Laporkan Masalah

Evaluasi respon medis akut pada penanganan korban gempa bumi Bantul 27 Mei 2006 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

BUDIMAN, Sulistyo, dr. Hendro Wartatmo, SpB.-KBD

2008 | Tesis | PPDS I Ilmu Bedah

LATAR BELAKANG: RSUP Dr. Sardjito sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan terutama untuk wilayah Jawa bagian selatan telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun peralatan dan sarana medis. Sebelum bencana gempa bumi terjadi RSUP Dr. Sardjito telah membentuk Tim Penanggulangan Bencana Gunung Merapi. Pusat Komando (Posko) dengan sistem komunikasi dan informasi dua arah serta latihan simulasi dilakukan dengan persepsi terjadinya korban letusan gunung berapi. Bencana gempa bumi 6,2 skala Richter selama 57 detik yang terjadi di Bantul Yogyakarta, Klaten, dan sekitarnya pada Sabtu, 27 Mei 2006 merupakan bencana alam (natural disaster) yang tidak terduga dan banyak menimbulkan kerugian baik, harta, jiwa dan fasilitas umum yang rusak. BAHAN DAN CARA : Dilaporkan penatalaksanaan korban gempa bumi yang datang di RSUP Dr.Sardjito, baik secara langsung maupun rujukan dari Rumah Sakit lain selama 1 minggu sejak terjadinya gempa. Data pasien diperoleh secara primer dengan korban gempa dan secara sekunder melalui catatan medik yang terekam di sekretariat penanggulangan bencana RSUP Dr.Sardjito. HASIL : Telah dilakukan penanganan bagi korban bencana gempa bumi di Bantul Yogyakarta, Klaten, dan sekitarnya di RSUP Dr.Sardjito. Selama 7 hari terdapat 6.891 korban dimana 2.030 pasien dimondokkan dan 4.861 pasien rawat jalan. Korban meninggal saat datang 146 orang dan meninggal di Rumah sakit 96 orang. Korban yang dioperasi sebanyak 1.368 orang meliputi debridement 98 orang (7,16%), Open Reduction Internal Fixation + Open Reduction External Fixation 649 orang (47,44%), Close Reduction 245 orang (17,91%), Laminektomi-stabilisasi 195 orang (14,25 %), Laparatomi 59 orang (4,31%), Water Sealed Drainage 57 orang (4,17%), Rekonstruksi maksilofasial 24 orang (1,75%), Kraniotomi 15 orang (1,10%), Sistostomi 14 orang (1,02%), Skin graff 12 orang (0,88%). KESIMPULAN: Jumlah korban gempa bumi yang datang ke RSUP Dr.Sardjito terbanyak pada 7 hari pertama telah dilakukan respon gawat darurat dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Pasien korban gempa masih terus berdatangan pada hari kedelapan, kesembilan dan seterusanya sebagai fase rehabilitasi dan rekonstruksi yang dirujuk dari Rumah Sakit Daerah. Dalam penanggulangan bencana alam prinsip utama adalah kecepatan penanganan secara tertib dan terpadu sehingga efektif dan efisien, juga diperlukan tindakan yang terkoordinasi dari seluruh instansi terkait, baik pemerintah maupun swasta. Penatalaksanaan korban gempa yang terkoordinasi dengan penunjang managemen (management support) dan penunjang medis (medical support) yang baik, akan dapat memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin sehingga dapat menurunkan morbiditas maupun mortalitas.

Background : Sardjito General Hospital as a center of General Hospital at south of java, has adequate facility as well as human resources development or medical equipment and facility. Before the earhquake disaster, Sardjito General Hospital has found Merapi mountain defense team. The command center with two-way communication and information systems also simulation practice with perception that disaster is happened. 6,2 on Richter Scale earthquake disaster about 57 seconds that happened in Bantul, Klaten and surounding on Saturday 27th May 2006 which include on unexpected natural disaster and causes huge loss of material, soul and general facility. Material and Metode : The managing of the earthquake victims who come in Sardjito General Hospital as well as directly or from the other hospital reference held by a week since the disaster happened, as reported. Patients information primarly got from the victims and secondary got from the medical record which was recorded at Sardjito Hospital defense secretariat. Result : In Sardjito Hospital has managed 6.891 victims during a week, where 2.030 patients hospitallized while another out patient care. The dead victims while come to the hospital was about 146 people and dead in the hospital were 96 people. The victims who has been operated are about 1.368 people include 98 people (7,16 %) debridement, 649 people (47,44 %) open redaction internal and external fixation, 245 people (17,91 %) close reduction, 195 people (14,25 %) laminectomy stabillitation, 59 people (4, 31 %) laparatomy, 57 people (4,17 %) water seal drainage, 24 people (1,75 %) maxillofacial reconstruction, 12 people (0,88 %) skin graft. Conclution : The amount of earthquake victims who come to the Sardjito Hospital mostly at the first week have been trated emergency by using all of the resources, the victims still coming after seventh day as a rehabilitation and reconstruction phase which is reference by the district hospital. In disaster defense the main principal are the velocity, efficacy, acutacy of managing also need coordinated action from tho whole institution as well as government or privately own. Coordinated earthquake victims management with good management and medical support would give maximum services so then could reduce the morbidity and mortality.

Kata Kunci : Manajemen Bencana Alam,Medis,Bencana Alam,Respon Medis, Earthquake, disaster management, disaster medicine


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.