Laporkan Masalah

Estimasi matriks asal tujuan berdasarkan informasi arus lalulintas untuk pemodelan transportasi

IRAWAN, Muhammad Zudhy, Prof.Dr-Ing.Ir. Ahmad Munawar, M.Sc

2007 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Matriks asal tujuan merupakan suatu data yang sangat penting dalam melakukan perencanaan dan pemodelan transportasi pada suatu wilayah studi. Penggunaan survai wawancara di tepi jalan untuk mendapatkan matriks asal tujuan membutuhkan biaya dan tenaga yang banyak, waktu yang lama dan mengganggu lalulintas. Penggunaan data arus lalulintas untuk mendapatkan matriks asal tujuan merupakan suatu metode yang efektif, ekonomis dan memiliki tingkat kehandalan yang tinggi karena data arus lalulintas sangat mudah untuk didapatkan. Pada penelitian ini, digunakan metode entropi maksimum untuk mengestimasi matriks asal tujuan dari data arus lalulintas. Proses awalnya dengan membuat suatu jaringan sederhana yang kemudian dicoba diterapkan di Kawasan Wirosaban Yogyakarta. Program yang digunakan untuk mengestimasi matriks asal tujuan adalah SATURN 9.2. Sedangkan Program EMME/2 digunakan untuk melakukan pemodelan transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai matriks asal tujuan yang dihasilkan perangkat lunak SATURN 9.2 pada jaringan sederhana sangat berbeda dengan nilai matriks asal tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan cara random. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan dari fungsi entropi itu sendiri, tidak dimasukkannya prior matrix dalam mengestimasi matriks asal tujuan yang baru, serta pengaruh pemilihan rute dengan metode keseimbangan. Meskipun demikian, data arus lalulintas yang dihasilkan akan sama dengan data arus lalulintas awal. Sedangkan pada penerapan data lapangan, ketidaksamaan arus model dengan arus lalulintas di lapangan lebih disebabkan karena faktor ketidakkonsistenan surveyor dalam menjumlahkan arus lalulintas pada setiap ruas dalam wilayah studi. Pemberlakuan skenario berupa pembatasan kapasitas pada Jl. Tri Tunggal akibat adanya gempa bumi di Yogyakarta tidak akan memberikan dampak kemacetan pada ruas-ruas jalan di sekitarnya yang dibuktikan dengan masih rendahnya nilai derajat jenuh pada ruas-ruas jalan yang lain setelah diberlakukan skenario tersebut.

An Origin Destination Matrix is a fundamental input in designing and transport modeling of a study area. The use of road side interview survey to get Origin Destination Matrix is very expensive, labour intensive and time disruptive to trip makers. The use of traffic count data to get Origin Destination Matrix is an economic and effective estimate method, have a good data, and easy to collect. In this reseach, a maximum entropy method is employed to estimate Origin Destination Matrix from traffic count. The first procces is carried out by building a simple artificial data to know the value of Origin Destination Matrix and then Wirosaban Area is used to assembly in the real situation. SATURN 9.2 is used to estimate Origin Destination Matrix from traffic count and EMME/2 is used to make transport modeling. It was found that Origin Destination Matrix in simple artificial data from SATURN 9.2 is different from prior matrix. It is caused by the limitation of entropy function, estimation Origin Destination Matrix without prior matrix, and influence from traffic assignment with equilibrium method. Although the value of origin Destination Matrix from SATURN 9.2 is different from prior matrix, the traffic flow value is the same. In the real situation, the difference between model flow and real flow is caused by inconsistency surveyor when calculate the traffic flow. The use of limitation capacity in Tri Tunggal bridge because of the May 27, 2006 earthquake didn’t impact any congestion to other streets in the study area. It is showed by saturation degree value that it is still low after the scenario.

Kata Kunci : Perencanaan Transportasi,Estimasi,Pemodelan, estimate, modeling, maximum entropy, SATURN 9.2, EMME/2


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.