Laporkan Masalah

Vulnerability asset recovery after fire disaster :: Case study Kelurahan Kota Bambu Utara and Jati Pulo, Kecamatan Palmerah, West Jakarta, Indonesia

SADIKIN, Agus Okalaksana, Ir. Kawik Sugiana, M.Eng.,Ph.D

2006 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Due to Local Government limitations, the recovery after fire disasters in the city is not one of the government’s main considerations. Thus, households must struggle to recover by themselves. This Thesis tries to explore how people as victims recover after fire disaster. The research framework mostly uses the work by Moser (1998) which is supported by the Sustainable Livelihood Approach Framework. Using qualitative and quantitative methods, the research found that the assets most influenced by the disaster were the physical assets. Thus, to recover them, people mostly used financial asset (debts/loans and savings). Unfortunately, the debt/loan was not part of their original assets. They had to borrow it from other source. As a guarantee they needed to use other assets such as Physical, Labour and Social Capital. The research also found that because the case was not a big issue, there were no many institutions involved. Local government and other institutions only helped them in the short term. They helped the victims equally and did not consider the most vulnerable groups.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para korban bencana kebakaran di Kelurahan Kota Bambu Utara dan Jatipulo memulihkan aset mereka (terutama aset fisik, yaitu rumah). Pemulihan tersebut lazimnya merupakan tanggung jawab penuh dari para korban bencana tersebut. Pemerintah (baik pusat maupun daerah) tidak memberikan perhatian utama kepada pemulihan korban bencana kebakaran disebabkan oleh ketebatasan dana anggaran yang ada. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, metoda yang digunakan merupakan gabungan antara metoda kuantitatif dengan kualitatif. Berdasarkan metoda tersebut didapat hasil mengenai aset yang hilang dalam kebakaran dan juga aset yang masih mereka miliki setelah kebakaran tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aset yang digunakan oleh para korban untuk membangun rumah-rumah mereka terutama adalah aset financial yaitu hutang maupun tabungan. Sayangnya, hutang bukan merupakan aset yang benar-benar mereka miliki. Mereka memerlukan aset pendukung untuk mendapatkan hutang. Diperlukan garansi seperti: tanah, pekerjaan maupun hubungan sosial dengan berbagai pihak. Penelitian juga menemukan bahwa tidak banyak institusi yang mendukung korban bencana ini. Bantuan-bantuan yang ada hanya merupakan bantuan yang sifatnya jangka pendek. Institusi yang terlibat tidak mempunyai program jangka dalam pemulihan lingkungan di kawasan kebakaran ini. Bantuan-bantuan yang ada dilakukan dengan memperlakukan korban secara sama, tidak ada perlakuan secara khusus bagi warga yang miskin yang masih memerlukan bantuan jangka panjang

Kata Kunci : Bencana Kebakaran,Peran Pemerintah,Aset, Asset, vulnerability, Livelihood, Governance, Institution


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.