Laporkan Masalah

Pengaruh intervensi klinik sanitasi terhadap kualitas Higiene Perseorangan dan sanitasi lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Donggala Kabupaten Donggala

HAERIN, dr. Kristiani, SU

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Kerja (Kesehatan Lingkungan)

Latar Belakang: Penyakit berbasis lingkungan seperti diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit tersebut menempati peringkat atas dari beberapa penyakit utama kunjungan penderita ke sarana kesehatan termasuk di Puskesmas Donggala. Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit berbasis lingkungan harus lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dibanding upaya kuratif-rehabilitatif. Melalui klinik sanitasi keempat upaya tersebut dilakukan secara terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas. Salah satu sasaran program ini adalah terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang berdampak pada peningkatan kualitas higiene perseorangan dan kualitas sanitasi lingkungan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh intervensi program klinik sanitasi terhadap kualitas higiene perseorangan dan sanitasi lingkungan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Donggala Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan post test only with control. Uji Mann Whitney U-Test digunakan untuk menganalisis perbedaan mean kualitas higiene perseorangan dan sanitasi lingkungan antara kelompok intervensi dan kontrol. Hasil: Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kualitas higiene perseorangan kelompok intervensi sebagian besar berada pada kategori sedang dan baik, sedangkan kelompok kontrol sebagian besar rendah. Prosentase masing-masing kelompok berdasarkan kategori baik adalah 46,9% dan 24,5%, kategori sedang 30,6% dan 44,9%, dan kategori jelek 22,4% dan 30,6%. Sedangkan kualitas sanitasi lingkungan sebagian besar berada pada kategori jelek terutama pada kelompok kontrol. Prosentase masing-masing kelompok berdasarkan kategori baik adalah 26,5% dan 10,2%, kategori sedang 26,5% dan 14,3%, dan kategori jelek 46,9% dan 75,5%. Hasil uji beda kualitas higiene perseorangan diperoleh nilai p=0,019, berarti ada perbedaan yang sangat bermakna mean antara kedua kelompok. Hasil uji beda kualitas sanitasi lingkungan diperoleh nilai p=0,002, berarti ada perbedaan yang sangat bermakna mean antara kedua kelompok. Kesimpulan: intervensi klinik sanitasi cukup efektif untuk meningkatkan kualitas higiene peseorangan dan sanitasi lingkungan.

Background: Environment borne disease such as diarrhea is a public health problem in Indonesia. The disease is at the top rank of some major diseases in patients' visit to health facilities including the Health Center of Donggala. Integrated efforts in environmental health and environment borne disease control have to focus more on promotive – preventive than curative – rehabilitative approaches. Through a sanitation clinic the four efforts are made in integration with health service in the primary health care. One of the program targets is the practice of clean and healthy lifestyle which affects the quality of personal hygiene and environmental sanitation. Objective: The objective of the study was to analyze the effect of intervention on sanitation clinic program to the quality of personal hygiene and environmental sanitation of the community at the working area of Donggala Health Center, District of Donggala, Sulawesi Tengah. Method: The study was a quasi experiment with post test only with control design. Mann-Whitney U-test was used to analyze mean difference of the quality of personal hygiene and environmental sanitation between the intervention and control group. Result: The result of descriptive analysis showed that the quality of personal hygiene in the intervention group was mainly of adequate and good category, whereas in the control group was mainly of poor category. The percentage of each group based on good category was 46.9% and 24.5%, adequate category was 30.6% and 44.9%, and poor category was 22.4% and 30.6%. Meanwhile, the quality of environmental sanitation was mainly of poor category, especially in the control group. The percentage of each group based on good category was 26.5% and 10.2%, adequate category was 26.5% and 14.3%, and poor category was 46.9% and 75.5%. The result of difference in the quality of personal hygiene was p=0.019, which meant that there was very significant difference in mean between the two groups. The result of difference in the quality of environmental sanitation showed that p=0.002, which meant that there was very significant difference in mean between the two groups.

Kata Kunci : Perilaku Sehat, Sanitasi Lingkungan, Higiene Perseorangan, sanitation clinic, personal hygiene, environmental sanitation.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.