Laporkan Masalah

Studi geokronologi magmatisme berdasarkan penanggalan K-AR dan Biostratigrafi daerah pegunungan selatan dan Kulon Progo Provinsi Jawa Tengah-Yogyakarta-Jawa Timur

AKMALUDDIN, Dr. Agung Harijoko

2007 | Tesis | S2 Teknik Geologi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan aktivitas magmatisme di daerah penelitian berdasarkan data penanggalan kalium argon dan biostratigrafi dan pengaruhnya terhadap rekaman stratigrafi. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder, pengamatan dan analisis laboratorium. Sampel yang dianalisis berupa batuan beku dan sedimen karbonat. Penentuan umur batuan beku dari batuan intrusi maupun ekstrusi dilakukan dengan metode penanggalan kalium argon (K-Ar). Sedangkan untuk batuan yang tidak dimungkinkan menggunakan penanggalan radioaktif digunakan metode analisis paleontologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa magmatisme di Pegunungan Selatan dan Kulon Progo terjadi secara terus menerus. Dari delapan (8) sampel penanggalan radiometri dengan Kalium Argon menggunakan mineral terpilih dan analisis biostratigrafi, maka dapat dibuat geokronologi magmatisme : Miosen Tengah dengan umur 12.4 ± 0.7 jtl (Borobudur), 12.5 ± 0.9 jtl (Selogiri) dan 11.9 ± 0.7 jtl (semin). Miosen Akhir dengan umur 9.6±0.3 jtl (Ponorogo). Magmatisme Pliosen terwakili dengan adanya endapan tuf pada Formasi Kepek dan Sentolo, termasuk dalam zona N20 (foraminifera) dan NN15 ( Nannofosil). Magmatisme Kuarter diwakili oleh sampel dari Ngebel G. Wilis, Selatan G. Lawu (0.078 ±0.35 jtl) dan Tenggara G. Lawu (0.298 ±0.37 jtl). Ada tiga (3) zona kompleks gunungapi Tersier di daerah penelitian, yaitu: Kompleks Borobudur (Miosen Tengah), Kompleks Selogiri (Miosen Tengah) dan Kompleks Ponorogo (Miosen Atas). Melihat tingginya aktivitas magmatisme sejak Tersier hingga Kuarter maka disarankan kemungkinan adanya perubahan tatanan stratigrafi dengan menambahkan satuan litodemik.

The aim of the research is to identify magmatic event base on kalium argon dating and biostratigraphy data. K-Ar dating was done on minerals (hornblende or plagioclase) separated from the rocks. The mineral separation works consist of crushing the samples, sieving, washing, hand picking, and acid treatment. A weight of about 1 gr separate minerals is needed for each sample. Sample number 040822-04B was dated twice, using hornblende and plagioclase respectively. Carbonate rock from Kepek and Sentolo Formation was done biostratigraphy analysis to know relative ages. The result of this research are can divided geochronology of magmatic event into : Middle Miocene 12.4 ± 0.7 Ma (Borobudur), 12.5 ± 0.9 Ma (Selogiri) and11.9 ± 0.7 Ma (semin). Late Miocene 9.6±0.3 Ma, taken location in Ponorogo. Pliocene Epoch represented by tuff exposure in Kepek and Sentolo Formation, while age identified by biostratigraphy analysis are N20 zone by foraminifera and NN15 zone by Nannofosil. Quaternary magmatism represented by sample from Wilis volcano and Lawu Volcano, while the ages are 0.078 ±0.35 Ma and 0,298 ±0.37 Ma, both sample from Lawu volcanoes. The results of K-Ar dating from eight (8) samples show that three (3) volcanic centers are identified at the Southern Mountains area and Kulon Progo as Tertiary volcanic belts and the Quaternary volcanic belt. The ages volcanic centers are 12.4 ± 0.7 Ma for Borobudur, 12.5 ± 0.9 Ma to 11.9 ± 0.7 Ma for Selogiri, and 9.6 ± 0.3 Ma for Ponorogo. Southern Mountains and Kulon Progo identified that volcanic activities continues from Tertiary until Quaternary. According volcanic activities in Southern Mountain and Kulon Progo area, suggested to review stratigraphy of Southern Mountains and Kulon Progo

Kata Kunci : Magmatisme,K,Ar dan Biostratigrafi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.