP providers about contraception methods (χ2 = 45.387; p = 0.000), and respondents’ informed choice of contraceptive method (χ2 = 34.560; p = 0.000). Conclusion: the quality of FP services in information dissemination to FP acceptors in SMPFA project sites was better than that in non SMPFA project sites.

Kata Kunci : Keluarga Berencana,Kualitas Layanan,Project SMPFA, FP program, service quality, information dissemination


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.