Laporkan Masalah

Pengaruh rasio kecukupan modal terhadap perilaku pengambilan risiko pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

SALEH, Taufik, Mamduh M. Hanafi, Dr.,MBA

2006 | Tesis | Magister Manajemen

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio kecukupan modal terhadap perilaku pengambilan risiko pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dalam membuktikan pengaruh tersebut peneliti mengembangkan model persamaan simultan Shrieves dan Dahl (1992) dengan menambahkan dua variabel yang masing-masing mewakili kemampuan manajemen dalam mengelola risiko dan perhatian pemegang saham dalam menambah modal. Dalam pengujian model, peneliti menggunakan data kinerja keuangan rata-rata BPR di Propinsi DIY selama periode 1999-2005. Melalui pengujian dengan menggunakan prosedur Two Stage Least Square (2SLS), diperoleh hasil bahwa perubahan rasio kecukupan modal berpengaruh negatif terhadap perubahan tingkat risiko. Berdasarkan hasil tersebut, BPR yang secara konsisten mencatat peningkatan rasio kecukupan modal akan cenderung memiliki perilaku pengambilan risiko yang lebih berhati- hati, sehingga tingkat risiko menjadi lebih rendah. Temuan penting lainnya adalah bahwa volume usaha, ROA, kondisi rasio kecukupan modal pada periode sebelumnya, dan perhatian pemegang saham dalam menambah modal disetor berpengaruh terhadap perubahan rasio kecukupan modal. Sebaliknya, ketentuan mengenai persyaratan modal minimum tidak berpengaruh terhadap rasio kecukupan modal maupun tingkat risiko BPR.

The primary purpose of this paper is to examine the impact of capital adequacy ratio on risk taking behavior of the rural banks. Building from previous model developed by Shrieves and Dahl (1992), I set up the simultaneous equations model by adding two variables to capture bank risk management condition and paidin capital increase by shareholders, respectively. To estimate the equations, I use average financial performance data of the rural banks in Yogyakarta Special Province during the period 1999-2005. By using Two Stage Least Square (2SLS) procedures, the results indicate that changes in capital adequacy ratio and risk taking level were negatively related over the period studied. Based on this finding, rural bank that recorded increase in capital adequacy ratio consistently tend to be more prudent in risk taking behavior so that risk level will be lower. The results also reveal another important finding that bank size (total assets), Return on Assets (ROA), previous capital adequacy ratio level, and paid-in capital increase by shareholders have significant impact on changes in capital adequacy ratio. Contrary, minimum capital adequacy ratio regulation was ineffective in raising rural banks capital adequacy ratio.

Kata Kunci : Rasio Kecukupan Modal,Perilaku Pengambilan Risiko,Bank Perkreditan rakyat, Two Stage Least Square, Capital Adequacy Ratio, Risk Taking Behavior, Bank Perkreditan Rakyat (rural bank), Two Stage Least Square (2SLS).


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.