Laporkan Masalah

Pengaruh pemberian suplemen Honey Bee Pollen dan Ferrous Sulphate Syrup terhadap peningkatan status gizi balita yang menderita anemia di daerah endemis malaria Kota Jayapura Propinsi Papua :: Kajian pada asupan makanan berat badan dan kadar hemoglobin

HUWAE, Wilma, Prof.Dra. Wiryatun Lestariana, Apt.,SU

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Gizi dan Kesehatan)

Latar Belakang : Anemia gizi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hasil Nutrition surveillance system (NSS) yang dilakukan pada tahun 2000, prevalensi anemia pada anak usia 6 – 23 bulan terbanyak di Lombok (NTB) sebanyak 81%. Dari laporan Unicef 2006 diketahui estimasi prevalensi defesiensi besi pada balita dibawah 5 tahun sebanyak 48%. Data survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 1995 menggambarkan tingkat prevalensi anemia untuk propinsi Irian Jaya berkisar 40% dan pada tahun 2001 prevalensi anemia pada balita 48,1%. Program suplementasi Fe dalam skala besar untuk penanggulangan anemia telah dilakukan kepada ibu hamil maupun balita yang menderita anemia. Honey bee pollen adalah salah satu suplemen dengan komposisi asam amino, mineral , enzim dan vitamin yang juga berperan dalam pembentukan hemoglobin. Tujuan : Untuk mengkaji pengaruh pemberian suplemen Ferrous Sulphate dan Honey bee pollen terhadap asupan makanan,peningkatan berat badan dan peningkatan kadar hemoglobin pada balita yang menderita anemia. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian uji klinis acak terkontrol atau randomized controlled trial (RCT). Penelitian dilakukan di kota Jayapura,kabupaten Jayapura propinsi Papua. Populasi penelitian ini adalah balita yang datang ke posyandu, subyek penelitian adalah anak balita yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel 108 sampel.Ditentukan dengan sistem random sampling. Asupan gizi dikumpulkan dengan metode recall 24 jam selama 3 hari berturut-turut sebelum dilakukan intervensi dan 3 hari berturut-turut sesudah dilakukan intervensi. Data berat badan didapatkan dengan penimbangan berat badan anak balita yang hasilnya dibandingkan dengan standard baku anak laki-laki dan perempuan menggunakan Z-score. Kadar Hemoglobin diperoleh dari pengukuran darah dengan metode cyanmethemoglobine. Pemeriksaan mikroskopis malaria (parasitemia) diukur dari jumlah parasit/ 200 leukosit. Hasil yang diperoleh diuji dengan t-test . Hasil : Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara suplemen Ferrous Sulphate dengan Honey bee pollen pada peningkatan asupan makanan (P=0,000) kecuali pada zat gizi vitamin C (P=0.387), ada perbedaan yang bermakna pada peningkatan berat badan (P=0.001) dan tidak ada perbedaan yang bermakna pada peningkatan kadar hemoglobin, tetapi jika dilihat dari delta antara 2 kelompok maka delta sesudah intervensi pada kelompok Honey bee pollen lebih tinggi daripada kelompok Ferrous Sulphate. Kesimpulan : Ada perbedaan yang bermakna pada peningkatan asupan makanan kecuali pada zat gizi vitamin C dan ada perbedaan yang bermakna pada peningkatan berat badan. Tidak ada perbedaan yang bermakna pada peningkatan kadar hemoglobin tetapi jika dilihat dari delta sesudah intervensi, delta kadar hemoglobin pada suplemen Honey bee pollen lebih tinggi daripada Ferrous Sulphate syrup.

Background: Until today anemia is a health problem in Indonesia. The result of nutrition surveillance system 2000 shows that the highest prevalence of anemia among children of 6 – 23 months old occurs in Lombok (81%). The report of Unicef 2006 indicates that the estimate of iron deficiency prevalence among children under five is 48%. Data of household health survey shows the prevalence of anemia in the Province of Irian Jaya is 40% in 1995 and 48.1% in 2001. The program of Fe mass supplement to overcome anemia has been implemented to both pregnant mothers and children under five suffering from anemia. Honey bee pollen is one of supplements containing amino acid, mineral, enzyme and vitamin which can form hemoglobin. Objective: To assess the effect of the supply of ferrous sulphate and honey bee pollen to food intake and increase of nutrition status of children under five suffering from anemia. Method: The study was experimental with randomized controlled trial design. It was carried out in Jayapura Municipality, District of Jayapura, Papua. Population of the study were children under five visiting integrated health service post and the subject were those fulfilling inclusion and exclusion criteria. There were as many as 108 samples randomly by taken. Data of nutrition intake were obtained through 24 hour recall for 3 days consecutively before intervention and 3 days consecutively after intervention for 3 months. Data of nutrition status were obtained through weight measurement and the result was compared with standard for boys and girls using zscore. Hemoglobin level was obtained from blood measurement using cyanmethemoglobin method. Parasitemia examination was measured from the amount of parasit / 200 leucocyte. The result was analyzed with t-test. Result: The result of the study showed that there was significant difference in the supply of ferrous sulphate and honey bee pollen to increase of nutrition status with p=0.001 except in vitamin C nutrient (p=0.387). There was significance difference in weight increase and there was no significant difference in hemoglobin level. However, if observed from the delta of the 2 groups the delta after intervention in the group supplied with honey bee pollen was higher than in the group with ferrous sulphate. Conclusion: There was significant difference in increase of food intake except in vitamin C nutrient and there was significant difference in weight increase. There was no significant difference in increase of hemoglobin level. However, if viewed from the delta after intervention the delta hemoglobin level was higher in honey bee pollen than in ferrous sulphate syrup.

Kata Kunci : Gizi Balita,Anemia,Endemis Malaria, ferrous sulphate, honey bee pollen, food intake, nutrition status, hb level


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.