Laporkan Masalah

Perlawanan petani atas struktur penindasan :: Studi proses dan strategi organisasi tani lokal kelompok tani organik "Nusa Indah" Kudus dalam pengamanan harga gabah

SUGIANTO, Muchammad, Drs. Rahardjo, M.Sc

2007 | Tesis | S2 Sosiologi

Anjloknya harga gabah pada saat musim panen raya merupakan masalah yang telah lama melekat pada sektor pertanian dan masih menjadi momok bagi petani. Merosotnya harga gabah utamanya terjadi pada panen raya MT I yang bertepatan pada musim penghujan. Musim panen pada musim penghujan merupakan kondisi yang sama sekali tidak menguntungkan petani, dampaknya gabah harus segera dipanen karena kalau tidak gabah bisa rusak kualitasnya, bahkan jika keadaannya sudah tua setelah dipanen dan tidak segera dikeringkan maka gabah ini akan segera tumbuh. Dampak tragis bagi petani, mereka tidak mempunyai nilai tawar dihadapan pasar. Nilai keuntungan dari hasil usaha tani adalah selisih antara harga input dan output produk yang dapat dihasilkan, oleh karena itu petani juga mencari strategi bagaimana meminimalisir pengeluaran input pertanian sementara itu mampu memaksimalkan keuntungan outputnya pada jumlah maksimal yang dihasilkan dan stabilnya harga jual di pasaran. Berangkat dari latar belakang tersebut, obyek penelitian ini adalah: bagaimana proses dan strategi organisasi tani lokal kelompok tani organik Nusa Indah di Kudus dalam memperjuangkan pengamanan harga gabah, baik dengan cara-cara kultural (teknologi tanam) ataupun cara-cara struktural dengan menggandeng beberapa stake holder bagi mereka. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi bercorak etnometodologi mengacu pendapat Coulon yakni penelitian yang banyak menampakkan keseharian subyek yang diteliti. Dari hasil temuan di lapangan, peneliti mendapatkan respon petani atas persoalan gabah tersebut dengan mulai mengetrapkan pertanian organik yang memiliki pangsa pasar tersendiri. Disamping itu juga merubah budaya panen dengan sistem tunda jual, bekerja sama dengan KTNA dalam menjaring pembeli gabah dari Jakarta dan Karawang, mengakses program resi gudang 2008, kemitraan dengan UD penggilingan padi dengan alat pengering modern. Sementara itu program pemerintah berupa DPM-LUEP ternyata belum efektif menekan anjloknya harga gabah karena terjadi penyimpangan prosedur yang dilakukan oleh pengusaha penerima dana DPMLUEP. Melalui KTNA, petani juga menyuarakan suaranya di media massa lokal menolak segala bentuk import beras karena sangat merugikan petani. OTL juga mengusulkan kepada eksekutif dan legislatif Pemkab agar persoalan gabah diselesaikan dengan mekanisme yang lebih baik. Sebagai kata akhir, peneliti menyadari bahwa data-data yang disajikan masih belum sempurna namun setidaknya mencoba menyajikan realita permasalahan komunitas pertanian yang ada di sekitar kita, untuk penjelasan selengkapnya silahkan membaca..

The breakout the price of shell of rice at the time of great crop season is problem which stripper has sticks at agricultural sector and still becoming bogey for farmer. Declines it the price of main shell of rice happened at great crop of MT I is justing at rain season. Crop season at rain season is condition of which is totally not profits farmer, affected it shell of rice must soon is harvested by if not shell of rice can be destroy its(the quality, even if its(the situation have been old after harvested and not soon is dried hence this shell of rice would soon grows. Tragic impact for farmer, they don't have value to bargain fore part by market. Advantage value from result of farming is difference between the price of inputs and product output which can be yielded, therefore farmer also looks for strategy how to reduce expenditure of agricultural input meanwhile can maximize advantage of its(the output at maximum amounts yielded and stable of selling price in marketing. Leaves from the background, this research object is: what process and organization strategy of local farmer organic farmer group “Nusa Indah” in Kudus in fighting for security of the price of shell of rice, good in the way of cultural (technological planted) and or structural ways by holding mutually some stake holder for they. This research use qualitative method with approach of phenomenology is having pattern etnometodology to refer opinion Coulon namely research which many showing all day long subject that is accurate. From result of finding in field, researcher gets farmer response to problem of the shell of rice by starting implicated organic farming having separate market share, side that also changes crop culture with delay system sells, works along with KTNA in neting shell of rice buyer from Jakarta and Karawang, access warehouse scrip certificate program 2008, partnership with UD hulling of paddy by modern dryer. Meanwhile governmental program in the form of DPM-LUEP simply has not is effective depress the breakout the price of shell of rice because happened deviation of procedure done by fund receiver entrepreneur DPM-LUEP. Pass KTNA, farmer also voices the voice in local mass media refuses all kind of rice import because hardly harms farmer. OTL also proposes to executive and legislative of Pemkab that problem of shell of rice is finalized with better mechanism. As end word, researcher realizes that data presented that there are still in rough but at least tries presents reality problems of the agriculture community around us, for explanation of as complete please read.

Kata Kunci : Petani dan Politik Harga Gabah,Strategi Organisasi Lokal,organization of local farmer, the price of shell of rice, social movement


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.