Laporkan Masalah

Uji banding Tramadol 1 mg/kgbb dan Tramadol 0,25 mg/kgbb bolus intravena dalam mencegah Shivering pasca anestesi spinal pada seksio sesaria

FAUDI, Muhammad Yani, Dr. Yusmein Uyun, SpAn

2006 | Tesis | PPDS I Anestesiologi dan Reanimasi

Shivering pasca anestesi merupakan komplikasi yang biasa terjadi pada anestesi spinal. Insidensi terjadinya shivering pasca anestesi regional kurang lebih 39 %. Kecuali tidak nyaman bagi pasien, kompliksai – komplikasi yang diakibatkan adalah peningkatan kecepatan metabolisme sampai 200 – 500%, peningkatan konsumsi oksigen sampai 400%, menyebabkan hipoxemia arteri, asidosis laktat, peningkatan tekanan intrakranial dan tekanan intraokuler dan meningkatnya nyeri pasca bedah akibat regangan luka pada pembedahan. Pemberian tramadol 1mg/kgbb telah diketahui efektif dalam mengatasi shivering. Tujuan penelitian untuk membandingkan tramadol 1 mg/kgbb dengan tramadol 0,25 mg/kgbb bolus intravena dalam mencegah shivering selama anestesi spinal pada seksio-sesaria. Rancangan penelitian ini adalah studi randomized controlled trial. Subyek penelitian adalah pasien-pasien yang menjalani operasi seksio-sesaria di bedah sentral RS Dr. Sardjito, RSU PKU Temanggung usia antara 18-40 tahun dengan status fisik ASA I dan ASA II. Subyek ditetapkan menjadi 2 kelompok yang sama yaitu 40 pasien menjadi kelompok A dan 40 pasien menjadi kelompok B. Setelah dilakukan spinal Anestesi pasien dibaringkan posisi supine kemudian tramadol disuntikan. Kelompok A mendapat pengobatan tramadol 0,25mg/kgbb secara bolus intravena kelompok B mendapat pengobatan tramadol 1mg/kgbb. Pengukuran hasil berdasarkan pada muncul tidaknya shivering. Shivering terjadi pada 6 pasien (15%) untuk kelompok A sedangkan kelompok B ada 1 (2,5%) secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Kesimpulannya adalah tramadol 1 mg/kgbb bolus intravena lebih efektif dalam mencegah shivering selama anestesi spinal pada operasi seksio sesaria

Shivering postanesthesia is one of the most common complications of spinal anesthesia. Incident of shivering under regional anesthesia approximately 39%. It causes distress to patient , may also increase metabolic rate by up to 200- 500%,increase oxygen consumption to 400%, induced arterial hypoxemia and lactic acidosis, increase intraoccular pressure,intracranial pressure and aggravates wound pain by stretching incisions. Tramadol in dose 1 mg/kgbw iv has been shown to be effective in the treatment of shivering. The objectives of this study were to compare tramadol 1 mg/kgbw with tramadol 0,25 mg/kgbw intravenous in prevention shivering post spinal anesthesia for caesarean section. The study design is randomized controlled trial. The subject of the study were patients of RS Dr. Sardjito, RSU PKU Temanggung undergoing caesarean section, between age 18 to 40-year old with physical status ASA I and ASA II. They divided into: Group A and Group B. The number of each group are 40 patients. After performed spinal anesthesia patient in supine position and than injected tramadol. Group A received tramadol 0,25 mg/kgbw intravenous and group B received tramadol 1 mg/kgbw. The measurement of outcome is based on present of shivering. Shivering occurred in 6 patients (15%) in group A compared with 1 patient (2,5%) in group B, that′s significant statistically (p<0.05). Conclusion tramadol 1mg/kgbw intravenous more effective to the prevent of shivering during spinal anesthesia for caesarean section.

Kata Kunci : Anestesi Spinal,Seksio Sesaria,Shivering,Tramadol, Spinal anesthesia; shivering; tramadol; caesarean section


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.