Laporkan Masalah

Kajian risiko Tsunami terhadap bangunan gedung dengan skenario variasi ketinggian Run-Up pada garis pantai :: Studi kasus Kota Banda Aceh, Indonesia

PUTRA, Rudiansyah, Dr. Junun Sartohadi, M.Sc

2008 | Tesis | S2 Magister Geo Informasi dan Penataan Ruang dan M

Bencana tsunami merupakan suatu fenomena alam yang dapat terjadi kapan saja dan tidak dapat diprediksi. Setelah bencana gempabumi dan tsunami 26 Desember 2004, Kota Banda Aceh perlu penataan pembangunan kota yang baik dengan pertimbangan tingkat risiko tsunami. Penelitian ini dilakukan kajian risiko tsunami terhadap bangunan gedung non-hunian di Kota Banda Aceh dengan skenario variasi ketinggian run-up tsunami pada garis pantai. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah pengkajian risiko tsunami berdasarkan skenario variasi ketinggian gelombang tsunami pada garis pantai dengan analisis risiko berdasarkan model spasial bahaya, dan kerentanan bangunan gedung nonhunian di Kota Banda Aceh. Penentuan nilai kerentanan, permodelan run-up, analisis bahaya dan analisis risiko dilakukan dengan pendekatan spasial yaitu aplikasi Penginderaan Jauh (PJ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini memodelkan rambatan genangan tsunami pada Kota Banda Aceh dengan skenario variasi ketinggian run-up pada garis pantai, yaitu 2 meter, 5 meter, 10 meter, 15 meter, 20 meter, dan 30 meter. Penelitian ini mempertimbangkan bangunan gedung non-hunian sebagai element at risk. Dengan penggunaan Sistem Geo-Informasi (PJ-SIG), risiko tsunami dianalisis berdasarkan klas bahaya dan kerentanan bangunan gedung non-hunian. Distribusi klas bahaya ditetapkan berdasarkan distribusi ketinggian tsunami di daratan. Klas kerentanan dianalisis dengan menggunakan metode analisis multi kriteria. Berdasarkan hasil kajian risiko tsunami tersebut, ditunjukkan bahwa akumulasi jumlah bangunan gedung non-hunian yang berisiko di Kota Banda Aceh menunjukkan hubungan yang tidak linear yakni cenderung membentuk kurva S untuk masing-masing skenario variasi ketinggian run-up pada garis pantai.

Tsunami disaster is an unpredictable natural phenomenon that can happen anytime. Tsunami provides more damages in coastal area. After the earthquake and tsunami disaster in 26 December 2004, Banda Aceh City need to be rebuilt by considering the risk level of tsunami. This research aimed to make tsunami risk assessment in non-resident building of Banda Aceh City with vary run-up height at shoreline scenario. The objectives of this research were to assess the tsunami risk base on variation of tsunami height scenario at shoreline. The assessment based on hazard spatial model and non-residential building vulnerability in Banda Aceh City. Determination of vulnerability value, run-up modeling, hazard analysis and risk analysis were conducted based on spatial approach i.e. Remote Sensing (RS) and Geographic Information System (GIS). In this research, the tsunami inundation was modeled in Banda Aceh city with variation of run-up height scenarios, i.e. 2 meter, 5 meter, 10 meter, 15 meter, 20 meter, and 30 meter. This research considered the non-residential building as element at risk. Using geo-information (RS/GIS), the tsunami risk analysis was based on hazard, and vulnerability of non-residential building. Determination of hazard class was based on run-up height spatial distribution in land. Vulnerable class was analyzed by using multi criteria analysis. Vulnerability levels of non-residential building in research area were very high, high, medium, and low vulnerable. Accumulation of non-residential building risk versa run-up height had non linear relationship in Banda Aceh city; it was tended to S curve for each run-up height scenarios.

Kata Kunci : Bencana Alam, Resiko Tsunami, Bangunan Gedung, tsunami risk, tsunami inundation model, non-residential building, RS-GIS, building vulnerability.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.